Natal yang Menakjubkan
Suatu malam, saya sedang berada di London untuk menghadiri sebuah pertemuan. Hujan turun deras dan saya sudah terlambat. Saya berjalan tergesa-gesa, berbelok di tikungan jalan, tetapi mendadak langkah saya terhenti. Tampak lusinan malaikat melayang di atas jalan dengan sayap-sayap lebar berkilauan terbentang di tengah kepadatan lalu lintas. Figur malaikat-malaikat yang terbuat dari ribuan lampu kelap-kelip itu rasanya dekorasi Natal terindah yang pernah saya lihat. Ternyata bukan saya saja yang terkagum-kagum. Ratusan orang berdiri di pinggir jalan juga mendongak dan menatap dengan takjub.
Menghadapi Pertempuran
Belum lama ini saya bertemu dengan beberapa teman, dan lewat obrolan kami, saya menduga masing-masing dari kami sedang menghadapi pertempuran berat. Dua dari kami memiliki orangtua yang sedang berjuang melawan penyakit kanker, ada satu yang anaknya mengidap penyakit gangguan makan, seorang teman menderita sakit kronis, dan seorang yang lain sedang menghadapi operasi besar. Sungguh tidak mudah bagi kami yang berusia antara tiga puluhan hingga empat puluhan.
Tangan Seorang Supir Truk
Kabar itu sangat mengejutkan. Setelah sembuh dari kanker prostat, kini ayah saya didiagnosis menderita kanker pankreas. Ini tidak mudah, karena selama ini ayah saya harus merawat ibu saya yang juga menderita penyakit kronis. Karena keduanya sekarang membutuhkan perawatan, saya sudah membayangkan betapa sulitnya hari-hari ke depan.
Mata untuk Melihat
Belum lama ini saya menemukan keindahan dari seni anamorphic (teknik karya seni yang membuat obyek terlihat berdimensi). Karya seni yang awalnya terlihat seperti kumpulan benda yang tidak jelas itu baru bisa dipahami bila dilihat dari sudut yang tepat. Salah satunya adalah karya sederet tiang vertikal yang disusun sedemikian rupa untuk menampilkan wajah seorang pemimpin terkenal. Karya seni lain terbuat dari kumpulan kabel kusut yang dibentuk menyerupai seekor gajah. Karya lainnya yang dibentuk dari ratusan titik hitam yang tergantung oleh kawat-kawat menjadi sebuah mata seorang wanita bila dilihat dengan benar. Kunci seni anamorphic ini adalah melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda hingga menemukan arti yang tepat.
Memperbaiki Lift
Sarah menderita penyakit langka yang menyebabkan sendi-sendinya bergeser, sehingga ia harus bergantung pada kursi roda elektrik untuk pergi ke mana-mana. Baru-baru ini, Sarah batal menghadiri sebuah pertemuan karena begitu sampai di stasiun kereta, ia mendapati lift di sana lagi-lagi rusak. Karena tidak bisa naik ke peron, Sarah diminta naik taksi ke stasiun lain yang jauhnya empat puluh menit perjalanan. Akan tetapi, taksi yang dipesan tak kunjung datang. Akhirnya Sarah menyerah dan memilih pulang.
Dikasihi, Berharga, Diberkati
Sebagai remaja, Malcolm memang tampak percaya diri. Namun, kepercayaan dirinya itu hanyalah topeng. Sesungguhnya kondisi keluarga yang kacau-balau membuatnya selalu takut, haus akan penerimaan, dan merasa bahwa permasalahan dalam keluarganya merupakan kesalahannya (sekalipun itu tidak benar). “Sudah sejak lama,” katanya, “di setiap pagi aku masuk ke kamar mandi, menatap wajahku di cermin, dan berkata kepada diriku sendiri, ‘Kau bodoh, kau jelek, semua ini salahmu.’”
Kekuatan yang Diperbarui
Psikiater Robert Coles memperhatikan adanya pola dari orang-orang yang mengalami burnout (kondisi stres yang berkepanjangan) di tengah kesibukan melayani orang lain. Tanda peringatan pertama adalah kelelahan. Berikutnya, muncul sinisme yang meragukan keadaan akan membaik, disusul dengan kepahitan, putus asa, depresi, dan akhirnya burnout.
Berdetak Kembali
Pada tahun 2012, grup vokal Phillips, Craig and Dean merilis lagu berjudul “Tell Your Heart to Beat Again” (Mintalah Jantungmu Berdetak Lagi). Lagu itu terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh seorang dokter bedah jantung. Setelah mengoperasi jantung seorang pasien, dokter bedah itu memasukkan jantung itu kembali ke dada sang pasien lalu memijatnya perlahan agar kembali berdenyut. Namun, jantung itu tidak juga berdenyut. Berbagai upaya yang lebih kuat dilakukan tetapi jantung itu tidak juga berdenyut. Akhirnya, sang dokter berlutut di samping pasien yang belum sadar itu dan berkata: “Nona Johnson, ini dokter bedahmu. Operasi berjalan baik dan jantungmu sudah diperbaiki. Sekarang mintalah jantungmu berdetak lagi.” Jantung itu pun kemudian berdenyut kembali.
Lakukan Apa Saja
Dalam sebuah film yang dirilis baru-baru ini, seseorang yang menyebut dirinya sendiri “jenius” nyerocos di depan kamera tentang “kengerian, korupsi, ketidakpedulian, dan kemiskinan” dunia, dan menyatakan bahwa kehidupan ini tidak bertuhan dan konyol. Meski pemikiran seperti itu tidak asing dalam banyak naskah film modern, yang menarik di bagian akhir, si tokoh utama mendesak penonton untuk melakukan apa saja demi meraih kebahagiaan. Baginya, hal itu termasuk meninggalkan moralitas tradisional.