Tidak Dihitung
Pertunjukan drama berjudul Amadeus bercerita tentang seorang komposer pada abad ke-18 yang sedang berusaha memahami maksud Allah. Antonio Salieri yang saleh memiliki keinginan yang tulus untuk dapat menciptakan suatu musik yang megah dan luar biasa, tetapi ia tidak dianugerahi talenta untuk melakukannya. Ia sangat marah karena Allah justru mencurahkan talenta berupa kejeniusan terhebat dalam bidang musik kepada seorang laki-laki berandalan bernama Wolfgang Amadeus Mozart.
Aku Dan Ayah
Suatu waktu seorang teman meluangkan harinya untuk membuat pijakan dari batu-batu yang lebar di halaman belakang rumahnya. Ketika putrinya yang berusia 5 tahun berniat untuk membantu, ia meminta putrinya itu bernyanyi saja untuk memberinya semangat. Putrinya tidak mau, karena ia ingin membantu ayahnya. Dengan hati-hati, ketika keadaannya tidak membahayakan, teman saya membiarkan putrinya menaruh tangannya pada batu-batu itu saat ia menaruhnya.
Perintah Yang Penting
Ketika ditanya oleh seorang ahli Taurat untuk menyebutkan perintah mana yang paling penting dalam hidup, Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Mrk. 12:30). Dalam kata-kata-Nya tersebut, Yesus merangkumkan apa yang paling Allah kehendaki dari diri kita.
Di Bumi Seperti Di Surga
Kepercayaan berhala yang dianut oleh bangsa Romawi pada zaman Yesus mengajarkan bahwa tindakan para dewa di surga akan mempengaruhi kehidupan di bumi. Ketika Zeus marah, guntur pun menggelegar. “Apa yang terjadi di surga mempengaruhi bumi,” demikianlah ungkapan yang berlaku.
Janji-Nya Digenapi
Ketika Matteo Ricci pergi ke China pada abad ke-16, ia membawa beberapa karya seni Kristen untuk membantunya menyampai-kan pesan tentang iman Kristen kepada orang-orang yang belum pernah mendengarnya. Tidak menjadi masalah bagi mereka ketika melihat gambar Maria yang menggendong bayi Yesus. Namun saat Ricci memperlihat-kan lukisan tentang penyaliban dan berusaha menerangkan bahwa Anak Allah yang tadinya bayi itu telah datang untuk dihukum mati, para pendengarnya tiba-tiba berubah sikap menjadi jijik dan takut. Mereka tidak siap untuk menyembah Allah yang disalibkan.
Berkat Dari Memberi
Rasanya tidak masuk akal bagi seorang janda untuk mempersembahkan kepingan uang terakhirnya kepada suatu lembaga korup di Yerusalem, dimana para ahli Taurat yang menerimanya “merampas rumah [janda]” (Mrk. 12:40 bis). Namun lewat tindakan janda itu, Yesus melihat teladan hidup dari sikap yang benar terhadap uang (ay.41-44).