Penulis

Lihat Semua
Jennifer Benson Schuldt

Jennifer Benson Schuldt

Tulisan Jennifer Benson Schuldt pertama kali muncul di Our Daily Bread pada bulan September 2010. Ia juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Ia tinggal di pinggiran kota Chicago dengan suaminya, Bob, dan anak-anak mereka. Ia suka melukis, membaca puisi dan fiksi, dan berjalan-jalan bersama keluarganya.

Artikel oleh Jennifer Benson Schuldt

Burung Hantu Yang Bijak

Bertahun-tahun yang lalu seorang penulis tak dikenal pernah menulis suatu puisi singkat tentang manfaat dari menyaring ucapan kita.

Pose Posum

Posum adalah spesies binatang yang terkenal dengan kemampuan mereka untuk berpura-pura mati. Dalam aksi tersebut, tubuh posum menjadi lemas, lidahnya terjulur keluar, dan detak jantungnya menurun. Setelah sekitar 15 menit, binatang itu akan “hidup kembali”. Menariknya, para ahli hewan beranggapan bahwa posum bukanlah sengaja berpura-pura mati untuk menghindari pemangsa. Posum pingsan secara tidak sengaja ketika merasa sangat kewalahan dan cemas!

Pengorbanan Terbesar

Ketika Deng Jinjie melihat ada orang-orang yang sedang berjuang menyelamat-kan diri mereka agar tidak terbawa arus Sungai Sunshui di provinsi Hunan, China, ia tidak mengabaikan mereka. Bertindak bak seorang pahlawan, ia pun melompat ke dalam air dan berhasil membantu menyelamatkan empat orang dari satu keluarga. Sayangnya, keluarga itu meninggalkan wilayah tersebut sementara Jinjie masih berada di dalam air. Alangkah mengenaskan, Jinjie yang begitu kelelahan karena usahanya itu harus terseret dan tersapu arus sungai hingga kemudian ia pun tenggelam.

Mengikuti Sang Tuan

Pada sebuah pertunjukan anjing di dekat rumah saya, saya menyaksikan penam-pilan seekor anjing jenis corgi Cardigan Welsh bernama Trevor. Sesuai perintah sang tuan, Trevor berlari beberapa meter jauhnya dan kemudian kembali secepatnya, melompati sejumlah rintangan, dan mengenali benda-benda dengan menggunakan indera pen-ciumannya. Setelah menyelesaikan setiap perintah, Trevor pun duduk di dekat kaki sang tuan dan menunggu perintah selanjutnya.

Jempol Tangan Ke Atas

Alkisah menurut sebuah dongeng dari Afrika, keempat jari dan satu jempol dahulu hidup bersama pada sebuah tangan. Mereka adalah sahabat yang tidak terpisahkan. Suatu hari, mereka melihat sebuah cincin emas tergeletak di sebelah mereka dan mereka pun bersepakat untuk mengambilnya. Si jempol mengatakan bahwa mencuri cincin itu adalah perbuatan yang salah, tetapi keempat jari lainnya menyebut si jempol sebagai pengecut yang munafik dan mereka tidak lagi mau berteman dengannya. Si jempol tidak merasa keberatan, karena ia tidak ingin terlibat dalam kejahatan mereka. Itulah mengapa, menurut legenda tersebut, jempol kini terpisah dari keempat jari lainnya.

Jembatan Hidup

Penduduk yang tinggal di Cherrapunji, India, telah mengembangkan sebuah cara yang unik untuk menyeberangi sungai dan aliran air yang banyak terdapat di daerah mereka. Mereka membangun jembatan-jembatan dengan bahan dari akar pohon karet. “Jembatan hidup” itu memerlukan waktu 10 hingga 15 tahun untuk berkembang hingga sempurna, dan begitu jadi, jembatan tersebut sangat kokoh dan dapat digunakan hingga beratus-ratus tahun.

Grafik Pertumbuhan

Seandainya keluarga kami memutuskan untuk pindah dari rumah yang kini kami huni, saya ingin membawa serta pintu dapur kami. Pada pintu yang istimewa itu tercantum grafik pertumbuhan anak-anak saya. Beberapa bulan sekali, saya dan suami meminta anak-anak kami bersandar pada pintu itu dan kami akan menggoreskan pensil di atas kepala mereka untuk menandai tinggi mereka. Menurut grafik pertumbuhan yang kami catat, putri kami pernah bertambah tinggi 10 cm dalam waktu 1 tahun!

Hikmat Dari Atas

Andai saja Kiera Wilmot melakukan proyek percobaannya di dalam ruang kelas sains di SMA-nya, mungkin ia akan mendapatkan nilai A. Namun ia justru dituntut karena telah menyebabkan sebuah ledakan. Meskipun ia telah berharap agar gurunya menyetujui percobaan itu, teman-teman sekelasnya berhasil membujuknya untuk melakukan percobaan tersebut di luar ruang kelas. Saat ia mencampur zat-zat kimia ke dalam sebuah botol plastik, botol itu meledak dan secara tidak sengaja ia telah membuat panik siswa-siswi yang lain.

Tetaplah Tenang Dan Lanjutkan

Tetaplah tenang dan hubungi Ibu.” “Tetaplah tenang dan nikmati makanan-nya.” “Tetaplah tenang dan masaklah airnya.” Perkataan-perkataan itu terilhami dari frasa: “Tetaplah Tenang dan Lanjutkan.” Pesan itu pertama kali muncul di Inggris Raya saat Perang Dunia II mulai berkecamuk tahun 1939. Para pejabat Inggris mencetaknya pada poster-poster yang dirancang untuk mengurangi kepanikan dan keputusasaan selama perang berlangsung.