Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Nancy Gavilanes

Dicangkokkan ke dalam Keluarga Allah

Dalam kunjungan bersama ayah saya ke kampung halamannya di Ekuador, kami mengunjungi lahan milik keluarga tempat beliau dibesarkan. Saya melihat sekelompok pohon yang terlihat janggal. Ayah saya menjelaskan bahwa sewaktu kecil, ia sering bertindak iseng dengan mengambil dahan patah dari sebatang pohon buah, membuat sayatan di pohon yang lain, lalu mengikatkan dahan tadi pada pohon yang telah disayat, seperti yang ia lihat dilakukan orang-orang dewasa. Tidak ada yang mengetahui keisengannya sampai pohon-pohon itu menghasilkan buah yang berbeda dari yang diharapkan.

Apakah yang di Tanganmu Itu?

Beberapa tahun setelah menerima keselamatan dan menyerahkan hidup saya kepada Allah, saya merasa bahwa Dia mengarahkan saya untuk meninggalkan karier jurnalisme yang sedang saya tekuni. Saat mengistirahatkan pena dan tidak lagi menerbitkan tulisan-tulisan saya, timbul perasaan bahwa suatu hari nanti Allah akan memanggil saya untuk menulis bagi kemuliaan-Nya. Dalam tahun-tahun pengembaraan saya di “padang gurun” tersebut, saya dikuatkan oleh kisah Musa dan tongkatnya dalam Keluaran 4.

Berapa pun Usia Kita

Baru-baru ini sepasang nenek dari Texas menjadi sensasi di media setelah mereka menyelesaikan perjalanan keliling dunia dalam 80 hari pada usia 81 tahun. Sepasang penjelajah yang sudah bersahabat selama 23 tahun itu berhasil melintasi seluruh benua di dunia. Mereka mengawali perjalanan dari Antartika, berdansa tango di Argentina, menunggang unta di Mesir, dan naik kereta luncur di Kutub Utara. Mereka mengunjungi 18 negara termasuk Zambia, India, Nepal, Indonesia, Jepang, Italia, lalu mengakhiri perjalanan mereka di Australia. Duo ini berharap dapat menginspirasi generasi mendatang untuk menikmati perjalanan keliling dunia, berapa pun usianya.

Disucikan oleh Kristus

Pelayanan misi jangka pendek saya yang pertama berlangsung di kawasan hutan Amazon di Brasil, dan di sana kami membangun sebuah gereja di tepi sungai. Suatu sore, kami mengunjungi salah satu rumah warga yang memiliki penyaring air. Tuan rumah menuangkan air sumur yang keruh ke atas alat penyaring, lalu dalam beberapa menit semua kotoran telah hilang dan mengucurlah air minum yang bersih serta jernih. Di ruang tamu itulah saya melihat cerminan dari apa artinya disucikan oleh Kristus.

Puji-pujian yang Tidak Direncanakan

Dalam suatu pelayanan misi singkat ke Etiopia, kelompok kami mendampingi kelompok lain dari suatu lembaga pelayanan lokal untuk melayani sejumlah pemuda yang hidupnya terpuruk dan kini tinggal dalam gubuk-gubuk di tempat rongsokan. Para pemuda itu adalah orang-orang yang menyenangkan! Kami saling bertukar kesaksian, mengucapkan pesan yang menguatkan, dan berdoa bersama. Salah satu momen favorit saya malam itu adalah ketika seorang anggota pelayanan lokal tersebut tiba-tiba memainkan gitar dan kami pun menyanyikan puji-pujian bersama kawan-kawan baru kami di bawah terang bulan. Sungguh momen yang indah! Meski kondisi mereka sangat sulit, para pemuda itu memiliki pengharapan dan sukacita yang hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan Yesus.

Meninggalkan Warisan Rohani

Ketika remaja, saya dan saudara perempuan saya tidak memahami keputusan ibu kami untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Namun, kami tidak dapat menyangkal perubahan yang kami lihat dalam dirinya. Hatinya lebih dipenuhi damai sejahtera serta sukacita, dan beliau mulai setia melayani di gereja. Dalam kerinduan yang besar untuk mempelajari Alkitab, beliau menempuh kuliah sampai lulus di sekolah teologi. Beberapa tahun setelah keputusan ibu saya, saudara perempuan saya pun menerima Kristus dan mulai melayani-Nya. Kemudian, beberapa tahun setelah itu, saya juga percaya kepada Tuhan Yesus dan mulai melayani-Nya. Bertahun-tahun kemudian, ayah saya mengikuti jejak kami dengan mempercayai Kristus. Keputusan ibu saya untuk percaya kepada Kristus telah menciptakan gelombang perubahan hidup dalam keluarga inti, bahkan juga keluarga besar kami.