Meraih Hadiah
Dalam film fiksi Forrest Gump keluaran tahun 1994, Forrest menjadi terkenal karena berlari. Dari awalnya hanya berlari “hingga ujung jalan” ternyata berlanjut menjadi tiga tahun, dua bulan, empat belas hari, dan enam belas jam. Setiap kali sampai di tempat yang ditujunya, ia menetapkan tujuan lain dan melanjutkan larinya, berzig-zag melintasi seluruh negeri, hingga suatu hari ia merasa tidak ingin berlari lagi. Alasan awalnya berlari adalah karena ia memang ingin melakukannya. Forrest berkata, “Hari itu, tanpa alasan tertentu, aku putuskan saja untuk pergi berlari”.
Turun ke Jalan
Para petugas dinas kesehatan kota San Francisco memutuskan untuk turun ke jalan guna menyediakan obat-obatan dan perawatan bagi kaum tunawisma yang kecanduan opium. Program tersebut dimulai sebagai respons atas meningkatnya jumlah tunawisma yang menjadi pecandu. Biasanya, dokterlah yang menunggu pasien datang ke klinik. Dengan program turun ke jalan ini, pasien tidak perlu lagi merogoh kocek untuk membayar ongkos ke klinik atau mengingat-ingat jadwal pemeriksaan dengan dokter.
Kebenaran itu Pahit atau Manis?
Di hidung saya sempat muncul bintik dan saya membiarkannya selama beberapa waktu sebelum akhirnya memeriksakannya ke dokter. Hasil biopsi yang diterima beberapa hari kemudian memberikan kesimpulan yang tidak ingin saya dengar: kanker kulit. Meskipun kanker itu bisa diangkat dan tidak mematikan, tetap saja kenyataan itu bagaikan pil pahit yang harus ditelan.
Lintasan Biru
Jalur perlombaan ski yang menuruni bukit sering kali ditandai dengan cat biru yang disemprotkan ke permukaan salju yang putih di sepanjang lintasan. Lengkungan yang dibuat kasar itu mungkin mengganggu pemandangan penonton tetapi terbukti sangat penting bagi kesuksesan dan keselamatan para peserta lomba. Cat tersebut berfungsi sebagai panduan bagi para pembalap untuk mempunyai gambaran tentang jalur tercepat menuju dasar bukit. Selain itu, warna biru yang kontras dengan permukaan salju memberikan persepsi kedalaman kepada para pembalap, dan itu sangat penting bagi keselamatan mereka saat melaju dalam kecepatan yang sangat tinggi.
Tanyakan Pada yang Punya
Pada permulaan era 1900-an, produsen mobil Packard Motor mengeluarkan sebuah slogan untuk memikat pembeli. “Tanyakan pada yang punya” menjadi slogan yang sangat kuat, hingga berkontribusi besar membangun reputasi perusahaan sebagai produsen mobil mewah yang mendominasi pasar pada masa itu. Packard mengerti bahwa kesaksian pribadi mempunyai daya tarik bagi pendengarnya: kepuasan seorang teman terhadap suatu produk bisa menjadi dukungan yang sangat berpengaruh.
Mata di Belakang Kepala
Semasa kecil, seperti lazimnya anak-anak lain yang seusia, saya sering nakal dan berusaha menyembunyikan kenakalan itu agar tidak dimarahi. Namun, ibu saya biasanya langsung tahu apa yang telah saya perbuat. Saya ingat betapa kagumnya saya kepadanya karena dengan cepat ia mengetahui ulah saya. Ketika saya heran dan bertanya bagaimana ia bisa tahu, ibu saya selalu menjawab, “Ibu punya mata di belakang kepala.” Tentu saja, jawaban itu membuat saya penasaran dan mengamati kepala ibu saya setiap kali ia berbalik membelakangi saya. Saya bertanya-tanya, apakah matanya tidak terlihat atau tertutup oleh rambut merahnya? Setelah besar, saya berhenti mencari bukti sepasang mata tambahan ibu saya sembari menyadari bahwa ternyata saya memang tidak selihai yang saya kira. Pengamatan ibu saya yang jeli menjadi bukti kasih dan perhatiannya kepada anak-anaknya.
Berbagi Pizza
Steve, seorang tunawisma veteran perang berusia 62 tahun, pindah ke daerah beriklim hangat yang membuatnya bisa tidur di luar sepanjang tahun. Suatu malam, saat sedang memajang lukisan hasil karyanya—inilah caranya mendapatkan uang—seorang wanita muda menghampiri dan menawarinya beberapa potong pizza. Steve pun menerima dengan senang hati. Beberapa saat kemudian, Steve membagikan pizzanya dengan seorang tunawisma lain yang kelaparan. Tak lama sesudah itu, wanita muda tadi kembali dengan membawa sepiring makanan lagi. Ia senang melihat bagaimana Steve bersikap murah hati dengan membagikan apa yang telah diterimanya.
Hadir bagi Sesama
Di pinggiran kota Paris, ada komunitas-komunitas yang mengulurkan tangan untuk membantu kaum tunawisma di lingkungan mereka. Terbungkus dalam kantong-kantong kedap air, helai demi helai baju digantungkan pada pagar khusus supaya dapat diambil oleh para tunawisma yang membutuhkan. Kantong-kantong tersebut diberi tulisan, “Aku bukan barang hilang, silakan ambil jika kamu kedinginan.” Upaya tersebut tidak hanya menghangatkan tubuh mereka yang tidak memiliki tempat berteduh, tetapi juga mengajarkan masyarakat pentingnya menolong sesama yang membutuhkan di sekitar mereka.
Strategi Terbaik untuk Hidup Ini
Saat menyaksikan pertandingan basket regu anak perempuan saya dari bangku penonton, saya mendengar pelatih meneriakkan kata “dobel” kepada regunya yang sedang bermain di lapangan. Saat itu juga, strategi pertahanan mereka bergeser dari satu-lawan-satu menjadi dua pemain bertugas menjaga anggota tim lawan dengan postur tubuh yang paling tinggi. Mereka sukses menghalang-halangi usaha pemain itu untuk menembak dan mencetak skor, hingga berhasil merebut bola dan mencetak angka bagi tim mereka sendiri.