Melihat Lalu Mencari
Ketika putri kami masih terlalu kecil untuk berjalan atau merangkak, ia melakukan sesuatu untuk bersembunyi dari orang banyak atau saat ia ingin sendirian dan menuruti kemauannya sendiri. Ia cukup memejamkan matanya. Kathryn berpikir, orang yang tidak bisa dilihatnya juga tidak akan bisa melihat dirinya. Ia menggunakan taktik itu di dalam mobil ketika orang yang belum dikenalnya ingin menyapanya; ia juga melakukannya saat duduk di kursi makan apabila ia tidak menyukai makanannya; ia bahkan melakukannya saat kami memintanya untuk siap-siap tidur.
Suka Menuturkan Kisah-Nya
Ketika Studs Terkel, seorang penulis ternama, mencari tema untuk buku yang akan ditulisnya, seorang teman mengusulkan tema “kematian”. Awalnya ia menolak, tetapi ide itu akhirnya menjadi kenyataan saat sang istri yang telah mendampinginya selama 60 tahun meninggal dunia. Buku itu kemudian juga berisi upaya pencariannya sendiri: suatu hasrat untuk mengetahui apa yang terjadi di alam baka, tempat berpulangnya kekasih hatinya itu. Setiap halaman bukunya menjadi pengingat yang kuat tentang pencarian kita sendiri akan Yesus dan beragam pertanyaan serta pergumulan tentang kekekalan yang dialami di sepanjang perjalanan iman kita.
Mengangguk Pun Tidak
Jalanan sedang macet-macetnya, dan orang-orang mudah terpancing untuk marah pada siang yang terik itu. Saat itu saya melihat sebuah mobil berisi dua pemuda yang tengah antre untuk dapat masuk ke jalan dari parkiran suatu restoran. Saya merasa pengemudi di depan saya telah berbaik hati dengan membiarkan mereka lewat terlebih dahulu.
Saat-Saat Terkelam
Charles Whittlesey adalah seorang pahlawan sejati. Sebagai pemimpin dari unit yang disebut “Batalyon yang Hilang” dalam Perang Dunia I, ia dianugerahi Medali Kehormatan atas keberaniannya di tengah keadaan unitnya yang terjebak di belakang garis musuh. Dalam peresmian Makam untuk Prajurit Tak Dikenal di Amerika Serikat, Charles dipilih sebagai salah satu pengangkat keranda bagi prajurit pertama yang dimakamkan di sana. Dua minggu kemudian, diduga ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan meloncat keluar dari sebuah kapal pesiar di tengah laut.
Perumpamaan Sengat Lebah
Saya masih ingat betapa terkejutnya Jay Elliott saat hampir 50 tahun lalu saya mendobrak masuk ke rumahnya dengan membawa “sekawanan” lebah yang tengah mengerubungi saya. Saat berlari keluar lewat pintu belakang rumahnya, saya menyadari lebah-lebah itu telah pergi. Sebenarnya yang terjadi adalah saya meninggalkan lebah-lebah itu di dalam rumah Jay. Tak lama kemudian, Jay pun berlari keluar dengan dikejar lebah yang saya bawa masuk tadi.
Berani Dan Konsisten
Ketika membaca obituari dari Eugene Patterson, seorang editor surat kabar Atlanta Constitution dari tahun 1960–1968 dan pemenang Penghargaan Pulitzer, saya dibuat terpukau oleh dua hal. Pertama, selama bertahun-tahun Patterson menjadi orang yang sangat berani menyampaikan pendapatnya tentang hak asasi manusia di tengah banyaknya orang menentang kesetaraan ras. Lebih dari itu, ia menulis satu kolom setiap harinya selama 8 tahun. Seluruhnya ada 2.922 kolom surat kabar! Hari demi hari dan tahun demi tahun. Keberanian dan konsistensi menjadi faktor utama yang memberi pengaruh dari kehidupannya.
Whoppers Atau Adventures?
Kakek saya senang bercerita, dan saya suka mendengarkannya. Papaw, biasa kami menjulukinya, mempunyai dua jenis cerita. “Whoppers” adalah cerita-cerita rekaan yang mengandung kebenaran, tetapi isinya berubah-ubah setiap kali diceritakan kembali. “Adventures” adalah cerita-cerita dari kejadian nyata yang sungguh terjadi, dengan fakta-fakta yang tidak berubah ketika diceritakan kembali. Suatu hari kakek bercerita tentang sesuatu yang sepertinya terlalu muluk-muluk untuk dipercaya. “Itu Whopper,” ujar saya, tetapi kakek bersikukuh bahwa kisah itu nyata. Walaupun isi ceritanya tidak pernah berubah, saya tak bisa mempercayainya, karena kisahnya sama sekali tak masuk akal.
Saat Ayahku Bertemu Yesus
Kakek saya, ayah saya, dan saudara-saudaranya berwatak keras. Mereka tak menyukai orang yang berbicara tentang iman Kristen kepada mereka. Saat ayah saya, Howard, didiagnosa menderita kanker ganas yang mematikan, saya begitu khawatir sehingga saya memanfaatkan tiap kesempatan untuk berbicara tentang kasih Yesus dengan-nya. Ia selalu mengakhiri perbincangan kami dengan sopan tetapi tegas: “Aku sudah tahu semua yang kuperlu tahu.”
Kejatuhan
Selama bertahun-tahun setelah Masa Depresi Besar, pasar saham menemui kesulitan untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor. Kemudian pada tahun 1952, Harry Markowitz menyarankan para investor untuk menyebarkan investasi mereka ke berbagai perusahaaan dan industri. Ia mengembangkan teori seleksi portofolio yang dapat membantu para investor di tengah masa-masa yang tidak menentu. Pada tahun 1990, Markowitz dan dua orang rekannya memenangi Penghargaan Nobel di Bidang Ilmu Ekonomi untuk teori mereka.