“Ain’t No Grave”
Bahkan saat mendekati ajalnya, pemusik legendaris Johnny Cash bertekad untuk terus berkarya. Album terakhirnya, American VI: Ain’t No Grave, direkam pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Saat mendengar Cash menyanyikan lagu Ain’t No Grave, kidung karya Claude Ely, kita mendapatkan gambaran tentang pemikiran terakhirnya dan pengharapannya akan kebangkitan. Suaranya yang terkenal sangat dalam, meski melemah karena kesehatannya yang menurun, menyerukan kesaksian iman yang luar biasa.
Surga Bernyanyi
Sukacita terdengar jelas dari nada-nada yang dinaikkan oleh paduan suara sebuah SMA yang menyanyikan lagu asal Argentina “El Cielo Canta Alegría.” Saya menikmati penampilan mereka, meski tidak mengerti liriknya yang berbahasa Spanyol. Namun, tak lama kemudian saya mengenali sebuah kata yang akrab di telinga ketika paduan suara itu berseru dengan penuh sukacita, “Aleluya!” Kata “Aleluya” yang diserukan berulang-ulang itu adalah ungkapan pujian kepada Allah yang terdengar mirip dalam sebagian besar bahasa di dunia. Karena penasaran dengan latar belakang lagu tersebut, sepulang dari konser itu saya pun mencari informasi di Internet dan menemukan bahwa terjemahan dari judul lagu tersebut adalah “Heaven Is Singing for Joy” (Surga Bernyanyi dengan Sukacita).
Kelimpahan Surgawi
Saya berharap mendapatkan delapan buah pisang. Namun, saat saya membuka kantong belanjaan yang dikirim ke rumah, saya mendapati 20 buah pisang! Saya langsung menyadari bahwa ketika pindah ke Inggris, seharusnya saya menghitung belanjaan saya dengan timbangan kilogram, tidak lagi dalam pon. Alih-alih tiga pon, saya malah memesan pisang seberat tiga kilogram (hampir 7 pon!).
Mengulurkan Kebaikan Kristus
Berbuat baik atau membalas dendam? Kepala Isaiah baru saja terkena lemparan bola liar pada suatu pertandingan bisbol dalam kejuaraan regional Liga Kecil. Ia jatuh ke tanah sambil memegangi kepalanya. Syukurlah, ada helm yang melindunginya dari cedera serius. Ketika pertandingan dilanjutkan, Isaiah memperhatikan bahwa anak yang melemparkan bola tadi tampak terguncang akibat kesalahan yang tidak disengaja olehnya. Isaiah pun melakukan tindakan yang luar biasa. Ia menghampiri pelempar bola itu, memeluknya dengan hangat, dan meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja.
Kasih Allah yang Lembut
Sebuah video dari tahun 2017 menarik perhatian dunia karena memperlihatkan cinta seorang ayah kepada anaknya. Di dalamnya seorang ayah sedang menghibur putranya yang berusia dua bulan saat divaksin. Setelah perawat selesai menyuntik, sang ayah dengan lembut memeluk dan mendekap putranya ke pipi, dan bayi itu langsung berhenti menangis. Rasanya hampir tidak ada hal yang lebih menenangkan daripada perhatian lembut dari orangtua yang mengasihi anaknya.
Langkah Selanjutnya dari Kasih
Apa yang membuat seseorang mau membantu pesaingnya? Bagi seorang pemilik restoran bernama Adolfo di Wisconsin, alasannya adalah kesempatan untuk mendorong para pemilik restoran lokal lainnya yang kesulitan beradaptasi dengan peraturan di masa pandemi COVID. Adolfo mengalami sendiri bagaimana sulitnya menjalankan bisnis selama masa pandemi. Didorong oleh kemurahan hati sebuah bisnis lokal lainnya, ia pun mengeluarkan lebih dari dua ribu dolar dari kantongnya sendiri untuk membeli kartu-kartu hadiah yang dibagikan secara cuma-cuma kepada para pelanggannya untuk digunakan di restoran-restoran lain dalam komunitasnya. Itulah ungkapan kasih yang terwujud dalam tindakan, bukan hanya berupa kata-kata.
Allah Tempat Perlindungan Kita
Film keluaran tahun 2019 yang memikat, Little Women, mengingatkan saya pada buku novel yang sudah lama saya punya, terutama pada kata-kata bijak dari Marmee, sosok ibu yang lembut dan bijaksana. Saya tertarik pada penggambaran tentang keteguhan iman Marmee, yang mendasari banyak ucapan penyemangat untuk putri-putrinya. Satu baris ucapannya yang terkesan bagi saya adalah ini: “Kesulitan dan pencobaan . . . mungkin banyak terjadi, tetapi kalian akan dapat mengatasi dan melewati semua itu, jika kalian belajar untuk merasakan kekuatan dan kelembutan Bapa kita di surga.”
Telah Kusaksikan Kesetiaan Allah
Di sepanjang tujuh puluh tahun masa pemerintahannya yang bersejarah sebagai penguasa Britania Raya, Ratu Elizabeth II hanya satu kali memberikan kata pengantar pribadi sebagai tanda persetujuan atas biografi tentang kehidupannya. Buku The Servant Queen and the King She Serves (Ratu yang Melayani dan Raja yang Dilayaninya) yang dirilis dalam rangka perayaan ulang tahun Ratu yang kesembilan puluh itu mengisahkan bagaimana iman sang Ratu telah menuntunnya di sepanjang pengabdiannya kepada negara. Dalam kata pengantar itu, Ratu Elizabeth menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah mendoakannya, dan ia mengucap syukur kepada Allah atas kasih setia-Nya. Ia menutup dengan mengatakan, “Saya sungguh telah menyaksikan kesetiaan-Nya.”
Perkataan yang Menyejukkan
Saat sedang berada di dapur, putri saya berseru, “Mama, ada lalat di botol madu!” Saya menyahutinya dengan ungkapan terkenal, “Lebih mudah menangkap lalat dengan madu daripada cuka.” Meski itulah pertama kalinya saya (secara tidak sengaja) menangkap seekor lalat dengan madu, saya mengutip pepatah modern tersebut karena hikmat yang terkandung di dalamnya: permintaan yang disampaikan dengan baik akan lebih meyakinkan orang lain dibandingkan dengan sikap yang sengit.