Ham dan Telur
Dalam sebuah dongeng tentang ayam dan babi, kedua binatang itu berdiskusi soal rencana membuka restoran bersama. Saat merencanakan menu yang akan disajikan, ayam mengusulkan menu daging ham dan telur. Babi dengan cepat menolak, sembari berkata: “Aku tak setuju. Enak saja, aku harus mengorbankan diriku, sementara kamu hanya cukup bertelur dan tak sampai mati.”
Tahu Lebih Baik
Setelah membawa pulang anak angkat kami dari luar negeri, saya begitu ingin melimpahinya dengan kasih sayang. Saya ingin menyediakan apa yang belum pernah dinikmatinya, terutama makanan sehat untuk gizinya. Namun, meskipun kami sudah mengusahakan yang terbaik, termasuk berkonsultasi dengan ahli gizi, pertumbuhan tubuhnya sangat lambat. Setelah hampir tiga tahun, baru kami tahu bahwa ia mengidap alergi akut terhadap sejumlah bahan makanan. Setelah menghapus bahan-bahan itu dari menunya, putra saya pun bertambah tinggi 12,5 cm hanya dalam waktu beberapa bulan. Meski menyesal karena lama tidak menyadari bahwa saya telah memberinya makanan yang menghambat pertumbuhan, kini saya senang atas kesehatannya yang berkembang pesat!
Hadiah Terindah
Suami saya baru-baru ini merayakan ulang tahun di usianya yang istimewa, yakni usia yang angkanya diakhiri dengan nol. Saya berusaha keras memikirkan cara terbaik untuk menghormatinya pada kesempatan istimewa ini. Saya membahas banyak ide dengan anak-anak kami agar mereka menolong saya memutuskan cara mana yang terbaik. Saya ingin perayaan kami mencerminkan makna penting dari usianya sekarang dan mengungkapkan betapa dirinya sangat berarti bagi keluarga kami. Saya ingin hadiah kami sesuai dengan arti penting dari pencapaian tersebut dalam hidupnya.
Jauh Lebih Melimpah
Ulang tahun saya tepat sehari setelah ulang tahun ibu. Saat masih remaja, saya harus berpikir keras untuk mencari hadiah yang akan membuat ibu senang sekaligus yang harganya pas di kantong saya. Ibu selalu menerima hadiah saya dengan senang hati, dan keesokan harinya, pada ulang tahun saya, ia akan memberikan hadiah untuk saya. Sudah pasti hadiahnya untuk saya jauh lebih bagus daripada yang saya berikan untuknya. Tentu ibu tidak bermaksud meremehkan pemberian saya. Ibu hanya ingin memberikan dengan murah hati dari harta yang dimilikinya, yang tentu jauh lebih besar jumlahnya daripada milik saya.
Layak
Ketika pertama kalinya saya dan suami diminta menjadi tuan rumah untuk suatu pertemuan kelompok kecil, saya langsung ingin menolaknya. Saya merasa tidak layak. Kami tidak memiliki cukup kursi untuk tiap orang; rumah kami kecil dan tidak dapat menampung banyak orang. Saya juga tidak yakin kami dapat memimpin diskusi kelompok. Apabila diminta untuk menyediakan makanan, saya khawatir karena saya tidak mahir memasak dan tidak punya cukup uang untuk membelinya. Saya tidak merasa kami “layak”, terutama saya yang tidak merasa “layak” melakukannya. Namun, kami ingin melayani Allah dan melayani lingkungan kami. Meskipun ada banyak ketakutan di benak kami, kami mau menjadi tuan rumah. Setelah lebih dari lima tahun melakukannya, kami merasakan sukacita yang luar biasa dari kehadiran kelompok kecil tersebut di rumah kami.
Dari Kosong Sampai Penuh
Sebuah buku anak populer menceritakan kisah tentang seorang anak kampung yang miskin bernama Bartolomeus. Saat ia melepas topinya untuk menghormati raja, tiba-tiba topi yang mirip muncul dan langsung bertengger di atas kepalanya. Hal itu membuat raja marah karena ia menganggap anak itu tidak menghormatinya. Bartolomeus melepas topi demi topi sambil diseret ke istana untuk dihukum. Setiap kali ia melepas topinya, topi baru segera muncul di atas kepalanya. Tiap topi yang baru lebih indah daripada topi sebelumnya, bahkan dihiasi permata mahal dan bulu-bulu mewah. Topinya yang ke-500 diincar oleh Raja Derwin, yang akhirnya mengampuni Bartolomeus dan membeli topi itu seharga 500 keping emas. Setelah itu, tidak ada lagi topi yang muncul di kepala Bartolomeus; ia menerima kebebasan dan uang yang dapat menghidupi keluarganya.
Serahkan kepada Allah
Semasa remaja, saat saya kewalahan menghadapi tantangan yang besar atau harus mengambil keputusan berisiko tinggi, ibu saya mengajarkan gunanya menuliskan pergumulan itu agar saya memperoleh sudut pandang yang lebih baik. Saat tidak yakin pelajaran atau pekerjaan apa yang perlu diambil, atau bergumul menghadapi kenyataan hidup masa dewasa yang membuat gentar, saya belajar dari kebiasaan ibu untuk menuliskan fakta-fakta dasar dan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan dengan segala akibat yang mungkin dihasilkan. Setelah menuangkan isi hati saya dalam tulisan, saya dapat mundur sejenak dari masalah yang ada dan melihatnya secara lebih objektif tanpa terlalu dipengaruhi emosi.
Sungguh-Sungguh Mencari
Setiap Sabtu, keluarga kami berjajar di tepi lapangan untuk menyemangati putri saya yang mengikuti lomba lari bersama tim lintas alam di sekolahnya. Setelah melintasi garis finis, para atlet berlarian untuk bergabung dengan rekan satu tim, pelatih, dan orangtua mereka. Keramaian orang menutupi sekitar 300 pelari sehingga sulit untuk menemukan satu dari banyak orang di situ. Kami mencermati dengan semangat kerumunan itu sampai menemukan dan mendekap satu-satunya atlet yang menjadi alasan kami ada di sana: putri kami yang terkasih.
Dari Air yang Dalam
Saya meninjau kolam renang dengan saksama dan siap sedia jika ada tanda-tanda masalah. Selama enam jam giliran saya bertugas sebagai pengawas perenang, saya mengawasi dari tepi kolam untuk memastikan keamanan orang-orang yang berenang. Meninggalkan tempat saya berjaga, atau bahkan sedikit saja perhatian saya lengah, bisa mengakibatkan konsekuensi serius bagi orang-orang di dalam kolam. Jika perenang nyaris tenggelam karena cedera atau belum pandai berenang, saya bertanggung jawab untuk menarik mereka dari air dan membawa mereka ke tempat yang aman di tepi kolam.