Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Sheridan Voysey

Pencari Kebenaran

Seorang wanita pernah memberi tahu saya mengenai perselisihan yang memecah belah gerejanya. “Perselisihan tentang apa?” tanya saya. “Tentang bumi itu datar atau tidak,” jawabnya. Beberapa bulan kemudian, tersiar kabar tentang seorang pria Kristen yang menyerbu masuk ke sebuah restoran dengan membawa senjata, untuk menyelamatkan anak-anak yang diduga sedang dianiaya di ruang belakang. Sebenarnya, ruang belakang yang dimaksud itu tidak ada, dan pria itu pun ditangkap. Dalam kedua kasus tersebut, orang-orang yang terlibat bertindak menuruti teori konspirasi yang mereka baca di dunia maya.

Menyewa Teman?

Bagi banyak orang di dunia, hidup terasa semakin sepi. Jumlah warga Amerika Serikat yang tidak memiliki teman meningkat empat kali lipat sejak tahun 1990. Di beberapa negara Eropa, persentase penduduk yang kesepian naik 20%, sedangkan di Jepang sejumlah lansia sampai melakukan kejahatan agar dapat memiliki teman—sesama narapidana di sel penjara.

Meraih Kepuasan

Dalam sebuah rubrik konsultasi, psikiater pengasuh rubrik tersebut menjawab pertanyaan pembaca bernama Brenda, yang mengeluh bahwa pengejaran ambisi telah membuatnya merasa tidak bahagia. Jawaban si psikiater sungguh menohok. “Manusia tidak diciptakan untuk berbahagia,” katanya, “melainkan hanya untuk bertahan hidup dan bereproduksi.” Ia menambahkan bahwa kita dikutuk untuk terus mengejar “kupu-kupu yang begitu menggoda dan sulit digapai” bernama kepuasan, “tetapi tidak selalu dapat meraihnya.”

Hari Kerendahan Hati

Saya sering merasa geli mengetahui hari-hari perayaan tidak resmi yang diciptakan orang-orang. Sebagai contoh, ada Hari Tertawa Sedunia, Hari Berbicara dalam Bahasa Bajak Laut, bahkan Hari Biskuit Anjing pun ada! Di Amerika, hari ini ternyata dirayakan sebagai Hari Kerendahan Hati. Rasanya kita semua sepakat bahwa kerendahan hati adalah sifat yang luhur, sehingga rasanya wajar untuk dirayakan. Akan tetapi kenyataannya, sifat itu tidak selalu dijunjung tinggi. 

Kebangunan Datang

Aurukun adalah kota kecil di Australia utara dengan penduduk warga asli Aborigin yang terdiri dari tujuh suku. Ketika Injil tiba di Aurukun seabad yang lalu, praktik balas dendam seperti mata-ganti-mata terkadang masih dilakukan. Pada tahun 2015, terjadi ketegangan antarsuku. Ketika terjadi sebuah pembunuhan, hukum balas dendam menuntut adanya satu orang dari keluarga penyerang yang dihukum mati sebagai balasan.

Diciptakan untuk Bertualang

Baru-baru ini saya menemukan sesuatu yang luar biasa. Saat menyusuri jalan setapak ke balik sekumpulan pohon dekat rumah, saya menemukan sebuah taman bermain yang tersembunyi. Di sana, ada tangga yang terbuat dari dahan-dahan pohon dan terhubung ke suatu menara pengintai, ada ayunan dari gulungan kabel tua yang diikat pada tangkai pohon, bahkan ada jembatan gantung yang menghubungkan satu cabang pohon ke cabang lainnya. Rupayanya ada seseorang yang telah mengubah beberapa batang kayu tua dan tali menjadi wahana petualangan yang kreatif!

Menjadi Apa Adanya

Pada tahun 2011, setelah menikah satu dekade tanpa dianugerahi keturunan, saya dan istri memilih untuk memulai hidup baru di negara lain. Meski senang bisa pindah, saya harus melepaskan karier sebagai penyiar. Saya merasa gamang dan meminta nasihat dari teman saya, Liam.

Jalan Sertaku

Beberapa tahun lalu, sebuah lagu populer bertengger di tangga lagu teratas. Bagian refrein lagu tersebut dinyanyikan oleh paduan suara rohani, dengan lirik “Yesus jalan sertaku”. Lirik tersebut memiliki latar belakang kisah yang sangat luar biasa.

Seperti Saudara

Ketika seorang pembimbing retret meminta saya untuk berbicara empat mata dengan Karen, saya menemukan dirinya sedang menangis di ruang konseling. Karen berusia empat puluh dua tahun dan ingin menikah, dan seorang pria menaruh perhatian padanya. Namun, pria ini adalah atasannya sendiri, dan sudah beristri.