Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Patricia Raybon

Bagi Allah Saja

Pembina rohani tim basket NBA Denver Nuggets sekaligus pembawa pengumuman di stadion mereka, Kyle Speller, dikenal luas lewat kata-kata penyemangatnya yang menggelegar di sepanjang pertandingan. Saat ia berseru, “Ayo Nuggets!”, ribuan penggemar di dalam arena dan jutaan lainnya yang menonton atau mendengarkan siaran itu menjadi ikut bersemangat. Speller, yang dinominasikan menjadi pembawa pengumuman di pertandingan All Star 2022, berkata, “Saya tahu bagaimana menghangatkan suasana penonton supaya tim kami merasakan dukungan dari penggemarnya.” Meski demikian, setiap kata yang keluar dari suara khasnya—yang juga terdengar dalam berbagai iklan TV dan radio—adalah untuk memuliakan Allah. Pekerjaannya, Speller menambahkan, adalah untuk “melakukan segala sesuatu bagi Allah saja.”

Sahabat yang Agung

Sebagai tetangga sebelah rumah, ibu saya dan Ny. Sanchez berteman sekaligus bersaing dengan sehat. Setiap hari Senin mereka berlomba-lomba menjadi yang pertama menjemur pakaian yang baru mereka cuci di pekarangan. Minggu demi minggu mereka bergantian saling “mengalahkan,” suatu kompetisi kecil yang mereka nikmati. Dalam lebih dari 10 tahun hidup bertetangga, mereka berdua juga senang berbagi hikmat, cerita, dan harapan.

Menemukan Sukacita dengan Bijaksana

Pandemi sedang berada di atas angin. Begitulah yang dilihat Jason Persoff, seorang dokter IGD di sebuah rumah sakit besar yang khusus merawat para penderita Covid. Bagaimana ia dapat terus memberikan yang terbaik dari dirinya? Ia lalu memutuskan untuk bersantai di waktu luangnya dengan memotret kepingan-kepingan salju yang sangat kecil dari jarak sangat dekat. “Kedengarannya aneh,” kata dr. Persoff, tetapi menemukan sukacita dalam sesuatu yang kecil tetapi indah menjadi “kesempatan untuk bersekutu dengan Sang Pencipta dan juga melihat dunia dengan cara yang tidak disadari oleh banyak orang.”

Langkah Baru

Tepuk tangan bergema saat siswa-siswi terbaik sebuah sekolah menerima piagam penghargaan atas prestasi akademik mereka. Namun, acara tersebut belum selesai. Penghargaan berikutnya diberikan bukan untuk yang “terbaik”, melainkan untuk mereka yang paling banyak meraih kemajuan. Siswa-siswi ini telah bekerja keras memperbaiki nilai mereka, mengubah perilaku yang buruk, atau berkomitmen untuk meningkatkan kehadiran di kelas. Orangtua mereka tampak berseri-seri dan bertepuk tangan, sebagai pengakuan bahwa anak-anak mereka telah berkembang menjadi lebih baik. Mereka tidak lagi melihat kekurangan anak-anak itu di masa lalu, melainkan memuji langkah mereka yang baru.

Kasih Allah yang Murah Hati

Laksamana William McRaven dikenal luas sebagai perwira militer yang berpidato tentang pentingnya merapikan tempat tidur kita setiap hari, dan video daringnya sudah ditonton sebanyak 100 juta kali. Namun, pensiunan Angkatan Laut tersebut berbagi pelajaran lain yang sama mengesankannya. McRaven dengan sedih menyesali bahwa beberapa anggota sebuah keluarga yang tidak bersalah tewas terbunuh secara tidak sengaja dalam sebuah operasi militer di Timur Tengah. Karena meyakini bahwa keluarga tersebut berhak mendapatkan permintaan maaf yang tulus, McRaven memberanikan diri untuk meminta pengampunan kepada ayah dari keluarga yang berduka itu.

Bersama Lebih Baik di dalam Tuhan

Dr. Tiffany Gholson sudah melihat dampak buruk dari tindak kejahatan yang marak terjadi pada kota kediamannya di East Saint Louis, Illinois. Namun, pada tahun 2023, kota tersebut mencatat 31 persen penurunan dalam kasus pembunuhan dan 37 persen penurunan tindak kriminal secara keseluruhan. Apa yang terjadi? Kelompok Penegak Keamanan Umum kota tersebut—yang mencakup polisi negara bagian dan kota, distrik sekolah, dan sebuah organisasi kerohanian—bekerja sama untuk memperbaiki keadaan demi kepentingan seluruh warga.

Sahabat bagi Orang Kesepian

Saat pindah ke London untuk bekerja, Holly Cooke tidak memiliki teman seorang pun. Ia merasa sedih manakala akhir pekan tiba. Kota itu sendiri menduduki peringkat teratas dalam hal perasaan murung. Menurut survei global, 55 persen warga London menyebut diri mereka kesepian, jauh berbeda dari warga kota Lisbon, Portugal, yang hanya 10 persen.

Pandanglah ke Langit

Alex Smalley ingin semua orang bangun lebih pagi—atau mengambil rehat sejenak di penghujung hari. Untuk apa? Untuk memandangi terbit dan terbenamnya matahari. Momen-momen yang cepat berlalu itulah saat-saat paling indah dan mempesona dari sebuah hari, menurut Smalley, ketua tim peneliti dari sebuah studi di Inggris mengenai efek cuaca yang membuat orang terpesona. Lebih dari langit biru atau malam yang berkilauan bintang, matahari terbit atau terbenam yang memukau dapat memperbaiki suasana hati, meningkatkan perasaan positif, dan mengurangi tingkat stres. Smalley berkata, “Ketika Anda melihat sesuatu yang begitu besar dan mencengangkan, atau sesuatu yang menimbulkan perasaan terpesona, masalah-masalah hidup Anda bisa terasa lebih kecil, sehingga Anda tidak lagi terlalu mengkhawatirkannya.”

Manusia Baru di dalam Kristus

Biji-biji dan daun-daun pohon cemara biru kami rontok. Ahli tanaman yang melihat keadaan pohon kami dengan sekilas langsung tahu pokok permasalahannya. “Cemara memang begitu,” katanya. Tadinya saya berharap mendapat penjelasan yang lebih baik. Atau obatnya. Namun, si ahli tanaman hanya mengangkat bahu dan mengulangi perkataannya, “Cemara memang begitu.” Secara alamiah, pohon cemara merontokkan biji-biji dan daun-daunnya. Itu tidak bisa diubah.