Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Patricia Raybon

Mempercayai Alkitab

Billy Graham, penginjil terkenal asal Amerika Serikat, pernah menceritakan pergumulan dirinya untuk menerima seluruh kebenaran Alkitab. Suatu malam, ketika sedang berjalan sendirian di bawah terang bulan pada sebuah tempat retret di Pegunungan San Bernardino, ia berlutut dan meletakkan Alkitabnya di atas sebuah tanggul pohon. Dengan “terbata-bata”, ia hanya bisa berdoa: “Ya Allahku! Begitu banyak isi Alkitab yang tidak kumengerti.”

Berdamai Dahulu

Kami menyebut diri kami “saudari dalam Tuhan,” tetapi saya dan sahabat saya yang berkulit putih mulai bersikap seperti musuh. Suatu pagi, ketika sedang sarapan bersama di sebuah kafe, kami bertengkar hebat karena perbedaan pandangan soal ras. Kami pun berpisah, dan saya bersumpah tidak mau menemuinya lagi. Namun, setahun kemudian, kami sama-sama diterima bekerja di sebuah lembaga pelayanan—dalam departemen yang sama. Mau tidak mau, kami harus berhubungan kembali. Meski canggung pada awalnya, kami berusaha membicarakan konflik di antara kami. Seiring berjalannya waktu, Allah menolong kami untuk saling mengampuni, berbaikan, dan bertekad memberi yang terbaik bagi pelayanan.

Berkembang Bagi Yesus

Saya tidak berterus terang waktu dihadiahi bunga tulip oleh anak perempuan saya. Ia membawakan saya oleh-oleh umbi bunga tulip dari Amsterdam yang dikemas dalam sebuah kotak khusus. Saya mencoba menampilkan wajah gembira saat saya menerimanya, sekalipun saya benar-benar gembira bisa bertemu lagi dengan anak saya. Akan tetapi, tulip bukanlah bunga yang saya sukai. Bunga itu cepat berkembang tetapi juga cepat layu. Sementara itu cuaca di bulan Juli juga terlalu panas untuk menanam tulip. 

Metode Pembersihan

Di depan wastafel, dua anak kecil mencuci tangan sambil menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”—dua kali—dengan gembira. “Memang perlu dua kali supaya kumannya benar-benar pergi,” begitu diajarkan ibu mereka. Jadi, sebelum pandemi COVID-19 melanda, keduanya sudah belajar bahwa dibutuhkan waktu beberapa saat untuk mencuci tangan hingga bersih.

Dia akan Berperang Bagi Anda

Kuda yang terluka itu bernama Drummer Boy, salah satu dari 112 kuda yang ditunggangi para tentara Inggris dalam pertempuran terkenal yang disebut “Charge of the Light Brigade”. Drummer Boy menunjukkan keberanian dan stamina yang begitu luar biasa sehingga perwira yang menungganginya, Letnan Kolonel de Salis, memutuskan bahwa kudanya layak mendapatkan medali seperti para prajuritnya yang gagah berani. Hal itu diperbuatnya meskipun serangan mereka menemui kegagalan. Namun, keberanian pasukan berkuda Inggris, yang didukung oleh kuda-kuda tunggangan mereka, menjadikan pertempuran tahun 1854 tersebut sebagai salah satu aksi militer Inggris terhebat yang masih dikagumi sampai sekarang.

Dia Mengenal Nama Anda

Setelah tiga tahun meninggalkan gereja yang pernah kami layani cukup lama di masa lalu, saya dan suami memutuskan untuk kembali berjemaat di sana. Akan tetapi, kami berpikir, bagaimana nanti orang-orang memperlakukan kami? Maukah mereka menerima kami kembali? Masihkah mereka mengasihi kami? Akankah kami dimaafkan karena pernah meninggalkan gereja itu? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kami peroleh pada suatu Minggu pagi yang cerah. Saat memasuki gedung gereja, kami mendengar nama kami berulang kali dipanggil. “Pat! Dan! Senang melihat kalian kembali!” Ini seperti yang dikatakan Kate DiCamillo, seorang penulis buku anak, dalam salah satu bukunya yang terkenal, “Dalam dunia yang memilukan ini, tiada yang lebih indah daripada mendengar seseorang yang kaukasihi memanggil namamu.” 

Kasih yang Berani

Keempat pembina rohani itu tidak dikenal sebagai “pahlawan”. Namun, pada malam yang dingin di Februari 1943, ketika kapal mereka, SS Dorchester, ditorpedo di lepas pantai Greenland, mereka mengerahkan segenap kemampuan untuk menenangkan ratusan tentara yang panik. Dalam kondisi kapal yang tenggelam dan orang-orang yang terluka berlompatan ke sekoci-sekoci yang penuh sesak, keempatnya meredakan kepanikan dengan “memberitakan keberanian,” kata salah seorang awak yang selamat.

Tiba dengan Selamat

Di Papua Nugini, suku Kandas menanti dengan penuh harap kedatangan Alkitab Perjanjian Baru yang dicetak dalam bahasa daerah mereka. Namun demikian, untuk bisa sampai ke desa itu, orang-orang yang membawa Alkitab itu harus menyeberangi lautan luas dengan perahu-perahu kecil. 

Lebih Baik Bersama Allah

Dalam tim bola voli kampusnya, cucu perempuan saya belajar sebuah prinsip untuk meraih kemenangan. Ketika bola datang ke arahnya, bagaimanapun keadaannya, ia harus “lebih baik daripada bolanya.” Ia dapat mengatur jalannya permainan yang akan menguntungkan rekan-rekan satu timnya—tanpa harus marah-marah, menyalahkan orang lain, atau mencari-cari alasan. Usahakan selalu membuat situasi menjadi lebih baik.