Menyediakan Waktu untuk Tuhan
Banyak perubahan terjadi sejak jam elektrik ditemukan di tahun 1840-an. Sekarang kita mencari tahu waktu lewat arloji pintar, ponsel, dan laptop. Hidup berjalan seakan lebih cepat—bahkan jalan “santai” kita pun bertambah cepat. Hal ini terutama terjadi di kota-kota besar dan, menurut para ahli, berpotensi memberi dampak buruk pada kesehatan kita. “Kita bergerak cepat dan semakin cepat, dan berusaha menghubungi orang secepat mungkin,” kata Profesor Richard Wiseman. “Kita terdorong untuk berpikir bahwa segala sesuatu harus terjadi sekarang juga.”
Dipimpin oleh Firman-Nya
Saat baru mulai bekerja untuk radio BBC di London, Paul Arnold ditugasi membuat “bunyi langkah orang berjalan” yang dipakai dalam drama-drama radio. Sementara aktor membacakan naskah yang menampilkan adegan jalan kaki, Paul harus membuat bunyi langkah-langkah kaki yang pas. Ia perlu memperhatikan kecepatan bunyi yang dibuatnya agar sesuai dengan suara dan kalimat-kalimat yang diucapkan sang aktor. Ia mengatakan bahwa tantangan utamanya adalah bagaimana menuruti sang aktor dalam cerita, “agar kami berdua bisa bekerja sama.”
Memohon kepada Allah
Ketika suami saya, Dan, didiagnosis mengidap kanker, saya tidak dapat menemukan cara yang “tepat” untuk memohon kesembuhannya kepada Allah. Dalam pandangan saya yang terbatas, saya merasa orang-orang di belahan dunia lain menghadapi bermacam masalah yang lebih serius—peperangan, kelaparan, kemiskinan, bencana alam. Lalu suatu hari, di waktu doa kami, saya mendengar suami saya dengan tulus memohon, “Ya Tuhan, sembuhkanlah penyakitku.”
Mengasihi Orang Asing
Setelah salah seorang anggota keluarga saya berpindah agama, sejumlah teman Kristen mendesak agar saya “meyakinkannya” untuk kembali kepada Yesus. Saya justru didorong untuk pertama-tama berusaha mengasihinya seperti yang Kristus lakukan—termasuk di tempat-tempat umum ketika orang-orang memandang heran karena penampilannya yang “asing”. Sebagian orang bahkan berkata kasar. “Pulang sana!” teriak seseorang dari dalam mobil, tanpa memahami atau peduli bahwa anggota keluarga saya itu bukan pendatang.
Dikuatkan Oleh Pujian
Ketika penduduk sebuah kota kecil di Prancis menolong para pengungsi Yahudi bersembunyi dari Nazi selama Perang Dunia II, beberapa orang bernyanyi di tengah hutan lebat yang mengelilingi kota supaya para pengungsi tahu bahwa situasi sudah aman bagi mereka untuk keluar dari tempat persembunyian. Penduduk kota Le Chambon-sur-Lignon yang berani itu menjawab ajakan seorang pendeta setempat bernama André Trocmé dan istrinya, Magda, untuk memberikan perlindungan semasa perang bagi kaum Yahudi di dataran tinggi berangin kencang yang dikenal sebagai “La Montagne Protestante”. Nyanyian isyarat itu hanyalah satu dari sekian banyak tindakan warga kota yang berani menyelamatkan hingga tiga ribu orang Yahudi dari kematian yang hampir tak terelakkan.
Terang bagi Jalan Kita
Restoran itu indah, tetapi gelap gulita. Hanya ada sebatang lilin kecil berkedip-kedip di setiap meja. Agar dapat membaca menu, memandang teman semeja, bahkan melihat apa yang mereka makan, para tamu menggunakan telepon genggam mereka sebagai sumber cahaya.
Kesempatan Kedua
Di toko sepeda Second Chance dekat rumah kami, beberapa relawan memperbaiki sepeda-sepeda yang dibuang orang dan mendonasikannya ke anak-anak yang membutuhkan. Ernie Clark, sang pemilik toko, juga mendonasikan sepeda ke orang dewasa yang membutuhkan, seperti kaum tunawisma, mereka yang berkebutuhan khusus, dan para veteran perang yang berjuang untuk kembali ke tengah masyarakat. Bukan hanya sepeda-sepeda itu yang mendapat kesempatan kedua, orang-orang yang menerimanya pun terkadang mendapat kesempatan kedua. Seorang veteran perang menggunakan sepeda yang diterimanya untuk pergi menghadiri wawancara kerja.
Sampah Menjadi Harta
Rumah tukang sampah itu terletak di puncak sebuah jalan terjal di kawasan kumuh Bogota. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu. Namun, rumah yang tampak sederhana di ibu kota Kolombia tersebut merupakan perpustakaan gratis dengan koleksi 25.000 buku—buku-buku bekas yang dikumpulkan oleh Jose Alberto Gutierrez untuk dibagi dengan anak-anak miskin di lingkungan tempat tinggalnya.
Pengikut-Pengikut Sang Putra
Bunga matahari mudah tumbuh di mana saja. Setelah diserbuki oleh lebah, bunga matahari dapat muncul di pinggir jalan raya, di bawah kandang burung, pada ladang dan padang rumput. Namun, untuk tumbuh dengan baik, bunga matahari membutuhkan tanah yang subur. Menurut majalah Farmer’s Almanac, tanah yang agak asam dan kaya nutrisi, dengan pengairan yang baik, serta “diberi pupuk organik atau kompos” akan menghasilkan biji bunga yang lezat, penuh minyak yang murni, dan menjadi sumber penghasilan bagi para petaninya yang ulet.