Penulis

Lihat Semua
Jennifer Benson Schuldt

Jennifer Benson Schuldt

Tulisan Jennifer Benson Schuldt pertama kali muncul di Our Daily Bread pada bulan September 2010. Ia juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Ia tinggal di pinggiran kota Chicago dengan suaminya, Bob, dan anak-anak mereka. Ia suka melukis, membaca puisi dan fiksi, dan berjalan-jalan bersama keluarganya.

Artikel oleh Jennifer Benson Schuldt

Ditarik ke Tempat Aman

Seorang gadis kecil berjalan mengarungi sungai yang dangkal sambil diawasi ayahnya. Sepatu bot karetnya setinggi lutut. Ketika berjalan ke hilir, air semakin dalam dan akhirnya masuk ke sepatu botnya. Ketika tidak bisa melangkah lagi, ia berseru, “Ayah, aku tidak bisa jalan lagi!” Secepat kilat, sang ayah sudah berada di sisi anak gadisnya lalu menariknya ke tepi sungai. Gadis itu melepaskan sepatu botnya dan tertawa sambil menumpahkan air dari dalam sepatunya ke atas tanah.

Percakapan yang Hangat

Saya dan Catherine berteman baik di SMA. Selain senang ngobrol di telepon, kami juga saling berkirim pesan di kelas untuk merencanakan acara menginap bersama. Kadang-kadang kami berkuda bersama dan berpasangan dalam mengerjakan tugas sekolah.

Sukses dan Pengorbanan

Dalam suatu program studi musim panas, putra saya membaca buku tentang seorang anak yang ingin mendaki Pegunungan Alpen di Swiss. Anak itu menghabiskan waktunya untuk berlatih demi mencapai keinginan tersebut. Namun, ketika akhirnya ia berangkat, ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Di tengah pendakian, rekan seperjalanannya jatuh sakit dan anak itu memutuskan untuk berhenti demi menolong rekannya daripada mencapai cita-citanya.

Apa yang Harus Saya Katakan?

Ketika melihat-lihat sekotak buku bertulisan “C. S. Lewis” di toko buku bekas, saya dihampiri oleh pemilik toko. Ketika kami membahas buku-buku itu, saya bertanya-tanya apakah ia mungkin tertarik dengan iman yang menginspirasi banyak tulisan Lewis. Saya berdoa dalam hati agar diberi tuntunan. Sepotong informasi dari sebuah biografi terbetik dalam ingatan saya, dan kami pun berdiskusi tentang bagaimana karakter dalam buku C. S. Lewis merujuk kepada Allah. Pada akhirnya, saya bersyukur doa singkat tadi telah mengubah arah pembicaraan kami ke hal-hal rohani.

Guru Terbaik

“Aku tidak mengerti!” Putri saya membanting pensilnya ke atas meja. Ia sedang mengerjakan PR matematika, dan saya baru saja memulai “pekerjaan” sebagai guru baginya. Masalahnya, saya sudah tidak ingat lagi pelajaran yang pernah saya pelajari tiga puluh lima tahun lalu tentang cara mengubah bilangan desimal menjadi pecahan. Karena tidak mungkin saya mengajarkan sesuatu yang tidak saya pahami, maka kami menonton video penjelasan dari seorang guru di dunia maya.

Belajar dengan Sukacita

Di kota Mysore, India, terdapat sebuah bangunan sekolah yang terbuat dari dua gerbong kereta api yang sudah dipercantik dan tersambung satu sama lain. Para pendidik di sana bekerja sama dengan dengan perusahaan kereta api untuk membeli dan mengalihfungsikan gerbong yang sudah tidak terpakai itu. Pada dasarnya setiap gerbong hanyalah sebuah kotak besar berbahan besi yang tidak bisa digunakan sebelum para pekerja memasang tangga, kipas angin, lampu, dan meja. Mereka juga mengecat dinding dan menghiasinya dengan lukisan aneka warna pada dinding bagian dalam dan luar. Kini, enam puluh siswa dapat menerima pendidikan di sekolah itu berkat transformasi luar biasa yang pernah terjadi.

Sang Penyembuh Agung

Ketika seorang kerabat saya mulai menjalani suatu perawatan medis untuk menyembuhkan alergi makanan yang akut, saya begitu bersemangat sampai-sampai saya terus membicarakannya. Saya senang menjelaskan proses intensif yang dijalani sambil memuji-muji dokter yang menemukan program tersebut. Akhirnya, beberapa teman berkomentar, “Rasanya Tuhanlah yang seharusnya dipuji untuk kesembuhan itu.” Pernyataan mereka membuat saya tertegun. Apakah saya telah mengalihkan pandangan saya dari Sang Penyembuh Agung dan justru mendewa-dewakan kesembuhan itu sendiri?

Memilih Menghormati Allah

Dalam cerita pendek berjudul Family Happiness (Kebahagiaan Keluarga) karya Leo Tolstoy, Sergey dan Masha berjumpa pertama kalinya ketika Masha masih muda dan lugu. Sergey adalah seorang pengusaha yang berusia lebih tua, dan karena sering bepergian, ia memiliki pemahaman yang luas tentang dunia di luar lingkungan pedesaan tempat Masha tinggal. Seiring berjalannya waktu, keduanya saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.

Lebih Besar dari Persoalan Kita

Seperti apa bayangan Anda tentang dinosaurus yang hidup pada masa lampau? Gigi besar-besar? Kulit bersisik? Buntut panjang? Seniman Karen Carr menggambarkan ulang makhluk-makhluk yang sudah punah itu dalam lukisan-lukisan dinding berukuran besar. Salah satu lukisan Carr memiliki tinggi sekitar enam meter dan panjang delapan belas meter. Karena ukurannya yang luar biasa, dibutuhkan sekelompok tenaga ahli untuk memasang bagian demi bagian di dalam Museum Sejarah Alam Sam Noble di Oklahoma, AS.