Malaikat Pisau
Ketika kejahatan bersenjata pisau sedang marak di Inggris, Pusat Pertukangan Besi di sana mendapat ide segar. Bekerja sama dengan polisi setempat, lembaga itu membuat dan menempatkan dua ribu kotak pembuangan pisau di seluruh negeri dan memulai kampanye penghapusan hukuman. Akhirnya, seratus ribu bilah pisau terkumpul, dengan beberapa di antaranya masih memiliki noda bekas darah. Pisau-pisau tersebut kemudian dikirim ke seniman Alfie Bradley, yang kemudian menumpulkan pisau-pisau itu, mengukir beberapa nama anak muda yang menjadi korban kejahatan akibat pisau, ditambah pesan penyesalan dari para bekas pelaku kejahatan. Seluruh senjata itu kemudian dilas untuk membuat Malaikat Pisau—patung malaikat dari besi pisau setinggi delapan setengah meter dengan sayap baja berkilauan.
Tepat di Sisi Anda
Setiap hari, para petugas kantor pos di Yerusalem menyortir tumpukan surat yang tidak bisa terkirim untuk mencari mana saja surat yang masih bisa diantarkan ke tujuan. Namun, banyak yang akhirnya masuk ke dalam kotak bertuliskan “Surat untuk Tuhan.”
Berteman Lagi
Suatu hari seorang ibu dan putrinya yang masih kecil duduk di dalam gereja. Pada kebaktian hari itu, dibuka kesempatan bagi jemaat yang rindu menerima pengampunan Allah untuk maju ke depan. Setiap kali ada orang yang maju ke depan, si gadis kecil bertepuk tangan. “Maafkan saya,” kata sang ibu kepada pemimpin gereja. “Saya menjelaskan kepada putri saya bahwa pertobatan membuat kita berteman lagi dengan Tuhan. Karena itu, setiap kali ada yang maju, ia bertepuk tangan dengan senang.”
Sukacita Menantikan Hukuman Mati
Pada tahun 1985, Anthony Ray Hinton didakwa membunuh dua orang manajer restoran. Ia sebenarnya dijebak, karena ketika pembunuhan itu terjadi ia sedang berada di tempat yang sangat jauh dari TKP. Namun, Ray tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Dalam persidangan, Ray mengampuni orang-orang yang memfitnahnya, dan mengatakan bahwa ia tetap memiliki sukacita meski diperlakukan tidak adil. “Setelah mati, saya akan pergi ke surga,” katanya. “Kalian sendiri akan pergi ke mana?”
Kasih Seluas Kasih Allah
Saya pernah mengunjungi pemukiman kumuh di Santo Domingo, Republik Dominika. Rumah-rumah di sana terbuat dari seng, dengan kabel listrik bergelantungan di atasnya. Di sana saya berkesempatan mewawancarai sejumlah keluarga dan mendengar bagaimana gereja-gereja membantu mereka mengatasi masalah pengangguran, narkoba, dan kejahatan.
Penolong Misterius
Louise menderita distrofi otot (pengurusan otot akibat kekurangan zat gizi). Suatu hari, untuk keluar dari stasiun kereta, ia harus menaiki tangga yang besar dan tinggi tanpa lift atau eskalator. Tangisnya sudah nyaris pecah ketika tiba-tiba seorang laki-laki muncul, membawakan tasnya, dan perlahan membantunya naik. Ketika Louise berbalik untuk mengucapkan terima kasih, laki-laki itu sudah lenyap.
Menarik Perhatian Allah
Dalam buku The Call of Service, Robert Coles meninjau berbagai alasan orang melayani sesamanya. Ia bercerita tentang seorang wanita lanjut usia yang bekerja sebagai supir bus. Wanita itu sangat memperhatikan anak-anak yang diantarnya ke sekolah setiap hari dengan menanyai mereka tentang tugas sekolah dan ikut bersyukur atas keberhasilan mereka. Ia berkata, “Saya mau melihat anak-anak itu berhasil dalam hidup.” Namun, masih ada alasan lain.
Umat Manusia yang Baru
Ketika saya mengunjungi galeri Tate Modern di London, ada sebuah karya seni yang menarik perhatian saya. Karya buatan seniman Brasil, Cildo Meireles, tersebut berbentuk menara raksasa yang terbuat dari ratusan radio tua. Setiap radio dinyalakan dan disetel ke stasiun yang berbeda, sehingga tercipta suasana hiruk pikuk yang membingungkan dan tidak dapat dimengerti. Meireles menamai karya seninya itu Babel.
Tempat Aman yang Palsu
Ketika anjing kami Rupert masih kecil, ia sangat takut pergi ke luar rumah. Saya sampai harus menyeretnya untuk bisa mengajaknya berjalan-jalan di taman. Suatu hari, setelah sampai di taman, dengan bodohnya saya melepaskan Rupert dari talinya. Ia langsung lari terbirit-birit, kembali ke rumah, ke tempat amannya.