Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Patricia Raybon

Pantang Menyerah

“Waktu berlalu, lalu perang datang.” Demikianlah cara Uskup Semi Nigo dari suku Keliko di Sudan Selatan menjelaskan mengapa jemaatnya sudah lama tidak juga mempunyai terjemahan Alkitab yang dicetak dalam bahasa mereka sendiri. Berpuluh-puluh tahun sebelumnya, kakek dari Uskup Nigo pernah dengan bersemangat memulai proyek penerjemahan Alkitab, tetapi perang dan berbagai gangguan terus menghambat upaya tersebut. Akan tetapi, meskipun kamp-kamp pengungsian mereka di wilayah utara Uganda dan Republik Demokratik Kongo berulang kali diserang, sang uskup dan jemaatnya tetap berusaha keras menyelesaikan proyek tersebut.

Ingat untuk Menyanyi

Nancy Gustafson, seorang penyanyi opera yang telah pensiun, merasa sangat sedih ketika menjenguk ibunya yang menderita demensia. Sang ibu tidak lagi mengenali Nancy dan hampir tidak pernah berbicara. Setelah berkunjung beberapa kali, tiba-tiba Nancy mendapat ide. Ia mulai bernyanyi untuk ibunya. Mata sang ibu berbinar-binar begitu mendengar suara musik, bahkan ia mulai ikut menyanyi—selama dua puluh menit! Kemudian ibu Nancy tertawa, dan mengatakan dengan bercanda bahwa mereka adalah “Duet Keluarga Gustafson!” Seperti yang disimpulkan oleh sejumlah terapis, titik balik yang dramatis ini menunjukkan bagaimana musik memiliki kekuatan untuk memunculkan kembali memori yang hilang. Menyanyikan “lagu-lagu favorit” juga terbukti dapat memperbaiki suasana hati, memperkecil risiko jatuh, mengurangi kunjungan ke UGD, dan menurunkan kebutuhan akan obat-obat penenang.

Memperoleh Kembali yang Hilang

Di sebuah toko ponsel, pendeta muda itu menabahkan dirinya untuk menerima kabar buruk. Ponsel pintar miliknya tidak sengaja jatuh saat kelas pendalaman Alkitab, dan ia khawatir ponsel itu akan rusak total. Ternyata tidak. Pegawai toko berhasil menyelamatkan semua data dalam ponsel itu, termasuk video dan foto-foto yang dibutuhkannya untuk pelayanan. Ia juga memperoleh kembali “semua foto yang pernah kuhapus,” katanya. Toko itu bahkan “mengganti ponselku yang rusak dengan ponsel baru.” Katanya, “Aku mendapatkan kembali semua yang pernah hilang, bahkan lebih dari itu semua.”

Akhirnya Bebas

Dua puluh tahun berlalu sebelum jurnalis asal Inggris, John McCarthy, yang pernah disandera selama lima tahun di Lebanon pada masa perang saudara, bertemu dengan orang yang menegosiasikan pembebasannya. Ketika akhirnya bertemu dengan utusan PBB Giandomenico Picco, McCarthy hanya berkata, “Terima kasih untuk kebebasanku!” Ucapan terima kasihnya yang tulus itu sangat berarti karena Picco sendiri telah mempertaruhkan nyawanya sepanjang negosiasi yang berbahaya untuk memastikan agar McCarthy dan para tahanan lainnya dibebaskan.

Allah Kita yang Penuh Belas Kasihan

Pada suatu malam di musim dingin, seseorang melempari jendela kamar tidur seorang anak laki-laki Yahudi dengan batu. Di jendela tersebut terpasang gambar bintang Daud dan menorah sebagai lambang perayaan Hanukkah, hari raya Yahudi yang juga disebut Festival Penahbisan. Di kota Billings, Montana, tempat anak laki-laki itu tinggal, ribuan orang—banyak di antara mereka adalah orang Kristen—merespons aksi kebencian itu dengan tindakan belas kasihan. Untuk menunjukkan dukungan mereka kepada saudara-saudari Yahudi mereka yang terluka dan ketakutan, mereka beramai-ramai ikut menempelkan gambar menorah pada jendela rumah mereka masing-masing.

Kembang Api Kehidupan

Di malam Tahun Baru, ketika pertunjukan kembang api berkekuatan tinggi diselenggarakan di berbagai kota besar dan kecil di seluruh dunia, suara ledakannya sengaja dibuat sangat nyaring. Menurut pembuatnya, kembang api yang memancarkan cahaya gemerlap itu pada dasarnya memang dimaksudkan untuk “membelah atmosfer”. Ledakan-ledakan susulannya akan menghasilkan bunyi paling keras, apalagi jika diledakkan tidak jauh dari tanah.

Komentar yang Lemah Lembut 

Saya pernah berdebat dengan seseorang di Facebook. Salah besar. Entah mengapa bahwa saya merasa berkewajiban “mengoreksi” pemikiran seseorang yang tidak saya kenal mengenai topik panas yang tidak ada habisnya. Yang tersisa hanyalah caci maki, sakit hati (setidaknya bagi saya), dan hilangnya kesempatan menjadi saksi yang baik bagi Tuhan Yesus. Hanya itu yang diperoleh dari “marah-marah” dan caci-maki yang dilontarkan orang setiap hari di dunia maya. Seorang ahli etika menjelaskan bagaimana banyak orang keliru dengan menyimpulkan bahwa “marah-marah” merupakan cara yang umum untuk berdebat.

Menyelesaikan Konflik

Dalam penghormatan terakhirnya pada penguburan Hendrik A. Lorentz, seorang ilmuwan Belanda yang terkenal, Albert Einstein sama sekali tidak menyebut tentang perdebatan ilmiah di antara mereka. Ia justru mengenang Lorentz, seorang fisikawan yang dikenal ramah dan selalu memperlakukan orang lain dengan adil, sebagai pribadi yang “sangat baik hati.” Einstein berkata, “Semua orang dengan senang hati mengikutinya, karena mereka merasa ia tidak pernah ingin mendominasi tetapi hanya ingin berguna bagi orang lain.”

Pemelihara Pohon

Sebagian orang menjulukinya “pemelihara pohon.” Tony Rinaudo sebenarnya adalah penanam pohon yang bekerja bagi lembaga World Vision Australia. Ia misionaris sekaligus agronomis yang sudah tiga puluh tahun memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus sambil memerangi penggundulan hutan di Sahel, sebuah kawasan di selatan gurun Sahara, Afrika.