Sepatu Pinjaman
Seorang siswa SMA bernama Gabe berada dalam keadaan serba tak menentu setelah ia dan keluarganya menyelamatkan diri dari ancaman kebakaran hutan di California pada tahun 2018. Gabe kehilangan kesempatan mengikuti babak kualifikasi untuk lomba lari lintas alam tingkat negara bagian, padahal selama ini ia sudah berlatih untuk kejuaraan tersebut. Kegagalan mengikuti ajang ini akan membuatnya tidak bisa berlomba di tingkat negara bagian—kejuaraan yang dapat memberikan pencapaian tertingginya sebagai atlet. Setelah mempertimbangkan kondisi Gabe, komisi atletik negara bagian itu mau memberinya kesempatan. Namun, ia harus berlari sendiri dalam waktu yang memenuhi kualifikasi, di atas lintasan atletik milik sekolah lawan, dengan mengenakan “sepatu sehari-hari” karena sepatu larinya tertinggal di rumahnya yang sekarang sudah hangus terbakar. Ketika ia datang pada hari “perlombaan,” Gabe terkejut melihat para pesaingnya juga datang. Mereka bahkan memberinya sepatu lari yang layak, dan ikut berlari mendampinginya untuk memastikan ia berlari dalam kecepatan yang diperlukan untuk lolos ke perlombaan tingkat negara bagian.
Bertahan dalam Kekeringan
Pada April 2019, sebuah kawasan pemukiman di kota Victorville, California, terkubur oleh tumbleweed, sejenis gulma dari semak kering yang bergumpal-gumpal. Angin kencang telah meniup gumpalan-gumpalan itu dari Gurun Mojave yang letaknya tak jauh dari kawasan pemukiman tadi. Pada puncak pertumbuhannya, gulma yang menjengkelkan ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi seratus delapan puluh sentimeter. Tumbleweed sebesar itu sangat menyulitkan ketika tercabut dari akarnya lalu berguling-guling tertiup angin dan menyebarkan benihnya ke mana-mana.
Tercetak pada Hati Kita
Ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak bergerak pada tahun 1450, terbukalah era komunikasi massa di dunia Barat dan realitas sosial baru yang memudahkan penyebaran informasi kepada masyarakat luas. Tingkat kemampuan menulis dan membaca pun meningkat di seluruh dunia dan tumbuhnya ide-ide baru telah menghasilkan perubahan yang pesat, baik dalam bidang sosial maupun keagamaan. Gutenberg berhasil menerbitkan Alkitab cetak untuk pertama kalinya. Sebelumnya, Alkitab harus disalin dengan tulisan tangan, dan dibutuhkan waktu hingga satu tahun untuk menyelesaikan satu jilid.
Pesaing atau Sekutu?
Kota Texarkana terletak tepat di tengah perbatasan dua negara bagian, Texas dan Arkansas. Kota berpenduduk 70.000 jiwa ini memiliki dua walikota, dua dewan kota, dua kantor kepolisian, dan dua dinas pemadam kebakaran. Pertandingan olahraga antarsekolah menengah atas di kota itu selalu menarik perhatian warga, dan itu menunjukkan kesetiaan yang mendalam kepada sekolah negeri mereka masing-masing. Tantangan-tantangan lain yang lebih signifikan, seperti perselisihan mengenai sistem perairan yang digunakan bersama, diatur oleh dua hukum negara bagian yang berbeda. Meskipun ada garis pemisah, kota ini terkenal karena kesatuannya. Setiap tahun, warga kota berkumpul di State Line Avenue, jalan yang membelah kota itu, untuk makan bersama dan merayakan keberadaan mereka sebagai satu komunitas.
Tidak Aji Mumpung
Ketika sejumlah narapidana sedang bekerja mengangkut sampah di pinggir jalan untuk mendapatkan pengurangan masa hukuman, pengawas mereka, James, mendadak pingsan. Mereka bergegas menghampiri James dan menyadari bahwa ia harus segera mendapatkan pertolongan medis. Salah seorang tahanan meminjam telepon James untuk meminta bantuan. Di kemudian hari, kepala rutan berterima kasih kepada para tahanan yang telah membantu pengawas mereka mendapatkan bantuan medis dengan segera, terutama karena mereka bisa saja tidak mempedulikan James—yang pasti akan membahayakan nyawanya karena terserang stroke—atau aji mumpung dengan memanfaatkan keadaan itu untuk melarikan diri.
Seseorang dari Kelas Satu
Kelsey berjalan melewati lorong pesawat yang sempit sambil menggendong putrinya yang berusia sebelas bulan, Lucy, dan menjinjing mesin oksigen yang membantu pernapasan Lucy. Mereka menempuh perjalanan untuk mengobati penyakit paru-paru kronis yang diderita oleh sang bayi. Tak lama setelah duduk bersama di sebuah kursi, seorang pramugari menghampiri mereka dan berkata bahwa ada seorang penumpang kelas satu yang ingin bertukar kursi dengan Kelsey dan putrinya. Sambil menangis penuh syukur, Kelsey kembali berjalan melewati lorong pesawat menuju tempat duduk yang lebih besar, sementara penumpang yang baik hati tersebut pindah ke tempat duduknya.
Pertemuan Kudus
Pada suatu akhir minggu yang panjang, saya mengikuti reuni bersama beberapa teman di tepi sebuah danau yang indah. Hari-hari itu diisi keseruan dengan bermain air dan makan bersama, tetapi yang paling saya nikmati adalah obrolan santai di malam hari. Di saat hari mulai gelap, kami pun mencurahkan isi hati masing-masing untuk membicarakan berbagai hal dengan terus terang dan cukup mendalam, seperti kepedihan dari pernikahan yang retak dan trauma yang dialami oleh sebagian anak-anak kami. Tanpa menutup-nutupi kenyataan hidup yang tidak ideal, kami berusaha mengingatkan satu sama lain akan Allah dan kasih setia-Nya yang telah membawa kami melewati berbagai kesulitan hidup tersebut. Saya sangat mensyukuri malam-malam kebersamaan yang kami lalui itu.
Meja untuk Mengobrol
Kesepian adalah salah satu ancaman terbesar terhadap kesejahteraan kita, mempengaruhi kesehatan lewat perilaku kita di media sosial, makanan yang kita konsumsi, dan hal-hal sejenisnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa hampir dua pertiga orang—tanpa memandang usia atau jenis kelamin—pernah merasa kesepian setidaknya selama beberapa waktu tertentu. Sebuah pasar swalayan di Inggris telah menciptakan “meja untuk mengobrol” di kafe-kafe dalam toko mereka sebagai upaya meningkatkan hubungan antarmanusia. Mereka yang ingin berinteraksi dengan orang lain hanya perlu duduk di seputar meja yang dirancang bagi maksud itu, untuk bergabung dengan orang lain atau menunjukkan kemauan untuk mengobrol. Obrolan yang kemudian terjalin di sana membuat orang-orang yang terlibat merasa memiliki teman dan komunitas.
Perkataan yang Menyembuhkan
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa perkataan yang menguatkan dari penyedia layanan kesehatan dapat menolong pasien sembuh lebih cepat dari penyakit. Dalam suatu eksperimen, ditaruhlah zat pemicu alergi pada kulit beberapa sukarelawan supaya gatal, lalu reaksi mereka yang menerima kata-kata menguatkan dari dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak. Pasien yang menerima kata-kata menguatkan dari dokter menunjukkan kondisi yang lebih baik dan gatal-gatal yang dirasakan tidak separah mereka yang tidak menerima penguatan.