Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Nancy Gavilanes

Puji-pujian yang Tidak Direncanakan

Dalam suatu pelayanan misi singkat ke Etiopia, kelompok kami mendampingi kelompok lain dari suatu lembaga pelayanan lokal untuk melayani sejumlah pemuda yang hidupnya terpuruk dan kini tinggal dalam gubuk-gubuk di tempat rongsokan. Para pemuda itu adalah orang-orang yang menyenangkan! Kami saling bertukar kesaksian, mengucapkan pesan yang menguatkan, dan berdoa bersama. Salah satu momen favorit saya malam itu adalah ketika seorang anggota pelayanan lokal tersebut tiba-tiba memainkan gitar dan kami pun menyanyikan puji-pujian bersama kawan-kawan baru kami di bawah terang bulan. Sungguh momen yang indah! Meski kondisi mereka sangat sulit, para pemuda itu memiliki pengharapan dan sukacita yang hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan Yesus.

Meninggalkan Warisan Rohani

Ketika remaja, saya dan saudara perempuan saya tidak memahami keputusan ibu kami untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Namun, kami tidak dapat menyangkal perubahan yang kami lihat dalam dirinya. Hatinya lebih dipenuhi damai sejahtera serta sukacita, dan beliau mulai setia melayani di gereja. Dalam kerinduan yang besar untuk mempelajari Alkitab, beliau menempuh kuliah sampai lulus di sekolah teologi. Beberapa tahun setelah keputusan ibu saya, saudara perempuan saya pun menerima Kristus dan mulai melayani-Nya. Kemudian, beberapa tahun setelah itu, saya juga percaya kepada Tuhan Yesus dan mulai melayani-Nya. Bertahun-tahun kemudian, ayah saya mengikuti jejak kami dengan mempercayai Kristus. Keputusan ibu saya untuk percaya kepada Kristus telah menciptakan gelombang perubahan hidup dalam keluarga inti, bahkan juga keluarga besar kami.