Haus akan Allah
A-poe-la-pi adalah seorang tetua dari suku Akha, masyarakat yang tinggal di kawasan pegunungan di Provinsi Yunan, Tiongkok. Saat kami mengunjunginya dalam perjalanan misi baru-baru ini, A-poe-la-pi berkata bahwa ia tidak hadir dalam kegiatan penggalian Alkitab mingguan yang kami adakan karena hujan sangat deras. Ia memohon, “Dapatkah kalian membagikan firman Tuhan kepada saya?” A-poe-la-pi buta huruf sehingga persekutuan mingguan itu penting baginya. Saat kami mem-bacakan Alkitab, ia pun menyimak dengan sungguh-sungguh. Ketekunannya mengingat-kan saya bahwa ketika kita sungguh-sungguh menyimak isi Kitab Suci yang diilhamkan Allah itu, kita sedang menghormati-Nya.
Terang yang Lemah Lembut
Wang Xiaoying (dibaca Shao-ying) tinggal di wilayah pedesaan di propinsi Yunnan, Tiongkok. Karena masalah kesehatan, suaminya tak bisa bekerja di ladang dan memberatkan keadaan keluarga. Sang mertua menganggap masalah itu disebabkan oleh iman Xiaoying kepada Allah. Ia pun memperlakukan Xiaoying dengan kejam dan memaksanya untuk menganut kembali kepercayaan tradisi leluhur.
Bukan Kekhawatiranku
Ada seorang pria yang selalu khawatir tentang segala sesuatu. Suatu hari teman-temannya mendengar pria itu bersiul riang dan terlihat sangat santai. “Apa yang terjadi?” tanya mereka sambil keheranan.
Mukjizat Hujan
Para penduduk desa di wilayah perbukitan di propinsi Yunnan, Tiongkok, hidup dalam kondisi yang sulit. Makanan pokok mereka adalah jagung dan beras. Namun pada bulan Mei 2012, musim kemarau yang sangat berat melanda wilayah itu dan membuat tanaman di sawah mereka layu. Warga mulai cemas, dan banyak praktik takhyul mereka lakukan dengan maksud untuk mengakhiri kemarau. Saat semua usaha itu gagal, mereka mulai menyalahkan lima orang Kristen yang tinggal di desa itu dan menuduh mereka telah membuat marah roh leluhur.
Tidakkah Allah Peduli?
Mengapa seorang pengemudi yang mabuk bisa selamat dari kecelakaan tanpa terluka sedikit pun sementara korban yang tidak mabuk justru terluka parah? Mengapa orang jahat hidup makmur sementara orang baik menderita? Seberapa sering Anda dibingungkan oleh hal-hal yang terjadi di dalam hidup Anda sehingga Anda terdesak untuk berseru, “Tidakkah Allah peduli?”
Kekuatan Bersama
Seorang pria yang hendak menaiki kereta api di Perth, Australia, tiba-tiba tergelincir dan tungkai kakinya terjebak dalam celah di antara gerbong kereta dan peron. Belasan penumpang segera berusaha menyelamatkan pria itu. Hanya dengan menggunakan kekuatan otot, mereka berusaha mencondongkan gerbong kereta menjauh dari peron, dan pria yang terjebak itu pun bebas! Di suatu wawancara, David Hynes, juru bicara perusahaan kereta api, berkata, “Semua orang segera turun tangan. Kekuatan bersamalah yang menyelamatkan seseorang dari luka parah yang mungkin dideritanya”.
Mau Marah Rasanya!
Saat membaca sebuah pesan singkat di ponsel saya, hati saya menjadi panas dan saya mulai naik pitam. Nyaris saja saya membalasnya dengan sebuah pesan yang bernada pedas, tetapi kemudian suara hati saya mengingatkan saya untuk bersikap tenang dan menanggapinya esok hari saja. Keesokan paginya setelah tidur malam yang nyenyak, masalah yang sebelumnya sangat mengganggu saya itu sekarang tampak begitu sepele. Saya telah membesar-besarkannya hanya karena saya tidak mau mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan saya sendiri. Saya tidak rela apabila kenyamanan diri saya harus dikorbankan demi menolong orang lain.
Orang Biasa
Gideon adalah orang biasa. Kisah hidupnya yang tertulis dalam kitab Hakim-Hakim 6 telah menginspirasi saya. Gideon adalah seorang petani dan mempunyai sifat pemalu. Ketika Allah memanggilnya untuk membebaskan umat Israel dari bangsa Midian, reaksi pertama Gideon adalah, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku” (Hak. 6:15). Allah berjanji bahwa Dia akan menyertai Gideon dan memampukannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya (ay.16). Ketaatan Gideon membawa kemenangan bagi Israel, dan ia pun terdaftar sebagai salah satu pahlawan iman yang agung (Ibr. 11:32).
Bapaku Bersamaku
Seorang teman yang sedang berjuang melawan kesepian memuat kata-kata berikut ini pada halaman Facebook-nya: “Aku merasa sendirian bukan karena aku tak punya teman. Temanku banyak. Aku punya teman yang bisa memelukku, menguatkanku, bicara padaku, peduli padaku, dan memikirkanku. Hanya saja mereka tidak bisa selalu bersamaku di setiap waktu dan untuk selamanya.”