Dipuaskan
Pembunuhan Dr. Martin Luther King Jr. yang mengerikan terjadi pada puncak gerakan hak-hak sipil Amerika pada era 1960-an. Namun, hanya empat hari berselang, istri mendiang yang bernama Coretta Scott King dengan berani mengambil alih peranan sang suami dengan memimpin unjuk rasa. Coretta, seorang pejuang hak-hak asasi yang gigih, memiliki kerinduan mendalam akan tegaknya keadilan.
Meringankan Beban
Ketika para wanita dalam kelompok pendalaman Alkitab kami yang baru terbentuk menghadapi serangkaian tragedi, kami pun membagikan pengalaman pribadi kami kepada satu sama lain secara mendalam. Ada yang kehilangan ayah, ada yang merasakan pedihnya menghadapi ulang tahun pernikahan setelah bercerai, ada pula yang melahirkan anak yang tuli total, dan yang lain harus melarikan anak ke IGD. Semua itu adalah pengalaman yang terlalu berat untuk dilalui siapa saja seorang diri. Kerapuhan masing-masing dari kami menjadikan semua orang lebih terbuka. Kami menangis dan berdoa bersama, sehingga kami yang tadinya tidak saling mengenal ini akhirnya menjadi teman-teman dekat, hanya dalam waktu beberapa minggu.
Memilih Berbelas Kasihan
Sebuah video berdurasi lima menit berisi berbagai adegan kecelakaan yang berhubungan dengan salju menjadi fokus dari suatu episode acara TV. Di dalamnya ditampilkan orang-orang yang jatuh saat meluncur dari atas atap, menabrak benda-benda saat melesat di atas salju, dan tergelincir di lantai yang dilapisi es. Semua adegan itu membuat penonton di studio dan di rumah tergelak sambil bertepuk tangan. Tawa mereka terdengar paling kencang ketika orang-orang di video itu celaka akibat kekonyolan mereka sendiri.
Menyerahkan Kendali kepada Allah
Bayangkan pohon ek megah yang cukup kecil untuk ditempatkan di atas meja dapur. Itulah bonsai, pohon hias yang cantik, versi mini dari pohonnya yang dapat Anda temukan di alam. Tidak ada perbedaan genetik antara bonsai sebagai hiasan dan pohon ukuran besarnya. Ukuran bonsai hias tetap kecil karena batang dan akarnya sengaja dipangkas dan ditempatkan dalam pot kecil untuk menghambat pertumbuhan.
Teguran yang Membawa Kehidupan
“Aku sudah mengajaknya bicara baru-baru ini, dan itu tidak mudah,” kata Shellie. “Membicarakan masalahnya memang tidak nyaman, tetapi aku rasa sikap dan tindakannya perlu diluruskan agar ia tidak lagi menyakiti orang-orang di sekitarnya.” Shellie sedang berbicara tentang seorang wanita muda yang ia bimbing. Meski tidak nyaman, percakapan tersebut membuahkan hasil dan justru memperkuat hubungan mereka. Bahkan, beberapa minggu kemudian, kedua wanita itu dapat berbicara tentang tema kerendahan hati dalam kebaktian doa di gereja mereka.
Naskah yang Hidup
Untuk mengenang hasil karya sang kakek, Peter Croft menulis, “Kerinduan terdalam saya bagi siapa pun yang membuka Alkitab miliknya, versi apa pun yang mereka baca, adalah agar mereka tidak saja memahami, tetapi mengalami Kitab Suci sebagai naskah yang hidup, yang sama relevannya, sama berpengaruhnya, dan sama menakjubkannya seperti ketika dibaca ribuan tahun lalu.” Kakek Peter adalah J. B. Phillips, seorang gembala kaum muda yang melakukan parafrasa terhadap Alkitab ke dalam Bahasa Inggris sehari-hari pada masa Perang Dunia II supaya isinya lebih mudah dipahami oleh murid-murid di gerejanya.
Berjalan bersama Yesus
Bekal makanan secukupnya, sepatu bot tahan air, dan selembar peta adalah sejumlah benda penting yang dibawa oleh para pendaki yang berniat menyusuri rute John Muir Trail. Jalur tersebut memiliki jarak sepanjang sekitar 340 km di wilayah barat Amerika Serikat dan berkelok-kelok menyusuri anak sungai, mengitari danau dan hutan, serta naik-turun gunung, dengan jumlah ketinggian yang mencapai 14.000 meter. Karena dibutuhkan waktu kira-kira tiga minggu untuk menuntaskan rute ini, sangatlah penting membawa bekal yang dibutuhkan dengan jumlah yang tepat. Membawa terlalu banyak akan membuat pendaki kelelahan, tetapi terlalu sedikit akan membuatnya kekurangan makanan untuk sepanjang perjalanan.
Allah Menggendong Kita
Pada tahun 2019, badai Dorian menghantam kepulauan Bahama dengan hujan deras, angin kencang, dan banjir bandang. Itulah bencana alam terburuk sepanjang sejarah negara itu. Brent yang sedang berlindung di rumahnya bersama putra dewasanya yang menderita cerebral palsy telah memutuskan bahwa mereka harus meninggalkan rumah supaya selamat. Meski buta, Brent harus berusaha menyelamatkan putranya. Dengan hati-hati ia menggendong sang putra di pundaknya dan berjalan menembus air setinggi dagunya sampai mereka berdua tiba di tempat yang aman.