Penulis

Lihat Semua
Jennifer Benson Schuldt

Jennifer Benson Schuldt

Tulisan Jennifer Benson Schuldt pertama kali muncul di Our Daily Bread pada bulan September 2010. Ia juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Ia tinggal di pinggiran kota Chicago dengan suaminya, Bob, dan anak-anak mereka. Ia suka melukis, membaca puisi dan fiksi, dan berjalan-jalan bersama keluarganya.

Artikel oleh Jennifer Benson Schuldt

Adonan di dalam Mangkok

Saya dan putri saya menganggap kue brownies sebagai salah satu dari kenikmatan dunia. Suatu hari, ketika kami sedang mengaduk bahan-bahan untuk membuat kue cokelat favorit kami itu, putri saya bertanya apakah saya dapat menyisakan sedikit adonannya di dalam mangkok setelah saya menuang sebagian besar adonan itu ke dalam loyang. Ia ingin menikmati sisa adonan itu. Dengan tersenyum, saya menyanggupinya. Kemudian, saya memberitahunya, “Kau tahu, itu disebut membersihkan sisa, dan itu sudah dilakukan lama sebelum brownies ada.”

Menemukan Kedamaian

Kapel Hening Kamppi di Helsinki, Finlandia, terlihat mencolok di tengah lingkungan perkotaan yang ditempatinya. Struktur bangunan yang melengkung dan terbungkus kayu menghalangi masuknya bunyi-bunyian dari kebisingan kota di luar. Para perancangnya membangun kapel itu untuk menjadi tempat yang hening dan suatu “lingkungan yang tenang bagi para pengunjung untuk menenangkan diri mereka”. Kapel tersebut menjadi semacam tempat perteduhan yang digemari banyak orang untuk melarikan diri dari segala hingar-bingar perkotaan.

Kekuatan Abu-Abu

Seniman asal Belanda, Yoni Lefevre, menciptakan suatu proyek yang dinamakan “Kekuatan Abu-Abu” untuk menunjukkan vitalitas dari para kaum lanjut usia di Belanda. Ia meminta anak-anak sekolah setempat untuk menggambar sketsa dari kakek dan nenek mereka. Lefevre ingin menunjukkan “kejujuran dan kemurnian pandangan” dari kaum lanjut usia, dan ia percaya bahwa anak-anak dapat membantu untuk menunjukkannya. Gambar anak-anak itu memberikan sudut pandang yang berbeda dan nyata tentang generasi yang lebih tua—dengan kakek dan nenek yang digambarkan sedang bermain tenis, berkebun, melukis, dan banyak lagi!

Meringankan Beban

Dengan sebuah sepeda, Anda dapat menarik beban yang luar biasa berat. Seorang dewasa dengan kereta gandeng khusus (dan ditambah sedikit tekad) dapat menggunakan sebuah sepeda untuk menarik beban hingga 135 kg dengan kecepatan sekitar 16 km/jam. Masalahnya: semakin berat beban yang ditarik, semakin lambat laju sepedanya. Seseorang yang menarik peralatan atau benda seberat 270 kg hanya mampu bergerak dengan kecepatan sekitar 13 km/jam.

Kristus Penebus

Di atas kota Rio de Janeiro, terletak patung Kristus Penebus yang terkenal. Patung itu mengambil rupa Kristus dengan kedua tangan yang terentang lebar sehingga tubuh patung itu membentuk sebuah salib. Seorang arsitek asal Brazil bernama Heitor da Silva Costa adalah perancang patung tersebut, dan ia membayangkan bahwa penduduk kota akan melihat patung itu sebagai bayangan yang pertama kali muncul dari kegelapan di waktu subuh. Sedangkan pada senja hari, ia berharap para penduduk kota itu akan melihat matahari yang sedang terbenam sebagai suatu lingkaran cahaya di belakang kepala patung tersebut.

Lihatlah Jumbai-Jumbai Itu

Chaim Potok, seorang penulis ternama, memulai novelnya yang berjudul The Chosen (Yang Terpilih) dengan menggambarkan sebuah pertandingan bisbol antara dua tim berlatar belakang Yahudi di kota New York. Reuven Malter, tokoh utama dalam novel itu, memperhatikan bahwa pada seragam yang dikenakan para pemain lawan terdapat sebuah aksesori unik, yakni empat utas jumbai-jumbai panjang yang terjulur dari bawah kaos setiap pemain tim itu. Reuven mengenali jumbai-jumbai itu sebagai sebuah tanda ketaatan yang ketat pada hukum Allah di Perjanjian Lama.

Yang Terbaik

Dalam suatu kebaktian gereja, saya melihat seorang bayi yang ada beberapa baris di depan saya. Bayi itu melongok dari balik pundak ayahnya, matanya penuh keingintahuan sembari ia memandangi orang-orang yang sedang berbakti. Ia tersenyum pada beberapa orang, mengiler, dan menggigiti jari-jarinya yang gemuk, tetapi tidak berhasil menemukan ibu jarinya. Lama-kelamaan, suara sang pendeta yang sedang berkhotbah tidak lagi saya perhatikan karena mata saya berulang kali tertuju kepada si bayi yang lucu itu.

Jalan Misterius

S aat putra saya mulai belajar dalam kelas bahasa Mandarin, saya takjub melihat isi makalah yang dibawanya pulang setelah sesi pertama. Sebagai orang yang bahasa ibunya bahasa Inggris, saya sulit memahami bagaimana karakter-karakter huruf dapat berkaitan dengan pengucapan kata. Bahasa Mandarin terlihat sangat rumit bagi saya dan tidak dapat saya mengerti.

Kuasa Pujian

Willie Myrick diculik di depan rumahnya saat ia berusia 9 tahun. Selama berjam-jam, ia menempuh perjalanan dalam mobil bersama penculiknya, dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya. Pada saat itu, Willie memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul “Every Praise” (Tiap Pujian). Ketika ia mengulang-ulang lagu itu, si penculik mengeluarkan sumpah serapah dan menyuruhnya untuk diam. Akhirnya, penculik itu menghentikan mobilnya dan menurunkan Willie—tanpa melukainya sama sekali.