Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Kirsten Holmberg

Isi dari Kesaksian Iman Kita

Suatu hari, Alan menemui saya untuk meminta nasihat bagaimana mengatasi ketakutannya berbicara di depan umum. Seperti yang banyak terjadi pada banyak orang, ia merasa jantungnya berdebar kencang, mulutnya kering dan lengket, dan wajahnya merah padam. Glossophobia adalah salah satu ketakutan sosial yang lazim—banyak yang bergurau mengatakan bahwa mereka lebih takut berbicara di depan umum daripada takut mati! Saya pun menasihati Alan agar ia lebih memusatkan perhatian kepada isi pesan yang hendak disampaikan daripada memusingkan cara penyampaiannya.

Bertumbuh Menuju Kedewasaan

Belum lama ini sebuah jajak pendapat meminta para responden untuk menyebutkan pada umur berapa mereka meyakini diri mereka sudah dewasa. Mereka yang menganggap diri sudah dewasa menyebutkan perilaku-perilaku tertentu sebagai bukti status tersebut. Contoh perilaku seorang “dewasa” yang paling sering disebut adalah memiliki anggaran dan membeli rumah sendiri. Contoh-contoh perilaku lain yang diberikan sebagai jawaban meliputi kebiasaan memasak sendiri setiap malam, rutin memeriksakan kesehatan ke dokter, hingga jawaban-jawaban jenaka seperti hanya menyantap camilan untuk makan malam atau memilih tinggal di rumah saja dan tidak ke mana-mana pada malam Minggu.

Lingkaran Pelangi

Ketika sedang asyik mendaki gunung, Adrian mendapati dirinya berada di atas awan-awan yang melayang rendah. Dengan sinar matahari di belakangnya, Adrian mengarahkan pandangannya ke bawah dan melihat tidak saja bayangannya, tetapi juga fenomena indah yang disebut spektrum Brocken. Fenomena itu menyerupai lingkaran pelangi yang melingkari bayangan seseorang. Hal itu terjadi ketika sinar matahari membias pada awan-awan di bawah. Adrian menyebutnya sebagai momen “ajaib” yang sangat meng-gembirakan hatinya.

Bersorak-Sorak karena Kita

Seorang ayah muda menggendong bayi laki-lakinya sambil menimang dan bernyanyi dengan irama yang meneduhkan hati. Karena sang bayi memiliki gangguan pendengaran, ia tidak bisa mendengar suara atau nyanyian ayahnya. Namun, sang ayah tetap bersenandung dengan penuh kasih sayang kepada anaknya. Usaha itu pun membuahkan senyum manis dari bayi kecilnya. 

Berbagi Beban

Karen, seorang guru SMP, menciptakan suatu aktivitas yang mengajarkan murid-muridnya untuk lebih memahami satu sama lain. Dalam kegiatan “Berbagi Beban”, para murid menuliskan beban emosional mereka masing-masing. Kemudian tulisan-tulisan tanpa nama itu dibagikan di antara mereka, sehingga para murid dapat mengetahui pergumulan yang dialami oleh teman-teman mereka sendiri. Tidak jarang ada murid yang meneteskan air mata membaca tulisan teman-temannya. Sejak saat itu, para remaja dalam kelas tersebut memiliki penghargaan dan empati yang lebih besar terhadap satu sama lain.

Alasan untuk Beristirahat

Jika Anda ingin berumur panjang, pergilah berlibur! Empat puluh tahun setelah melakukan penelitian terhadap para pekerja pria paruh baya yang memiliki risiko penyakit jantung, para peneliti di Helsinki, Finlandia, menindaklanjuti setiap partisipan tersebut dan menemukan hasil yang sebenarnya tidak mereka duga dalam penelitian awal mereka. Temuan mereka menunjukkan bahwa tingkat kematian para pekerja yang mengambil waktu untuk berlibur lebih rendah daripada yang tidak mengambilnya. 

Melihat ke Atas

Cumi-cumi cockeyed hidup dalam “zona senja” di laut, yaitu bagian perairan yang nyaris tidak bisa ditembus sinar matahari. Hewan ini dijuluki demikian karena ukuran kedua matanya yang sangat berbeda: mata kirinya pelan-pelan berkembang menjadi jauh lebih besar daripada mata kanan, bahkan hampir dua kali lipat ukurannya. Para ilmuwan yang mempelajari moluska ini menyimpulkan bahwa mata kanannya yang lebih kecil digunakan untuk melihat ke bawah, ke kedalaman perairan yang gelap, sementara mata kiri yang lebih besar digunakan untuk melihat ke atas, ke arah sinar matahari.

Berlari untuk Memberitakan

Lomba lari maraton modern diilhami dari kisah legenda seorang kurir Yunani, Pheidippides. Konon, pada tahun 490 sm ia berlari lebih dari empat puluh kilometer dari kota Marathon ke Athena untuk mengabarkan kemenangan pasukan Yunani atas Persia, musuh bebuyutan mereka. Pada masa kini, orang mengikuti lari maraton untuk memperoleh kepuasan pribadi karena berhasil mencapai suatu target dalam olahraga, tetapi Pheidippides memiliki tujuan yang lebih besar di balik upayanya itu. Setiap langkah larinya didorong oleh kegembiraan yang meluap-luap untuk memberitakan kabar gembira kepada saudara-saudari sebangsanya!

Hadir bagi Orang Lain

Ketika Jen, seorang pegawai taman hiburan, melihat Ralph menggeloso di atas tanah dengan berurai air mata, ia bergegas datang membantu. Ralph, bocah pengidap autisme, sedang menangis tersedu-sedu karena wahana yang sangat ingin dinaikinya ternyata rusak. Alih-alih langsung mengangkat Ralph atau menyuruhnya untuk segera merasa baikan, Jen ikut duduk di tanah bersamanya, lalu membiarkan anak itu menyalurkan emosinya dan menangis sampai puas.