Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Karen Huang

Saat Anda Kesepian

Pada pukul 7 malam, Hui-Liang berada di dapur, menyantap nasi dan sisa bakso ikan. Keluarga Chua, tetangganya di apartemen sebelah, juga sedang makan malam, dan suara tawa serta percakapan mereka memecah kesunyian apartemen Hui-Liang, tempat ia tinggal seorang diri sejak istrinya meninggal dunia. Hui-Liang telah belajar hidup berdamai dengan perasaan sepi. Setelah beberapa tahun, kepedihan yang dirasakannya sudah terasa biasa saja. Namun, malam itu, melihat sebuah mangkuk dan sepasang sumpit di atas mejanya membuat hatinya kembali pedih.

Anda Didengar

Dalam buku Physics, Charles Riborg Mann dan George Ransom Twiss bertanya, “Ketika sebatang pohon tumbang di suatu hutan yang sepi, dan tidak ada binatang di dekat situ yang mendengarnya, apakah pohon itu mengeluarkan suara?” Bertahun-tahun pertanyaan tersebut telah melahirkan diskusi filosofis dan ilmiah mengenai suara, persepsi, dan eksistensi. Namun, sejauh ini, belum pernah ada jawaban pasti.

Selalu Setia

Saya mudah khawatir. Dini hari adalah waktu yang sulit karena saya sering bergumul dengan pikiran saya sendiri. Untuk menghadapinya, saya menempelkan kutipan berikut dari Hudson Taylor pada cermin kamar mandi, agar saya dapat membacanya ketika sedang merasa rapuh: “Allah yang hidup itu sungguh ada. Dia telah bersabda di dalam Alkitab. Dia bersungguh-sungguh dengan perkataan-Nya dan akan setia pada semua janji-Nya.”

Kasih yang Nyata

“Aku merasa seperti kehilangan pijakan,” cerita Jojie. “Rasanya syok sekali ketika mengetahui hal itu.” Jojie baru saja mendapati bahwa ternyata tunangannya berhubungan dengan wanita lain. Hubungan Jojie sebelumnya juga berakhir dengan cara yang sama. Jadi, ketika kemudian ia mendengar tentang kasih Allah dalam sebuah kelas pendalaman Alkitab, tak ayal itu membuatnya berpikir: Apakah ada udang di balik batu? Akankah aku tersakiti bila aku percaya kepada Allah yang berkata bahwa Dia mengasihiku?

Allah, Tempat Kediaman Kita 

Suatu sore ketika saya sedang joging tak jauh dari sebuah lokasi pembangunan di kompleks kami, seekor anak kucing yang kurus dan kotor mengeong dengan memelas dan mengikuti saya sampai ke rumah. Hari ini, Mickey telah menjelma menjadi kucing dewasa yang sehat dan gagah. Ia menikmati kehidupan yang nyaman di rumah kami, dan keluarga kami sangat menyayanginya. Setiap kali saya joging melewati jalan tempat saya menemukannya, saya sering membatin, Terima kasih, Tuhan. Mickey tidak lagi hidup di jalan. Dia punya rumah sekarang.

Buah yang Bertahan Selamanya

Teman saya Ruel menghadiri reuni SMA yang diadakan di rumah teman sekelasnya dahulu. Rumah temannya yang terletak di tepi laut dekat Teluk Manila itu tampak megah dan dapat menampung dua ratus orang, tetapi membuat Ruel merasa kecil.

Ketika Kita Takut

Saya harus menjalani pemeriksaan kesehatan yang sudah dijadwalkan, dan meskipun tidak ada keluhan baru-baru ini, saya tetap takut melakukannya. Saya dihantui ingatan tentang diagnosis tidak terduga yang pernah saya terima di masa lalu. Walaupun tahu Allah menyertai dan saya hanya perlu mempercayai-Nya, masih saja saya merasa takut.

Allah Menebus Kepedihan Kita

Olive memperhatikan peralatan dokter gigi miliknya dimasukkan ke mobil. Temannya sesama dokter gigi membeli peralatan-peralatannya yang masih baru itu darinya. Olive sudah lama bermimpi ingin membuka praktiknya sendiri, tetapi ketika anaknya, Kyle, terlahir dengan palsi serebral, ia harus berhenti bekerja demi merawat anaknya.

Demi Kepentingan Injil

Pada tahun 1916, Nelson baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran di Virginia, Amerika Serikat, tempat kelahirannya. Di tahun yang sama, ia dan istri yang dinikahinya enam bulan sebelumnya, tiba di Tiongkok. Pada usia dua puluh dua tahun, ia menjadi dokter bedah di Love and Mercy Hospital, satu-satunya rumah sakit di daerah yang berpenduduk tidak kurang dari dua juta orang. Nelson dan keluarganya tinggal di sana selama dua puluh empat tahun, memimpin rumah sakit, melakukan tindakan operasi, dan mengabarkan Injil kepada ribuan orang. Nelson Bell semula dijuluki “iblis asing” oleh mereka yang mencurigai orang asing, tetapi ia akhirnya dikenal sebagai “The Bell (Lonceng) yang Mengasihi Orang-orang Tiongkok.” Putrinya, Ruth, kelak menikah dengan penginjil bernama Billy Graham.