Penulis

Lihat Semua
Jennifer Benson Schuldt

Jennifer Benson Schuldt

Tulisan Jennifer Benson Schuldt pertama kali muncul di Our Daily Bread pada bulan September 2010. Ia juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Ia tinggal di pinggiran kota Chicago dengan suaminya, Bob, dan anak-anak mereka. Ia suka melukis, membaca puisi dan fiksi, dan berjalan-jalan bersama keluarganya.

Artikel oleh Jennifer Benson Schuldt

Berbagi Semangat untuk Kristus

Pertama kali kami bertemu tetangga kami, Henry, ia mengeluarkan Alkitab tua dari dalam tas yang dibawanya. Dengan mata berbinar-binar, ia bertanya apakah kami tertarik untuk membahas firman Tuhan. Kami mengangguk, maka ia pun menunjukkan beberapa bagian Alkitab yang telah ditandainya. Ia juga menunjukkan sebuah buku catatan yang penuh dengan hasil pendalaman firman Tuhan, dan berkata bahwa ia sudah membuat bahan presentasi di komputernya lengkap dengan informasi-informasi lain yang terkait dengan pendalamannya itu.

Kerendahan Hati yang Terbesar

Sehabis pertandingan, seorang bintang basket perguruan tinggi tetap tinggal untuk membantu para pekerja mengumpulkan sampah gelas dan bungkus makanan. Ketika seorang penggemar mengunggah video aksinya, rekaman itu pun ditonton oleh lebih dari delapan puluh ribu orang. Ada yang berkomentar, “[Pemuda itu] salah satu pria paling rendah hati yang pernah saya temui.” Sebenarnya mudah saja bagi pemain basket itu untuk pergi bersama rekan-rekannya dan merayakan kemenangan mereka. Namun, dengan sukarela ia memberikan waktunya untuk melakukan sesuatu yang sering kali terabaikan.

Hanya Sebuah Bisikan

Tembok berbisik di Grand Central Station kota New York menjadi semacam oasis akustik dari segala kebisingan yang memenuhi area tersebut. Lokasi unik ini memungkinkan orang-orang untuk menyampaikan pesan dengan suara berbisik dari jarak sembilan meter. Saat seseorang berdiri di bawah gapura granit dan berbisik ke arah tembok, gelombang suara akan bergerak naik dan merambat melalui lengkungan batu itu untuk diterima pendengar yang berdiri di sisi yang lain.

Rancangan yang Elok

Sekelompok peneliti internasional berhasil menciptakan drone bersayap yang dapat menirukan gerakan burung walet. Burung walet dapat terbang hingga kecepatan hampir seratus lima puluh kilometer per jam dan mampu melayang, menukik, berbalik cepat, serta berhenti mendadak. Namun, drone bersayap itu masih kalah dengan burung tersebut. Seorang peneliti berkata bahwa burung “memiliki banyak rangkaian otot yang memungkinkannya untuk terbang sangat cepat, melipat sayap, memutar, membuka celah bulu, dan menghemat energi.” Ia mengakui bahwa drone yang diciptakan timnya hanya mampu menirukan sekitar “sepuluh persen dari cara hewan terbang.”

Rela Dibimbing

Udara dipenuhi aroma kulit dan gandum saat kami berdiri di suatu lumbung tempat teman saya Michelle mengajari putri saya menunggang kuda. Mulut kuda poni putih milik Michelle terbuka saat Michelle menunjukkan cara memasang bagian kekang yang disebut bit di balik gigi kuda itu. Ketika menarik kekang di atas telinga si kuda, Michelle menjelaskan bahwa bit itu penting untuk membantu penunggang memperlambat dan mengarahkan kudanya ke kiri atau kanan.

Allah atas Hidup Kita

Setelah operasi yang dijalaninya tidak membawa pemulihan yang diharapkan, Joan menerima kabar bahwa ia perlu dioperasi lagi dalam waktu lima minggu. Dalam masa-masa penantian itu, Joan mulai merasa cemas. Ia dan suaminya sudah lanjut usia, dan keluarga mereka tinggal di tempat yang jauh. Joan dan suaminya harus berkendara ke kota yang asing, menjalani prosedur rumah sakit yang rumit, dan akan ditangani oleh dokter spesialis yang baru.

Melakukan Operasi Disertai Doa

Ketika anak laki-laki saya harus menjalani operasi bedah tulang, saya bersyukur untuk dokter bedah yang akan menanganinya. Dokter yang sudah hampir pensiun itu meyakinkan kami bahwa ia telah menolong ribuan orang dengan masalah serupa. Meski demikian, sebelum melakukan operasi, ia berdoa dan memohon agar Allah memberikan hasil yang baik. Saya pun bersyukur Allah menjawab doanya.

Kekuatan dalam Kelemahan

Ketika putra saya hampir berusia tiga tahun, saya harus menjalani operasi dengan masa pemulihan kurang lebih satu bulan. Sebelum menjalani tindakan, saya membayangkan diri saya terbaring di tempat tidur sementara tumpukan piring kotor memenuhi bak cuci. Saya tidak yakin bisa merawat seorang balita yang sedang aktif-aktifnya atau berdiri di depan kompor untuk memasak bagi keluarga. Saya khawatir kelemahan tubuh saya akan mempengaruhi ritme kehidupan kami semua.

Tangan Allah Terbuka Lebar

Saya menatap ponsel saya dengan kening berkerut, lalu mendesah. Saya baru saja bersitegang dengan seorang teman tentang urusan anak-anak kami, dan saya sadar saya perlu meneleponnya untuk meminta maaf. Meski sebenarnya saya tidak ingin melakukannya karena masalah di antara kami belum selesai, saya tahu saya sudah gagal bersikap baik dan rendah hati sewaktu kami mendiskusikan masalah tersebut.