Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh James Banks

Jadikan Setiap Momen Berarti

Kedua jarum jam saku yang tersimpan di arsip perpustakaan Universitas North Carolina menyimpan kisah menyedihkan. Jarum-jarum jam itu berhenti pada pukul 8:19:56, yaitu tepat saat pemiliknya, Elisha Mitchell, jatuh tergelincir dan tewas di air terjun Pegunungan Appalachian, pada pagi hari tanggal 27 Juni 1857.

Tanda Saksi

“Lihat itu?” tukang reparasi jam mengarahkan cahaya senternya ke sebuah goresan kecil yang diukir dengan kasar di bagian dalam jam besar kuno yang ada di rumah kami. “Kemungkinan goresan itu dibuat oleh tukang reparasi seabad lalu,” ia menjelaskan. “Goresan itu disebut ‘tanda saksi’, dan tanda itu membantu saya mengetahui cara mengatur mekanisme jam ini.”

Dikuatkan di dalam Allah

Langston Hughes adalah pekerja restoran di sebuah hotel yang bercita-cita menjadi penulis. Suatu hari pada tahun 1925, Hughes mendengar penyair idolanya, Vachel Lindsey, sedang menginap di sana. Dengan malu-malu Hughes pun memberikan beberapa lembar puisi karyanya kepada Lindsey. Di kemudian hari, Lindsey memuji-muji puisi Hughes di depan umum. Pujian itu membuat Hughes mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di sebuah universitas, yang kemudian menolongnya meraih sukses dalam karier sebagai penulis.

Bersandar kepada Allah

Harriet Tubman tidak dapat membaca dan menulis. Sebagai budak di masa remajanya, ia menderita cedera kepala karena disiksa oleh mandor yang kejam. Akibatnya ia sering mengalami kejang dan kehilangan kesadaran di sepanjang sisa hidupnya. Namun, begitu lepas dari perbudakan, Harriet dipakai Allah untuk membebaskan tiga ratus orang lain dari perbudakan.

Anugerah Kasih yang Terbesar

Ketika meninggalkan toko, putra saya, Geoff, melihat sebuah alat bantu jalan tergeletak tak bertuan di jalan. Semoga tidak ada yang kenapa-kenapa, pikirnya. Ia memeriksa ke balik bangunan dan melihat seorang pria tunawisma terkapar tidak sadarkan diri.

Ketika Kasih Tak Berkesudahan

“Setiap kali Kakek mengajak saya ke pantai, ia selalu melepas arloji dan menyimpannya. Suatu hari saya bertanya, ‘Kenapa Kakek melakukan-nya?’” kenang Sandra.

Singa, Anak Domba, Juruselamat!

Ada dua patung singa yang gagah menjaga pintu masuk Perpustakaan Umum New York. Patung marmer itu berdiri gagah sejak perpustakaan itu diresmikan pada tahun 1911. Keduanya dinamai Leo Lenox dan Leo Astor, untuk menghormati para pendiri perpustakaan itu. Namun, selama masa Depresi Besar, wali kota Fiorello LaGuardia mengganti nama kedua patung itu dengan Fortitude (Ketabahan) dan Patience (Kesabaran), dua kebajikan yang ia anggap perlu diperlihatkan warga New York pada masa yang sulit itu. Sampai sekarang, kedua singa tersebut masih menyandang nama-nama tersebut.

Disertai dalam Lembah Kekelaman

Hannah Wilberforce adalah bibi dari William Wilberforce, pejuang penghapusan budak di Inggris. Menjelang ajalnya, Hannah sempat menulis sepucuk surat, dan di dalamnya ia berbicara tentang kabar kematian seorang saudara seiman dalam Tuhan. “Berbahagialah orang yang telah berpulang ke rumah Bapa, sekarang mendiang telah berada bersama Yesus, yang ia kasihi meski tak pernah dilihatnya. Hatiku melonjak kegirangan.” Kemudian ia menggambarkan kondisinya sendiri: “Diriku sendiri, antara membaik dan memburuk; tetapi Yesus, Dia selalu baik.”

Dari Kehancuran kepada Keselamatan

Darryl adalah seorang pemain bisbol legendaris yang nyaris membiarkan narkoba menghancurkan hidupnya. Namun, Tuhan membebaskannya dari belenggu itu, dan sekarang ia sudah bersih selama bertahun-tahun. Kini ia melayani orang-orang yang bergumul dengan kecanduan dan mengarahkan mereka kepada Tuhan. Saat menengok masa lalunya, Darryl yakin Allah telah mengubah kehancurannya menjadi kabar keselamatan untuk orang lain.