Tak Pernah Merasa Cukup
Frank Borman pernah menjadi komandan misi pertama ke luar angkasa untuk mengelilingi bulan. Ia mengaku tidak terkesan pada apa yang dilihatnya. Perjalanan pulang-pergi itu membutuhkan waktu dua hari penuh. Frank sempat mabuk udara dan muntah. Ia berkata bahwa melayang-layang dalam kondisi gravitasi nol memang mengasyikkan—tetapi untuk tiga puluh detik saja. Sesudah itu biasa saja. Dari dekat, bulan terlihat tidak menarik dan permukaannya bopeng-bopeng karena penuh kawah. Awak pesawatnya mengambil foto-foto hamparan permukaan bulan, lalu menjadi bosan juga.
Bagaimana Saya Bisa Sampai di Sini?
Tiffani terbangun dalam pesawat Air Canada yang gelap gulita. Masih mengenakan sabuk pengaman, ia terus tertidur sementara semua penumpang lain sudah turun dan pesawat sudah diparkir di bandara. Kenapa tidak ada yang membangunkan saya? Bagaimana saya bisa sampai di sini? Ia berpikir keras sambil mencoba mengingat-ingat.
Kasih yang Tidak Lazim
Tom bekerja di sebuah biro hukum yang memberikan konsultasi bagi perusahaan milik Bob. Tom dan Bob lalu berteman, tetapi kemudian Tom ketahuan menggelapkan uang ribuan dolar dari perusahaan Bob. Bob marah dan sakit hati, tetapi ia menerima nasihat bijak dari seorang Kristen yang menjabat sebagai wakil presiden perusahaannya. Wakilnya itu melihat bahwa Tom benar-benar menyesal dan sangat malu, maka ia menasihati Bob untuk mencabut gugatan dan justru mempekerjakan Tom. “Beri gaji yang cukup supaya ia bisa mengganti uang yang dicurinya. Engkau akan mendapat karyawan yang setia karena merasa berutang budi kepadamu.” Bob setuju, dan Tom pun menjadi karyawan yang setia dan sangat berterima kasih kepadanya.
Berhala untuk Jaga-Jaga
Sam terbiasa memeriksa rekening tabungan hari tuanya dua kali sehari. Ia sudah menabung selama tiga puluh tahun, dan dengan naiknya harga saham, jumlah saldonya sudah cukup untuk membiayai kehidupannya setelah pensiun. Namun, Sam sering khawatir harga sahamnya anjlok sehingga ia merasa harus terus-menerus memeriksa jumlah uang dalam rekeningnya.
Mencuri Kemuliaan Yesus
Ketika pendeta saya mengajukan pertanyaan yang sulit tentang kehidupan Yesus kepada kelas kami, saya langsung mengangkat tangan. Saya baru saja membaca kisah hidup-Nya, jadi saya tahu jawabannya. Selain itu, saya juga ingin rekan-rekan di kelas saya tahu bahwa saya tahu. Lagipula, saya seorang pengajar Alkitab. Betapa memalukannya kalau saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu di hadapan mereka! Akan tetapi, saya merasa malu karena perasaan saya yang takut malu. Seketika juga saya menurunkan tangan saya. Apakah saya begitu tidak percaya diri?
Berani Menghadapi Tantangan
Tom mengejar anak-anak muda yang baru saja mencuri sepeda temannya. Ia tidak punya rencana apa-apa. Pokoknya ia ingin mengambil kembali sepeda itu. Namun, yang mengejutkan, ketiga pencuri itu melihat ke arahnya, menjatuhkan sepeda itu, dan kabur. Tom merasa lega sekaligus kagum pada dirinya sendiri. Saat mengambil sepeda tersebut dan membalikkan badannya, ia pun melihat Jeff, seorang teman berotot kekar yang dari tadi membuntutinya.
Tetap di Jalan yang Benar
Senja sudah turun saat saya mengikuti Li Bao berjalan menyusuri bagian atas tembok besar yang membelah pegunungan di wilayah pusat Tiongkok. Saya belum pernah melewati jalan ini sebelumnya, dan tidak dapat melihat lebih dari satu langkah di depan serta seberapa curam jurang yang menganga di sebelah kiri kami. Saya hanya bisa menahan napas dan menempel erat pada Li. Saya tidak…
Ibadah yang Murni
Jose menggembalakan sebuah gereja yang terkenal karena karya dan pementasan teaternya. Apa yang mereka kerjakan itu memang sangat baik, tetapi Jose khawatir segala kesibukan itu telah membuat gereja menjadi ajang bisnis. Ia bertanya-tanya apakah gerejanya bertumbuh karena alasan-alasan yang benar atau justru karena kegiatannya? Untuk mencari tahu, Jose lantas meniadakan semua kegiatan ekstra dari gerejanya selama satu tahun. Gereja hanya akan berfokus menjadi bait Allah yang hidup, tempat jemaat beribadah kepada-Nya.
Sebarkan Kemasyhuran-Nya
Biasanya kita dapat mengetahui dari mana sebuah peta digambar dengan melihat apa yang terletak di tengah-tengah peta tersebut. Kita cenderung berpikir bahwa rumah kita adalah pusat segalanya, maka kita meletakkan titik di tengah dan mulai membuat sketsanya dari titik itu. Kota-kota yang terdekat mungkin berjarak delapan puluh kilometer ke utara atau setengah hari perjalanan ke arah selatan, tetapi semua itu dijelaskan dalam hubungannya dengan lokasi kita. Kitab Mazmur juga menggambar “peta” mereka dari tempat kediaman Allah di bumi dalam Perjanjian Lama, sehingga pusat geografis dalam Alkitab adalah Yerusalem.