Memandang Tujuan Akhir
Hanya dalam jangka waktu satu tahun, bisnis penerbitan yang selama ini sukses dijalankan oleh Richard LeMieux harus mengalami kebangkrutan. Hartanya lenyap, dan ia pun jatuh depresi. Akhirnya, LeMieux mulai kecanduan minuman keras dan keluarganya pun meninggalkannya. Di titik terendah dalam hidupnya, ia menjadi seorang tunawisma yang hidupnya hancur dan melarat. Namun, pada saat itulah ia berpaling kepada Allah. Ia kemudian menulis sebuah buku tentang pelajaran yang diperoleh-nya dari pengalaman sulit tersebut.
Seputih Salju
Suatu hari ketika saya menjemput anak saya dari sekolah, salju pun mulai turun. Gumpalan-gumpalan seputih kapas itu turun dengan cepat dan terus-menerus. Akhirnya, kami memperlambat laju mobil dan berhenti karena terjebak kemacetan. Dari dalam mobil, kami menyaksikan ada perubahan yang terjadi. Tanah yang cokelat gelap berubah menjadi putih. Salju itu menyamarkan ketegasan garis bentuk bangunan; melapisi mobil-mobil di sekitar kami, dan juga menumpuk pada setiap pohon yang ada.
Siapa Yang Seharusnya Dipuji?
Nilai IQ Chris Langan lebih tinggi dari IQ Albert Einstein. Lingkar bisep Moustafa Ismail berukuran sekitar 79 CM dan ia dapat mengangkat beban seberat 272 kg. Bill Gates diperkirakan memiliki kekayaan milyaran dolar. Orang-orang yang berkemampuan luar biasa atau kaya-raya mungkin tergoda untuk memandang diri mereka lebih tinggi daripada yang sepantasnya. Namun tanpa perlu menjadi seseorang yang sangat pintar, kuat, atau kaya, kita bisa saja memuji diri sendiri atas semua prestasi yang kita raih. Setiap pencapaian mengandung pertanyaan: Siapa yang seharus-nya dipuji?
Menjadi Keluarga
Maurice Griffin diadopsi sebagai anak ketika ia berumur 32 tahun. Maurice sudah tinggal bersama Charles dan Lisa Godbold selama 20 tahun sebagai anak asuh. Walaupun Maurice sekarang sudah hidup mandiri, adopsi merupakan hal yang sudah bertahun-tahun diharapkan oleh keluarga Godbold dan Maurice sendiri. Setelah mereka dipersatukan kembali dan pengadopsian itu telah resmi, Maurice berkomentar, “Rasanya itulah peristiwa terindah dalam hidupku. . . . Aku bahagia karena menjadi bagian dari keluarga ini.”
Tomat Gratis
Saat sedang memasukkan belanjaan ke bagasi mobil, saya melirik sekilas ke mobil di sebelah saya. Melalui kaca belakang-nya, saya bisa melihat sejumlah keranjang penuh tomat merah yang segar, bulat, dan lebih bagus daripada tomat yang dijual di toko-toko. Ketika kemudian si pemilik mobil itu muncul, saya berkata, “Tomat-tomat Anda kelihatan sangat enak!” Ia menjawab, “Panenan tomat saya sangat bagus tahun ini. Anda mau mencicipinya?” Terkejut oleh kemurahan hatinya, dengan senang hati saya menerima tawarannya. Ia pun memberi saya beberapa buah tomat dengan cuma-cuma—dan tomat-tomatnya tidak hanya sedap dipandang tetapi juga sedap di lidah.
Penghubung Kehidupan
Saat Morris Frank (1908–1980) berusia 16 tahun, ia telah kehilangan seluruh penglihatannya. Beberapa tahun kemudian, ia berkunjung ke Swiss dan bertemu dengan Buddy, seekor anjing yang berperan besar untuk mendorong keterlibatan Frank dalam membangun suatu sekolah bagi anjing pemandu yang disebut Seeing Eye.
Niat Untuk Memperdaya
Saat mendaki pegunungan di Utah, Coty Creighton melihat seekor kambing yang tidak mirip kawanannya. Saat mengamati lebih dekat, baru terlihat bahwa binatang yang kelihatan janggal itu ternyata seorang manusia yang berpakaian mirip kambing. Saat ditanya oleh pihak berwenang, ia berkata bahwa ia memakai pakaian tukang cat yang dibalut bulu kambing itu guna menguji penyamarannya untuk suatu kegiatan berburu.
Kasih Sejati
Dalam gladi resik upacara pernikahan saudara laki-laki saya, suami saya sempat memotret sang mempelai pria dan mempelai wanita ketika mereka saling berhadapan di depan pendeta. Saat kami melihat foto tersebut di kemudian hari, kami memperhatikan bahwa lampu kilat pada kamera telah menyinari sebuah salib berbahan logam yang terletak di belakang, sehingga salib itu terlihat sebagai sebuah benda yang bercahaya terang di atas kedua mempelai tersebut.
Allah Mendengar
Setelah membaca beberapa buku anak-anak bersama putri saya, saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan membaca buku untuk orang dewasa selama beberapa waktu, baru kemudian kami akan membaca bersama buku anak-anak lagi. Saya membuka-buka buku yang ingin saya baca dan mulai membacanya dalam hati. Beberapa menit kemudian, putri saya menatap saya dengan tatapan ragu dan berkata, “Mama tidak benar-benar membaca.” Dalam anggapannya, karena saya membaca tanpa mengeluarkan suara, saya tidak sungguh-sungguh mencerna kata-kata dalam buku itu.