Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Nancy Gavilanes

Lompatan Iman

Sekitar 700 ekor penguin kaisar di Antartika Barat, yang baru berusia enam bulan, berkerumun di tepi tebing es yang menjulang 15 meter di atas air yang sangat dingin. Akhirnya, seekor penguin mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan “lompatan iman,” dengan menyelam ke dalam air es di bawahnya dan berenang. Tak lama kemudian, sejumlah besar penguin lainnya ikut terjun.

Mengikuti Allah

Beberapa tahun lalu, pada suatu hari senggang di kota Paris, saya sempat berkeliling sendirian di kota yang terkenal itu sebelum bertemu dengan seorang teman untuk makan malam di dekat Menara Eiffel. Semuanya berjalan baik hingga tiba-tiba baterai ponsel saya habis. Karena tidak mempunyai peta, saya pun tidak yakin dengan arah yang saya tuju. Namun, saya tidak panik. Saya terus berjalan menyusuri Sungai Seine dan mengarahkan pandangan saya pada Menara Eiffel yang menjulang tinggi. Rencana saya berhasil hingga saya kehilangan pandangan terhadap menara itu yang tiba-tiba saja tertutup oleh gedung-gedung yang menjulang di sekitarnya.

Sabar terhadap Satu Sama Lain

Beberapa hari lalu, saya berhenti di belakang sebuah mobil di suatu persimpangan jalan dan memperhatikan stiker berwarna cerah yang terpasang di jendela belakangnya, yang bertuliskan: “Pengemudi Baru. Mohon Bersabar.” Dengan banyaknya tindakan membabi buta di jalanan yang kita dengar (atau alami sendiri), stiker itu menjadi pengingat yang sangat baik agar kita dapat bersabar terhadap sesama pengemudi lainnya.

Bekerja Bersama bagi Yesus

Dalam perjalanan misi jangka pendek ke Brasil, kami membantu membangun sebuah gedung gereja di tengah kawasan hutan Amazon. Di atas fondasi yang telah diletakkan, kami merakit berbagai bagian gedung tersebut bagaikan menyusun suatu set LEGO raksasa: tiang penyangga, dinding beton, jendela, balok baja untuk atap, dan genteng pada atap tersebut. Setelah itu semua selesai, kami bersama-sama mengecat dinding.

Bangkit Kembali

Saat remaja, saya terpikat dengan olahraga seluncur indah. Saya menyukai perpaduan dari kesenian dan ketangkasan di atas es tersebut, dengan variasi gerakan berputar yang cepat, lompatan yang tinggi, dan sikap tubuh yang sempurna. Setelah menyaksikan banyak pertunjukan dari para atlet profesional, akhirnya saya mendapat kesempatan untuk berseluncur di atas es dan bergabung dalam kelompok pemula. Selain belajar cara meluncur dan berhenti, kami juga mempelajari salah satu keterampilan terpenting yang dibutuhkan setiap peseluncur, yaitu cara untuk bangkit kembali dengan cepat setelah jatuh. Selanjutnya, saya mempelajari banyak gerakan berputar dan melompat melalui kelas privat, tetapi dasar-dasar tentang cara bangkit kembali setelah jatuh tidak pernah saya lupakan.

Diberkati untuk menjadi Berkat

Selama bertahun-tahun menjadi jurnalis, saya senang menceritakan kisah-kisah orang lain, tetapi saya diajarkan untuk tidak memberikan pendapat saya sendiri. Jadi, bertahun-tahun setelah saya merasa Allah memanggil saya untuk meninggalkan karier jurnalistik tersebut, dan semakin yakin bahwa Allah mengarahkan saya untuk menulis blog dan berbicara tentang Dia, saya merasa cukup canggung harus membagikan isi pikiran saya, terutama tentang iman saya. Saat saya mulai menulis di blog, saya takut bahwa saya akan kehabisan bahan untuk dibahas. Namun, pekan demi pekan, saya menemukan kata-kata yang menguatkan dan wawasan untuk dibagikan. Semakin sering saya menulis, semakin banyak ide yang mengalir. Saya masih merasakannya sampai sekarang.

Pemberian yang Sempurna

Pada sebuah pelayanan dalam kunjungan misi jangka pendek ke Peru, saya sempat dimintai uang oleh seorang pemuda. Namun, karena alasan keamanan, regu kami telah diinstruksikan untuk tidak memberikan uang kepada siapa pun. Jadi, bagaimana saya dapat menolong pemuda itu? Saya pun teringat tanggapan Rasul Petrus dan Yohanes kepada pria yang lumpuh dalam Kisah Para Rasul 3. Saya jelaskan kepada pemuda tadi bahwa saya tidak bisa memberinya uang, tetapi saya bisa membagikan kabar baik tentang kasih Allah. Ketika ia menceritakan bahwa dirinya seorang yatim piatu, saya memberitahunya bahwa Allah ingin menjadi Bapanya. Ia menangis mendengar hal itu. Saya kemudian menghubungkannya dengan salah seorang anggota gereja lokal untuk dilayani lebih lanjut.

Bersyukur di tengah Pencobaan

Saya sering mengikuti dan mendoakan seorang rekan penulis yang rajin menceritakan perjuangannya melawan kanker di dunia maya. Ia tidak hanya membagikan tentang perkembangan penyakit dan tantangan yang dihadapinya, tetapi juga menyampaikan permohonan doa disertai ayat-ayat Alkitab dan pujian bagi Allah. Senyumnya yang tegar, baik saat menunggu perawatan di rumah sakit maupun di rumah dengan bandana yang menutupi kepalanya, sungguh mengagumkan. Dalam setiap tantangan yang dihadapinya, ia tak pernah lupa mendorong orang lain untuk mempercayai Allah di tengah pencobaan.

Mengasihi Bangsa-Bangsa

Saya adalah putri dari sepasang orangtua pekerja keras dan penyayang yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Saya bersyukur mereka berani menjadi pelopor dalam keluarga mereka dengan meninggalkan tanah kelahiran demi mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat. Kisah cinta mereka berawal di kota New York, tempat mereka kemudian menikah dan membesarkan dua anak perempuan, termasuk saya, sambil mengelola bisnis mereka masing-masing.