Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh James Banks

Percakapan dengan Diri Sendiri

Pernahkah Anda berbicara dengan diri Anda sendiri? Terkadang saat saya sedang mengerjakan sesuatu—biasanya ketika memperbaiki mobil—saya merasa terbantu dengan berpikir sambil berbicara selagi saya mencari tahu cara terbaik untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Namun tentu saya merasa malu apabila percakapan dengan diri sendiri itu didengar orang lain—walaupun berbicara dengan diri sendiri adalah hal yang dilakukan kebanyakan dari kita setiap hari.

Rindu Pulang

Istri saya memasuki kamar dan melihat saya sedang melongokkan kepala ke dalam lemari pada jam kuno berukuran besar yang ada di situ. Ia bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” “Bau jam ini seperti bau rumah orangtuaku,” jawab saya dengan malu-malu, sembari menutup pintu lemari pada jam itu. “Rasanya seperti pulang ke rumahku sendiri.”

Kasih Setia

Baru-baru ini dalam sebuah penerbangan, pesawat kami mengalami pendaratan yang kurang mulus. Pesawat itu mengguncang kami ke kiri dan ke kanan di sepanjang landasan. Sejumlah penumpang terlihat sangat tegang, tetapi ketegangan itu segera mereda ketika dua gadis kecil yang duduk di belakang saya berseru-seru, “Asyik! Lagi dong!”

“Telah Kaudoakan Kepada-Ku”

Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kekhawatiran Anda? Akankah Anda memendamnya, atau justru mengungkapkannya?

Yang Terbaik Masih akan Dijelang

Apakah masa-masa terbaik dalam hidup Anda sudah terjadi di masa lalu atau baru akan Anda jelang di masa depan? Cara pandang kita terhadap kehidupan—dan jawaban atas pertanyaan tadi—dapat berubah seiring waktu. Semasa muda, kita melihat ke masa depan dan ingin segera tumbuh dewasa. Setelah kita dewasa dan bertambah tua, kita merindukan masa lalu dan ingin menjadi muda lagi. Namun saat kita berjalan bersama Allah, berapa pun usia kita, masa-masa terbaik itu masih akan kita jelang!

Pemberian dan Sang Pemberi

Itu hanya sebuah gantungan kunci. Lima buah kotak kecil yang dijalin satu dengan tali sepatu. Gantungan itu diberikan putri saya beberapa tahun lalu ketika ia masih berusia tujuh tahun. Sekarang talinya sudah koyak dan kotak-kotaknya sudah terkelupas, tetapi kata-kata yang tertera di situ tidak pernah usang: “I DAD” (Aku Sayang Ayah).

Datang Kembali!

Ketika kami tengah mengalami saat-saat sulit dengan putra kami, seorang teman menemui saya seusai kebaktian di gereja. “Aku ingin kamu tahu, tiap hari aku mendoakanmu dan putramu,” katanya. Lalu ia menambahkan: “Aku merasa begitu bersalah.”

Menanti Jawaban

Ketika putri kami berusia 15 tahun, ia kabur dari rumah. Ia pergi selama lebih dari 3 minggu—3 minggu terpanjang dalam kehidupan kami. Kami mencarinya ke pelbagai tempat dan meminta bantuan penegak hukum dan kawan-kawan kami. Sepanjang hari-hari yang sulit itu, saya dan istri belajar pentingnya menantikan Allah dalam doa. Kami telah kehabisan kekuatan dan sumber daya. Kami harus mengandalkan Allah.