Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Tom Felten

Pengajaran yang Mencengangkan

Sophia Roberts pertama kali menyaksikan operasi bedah jantung saat ia berusia sekitar 11 tahun. Meski mungkin kelihatannya terlalu awal bagi seorang anak untuk menyaksikan prosedur medis seperti itu, Anda perlu tahu bahwa ayahnya, dr. Harold Roberts Jr., adalah seorang ahli bedah jantung. Pada tahun 2022, Sophia—dalam usia 30 tahun dan seorang dokter bedah residen—bekerja sama dengan ayahnya dan berhasil melakukan tindakan penggantian katup jantung. Harold berkata, “Adakah yang lebih baik dari ini? Dulu saya mengajarinya bersepeda. . . . Sekarang, dapat mengajarinya membedah jantung manusia adalah sesuatu yang sangat mencengangkan.”

Penantian yang Sepadan

Waktu transit yang benar-benar lama! Phil Stringer harus menunggu selama 18 jam untuk menaiki pesawat yang sempat mengalami penundaan akibat hujan badai. Namun, kesabaran dan ketekunannya berbuah manis. Stringer bukan saja berhasil terbang ke tujuan dan tiba tepat waktu untuk suatu pertemuan bisnis yang penting, ia juga menjadi satu-satunya penumpang dalam penerbangan itu! Semua penumpang lain sudah menyerah atau mencari alternatif lain. Pramugari pun memberikan makanan apa pun yang ia inginkan, dan Stringer berkata, “Tentu saja saya duduk di baris terdepan. Itulah keuntungannya ketika hanya ada saya sendiri di pesawat ini.” Hasil yang ia dapatkan sepadan dengan penantiannya.

Penyembahan yang Mengubahkan

Susy duduk menangis di luar unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit, karena hatinya diliputi gelombang ketakutan yang membuatnya tak berdaya. Paru-paru bayinya yang baru berusia dua bulan penuh dengan cairan. Dokter berkata bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan bayinya, tetapi tidak memberi jaminan. Susy berkata bahwa pada saat itu ia “merasakan dorongan yang manis dan lembut dari Roh Kudus, yang mengingatkannya untuk menyembah Allah.” Tanpa daya lagi untuk bernyanyi, Susy pun memutar lagu-lagu pujian dari ponselnya selama tiga hari berikutnya di rumah sakit. Saat menyembah, ia menemukan harapan dan kedamaian. Sekarang, ia menyatakan pengalaman itu mengajarkannya bahwa “penyembahan memang tidak mengubah Allah, tetapi pasti mengubah kita.”

Tetap Berada di Jalan Kristus

Saat Gandalf si Kelabu menghadapi Saruman si Putih, jelaslah bahwa Saruman telah berpaling dari tugas yang seharusnya ia lakukan, yakni membantu melindungi Dunia Tengah dari pengaruh jahat Sauron. Bukan itu saja, Saruman bahkan sudah bersekutu dengan Sauron! Dalam adegan film The Fellowship of the Ring, yang didasarkan pada karya klasik J. R. R. Tolkien, kedua mantan sahabat itu kemudian terlibat dalam pertarungan epik antara kekuatan yang baik dan yang jahat. Seandainya saja Saruman tidak melenceng dan melakukan apa yang ia tahu benar!

Allah Sumber Keteraturan

Seth menenggak semua obat yang dapat ia temukan di dalam lemari obat. Ia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang berantakan sehingga kehidupannya menjadi kacau balau. Ibu Seth terus-terusan ditindas oleh ayahnya sebelum akhirnya sang ayah bunuh diri. Sekarang Seth ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, sebuah pikiran muncul dalam benaknya, Ke mana aku akan pergi sesudah mati? Oleh kemurahan Allah, Seth tidak mati hari itu. Bahkan, di kemudian hari, setelah dibimbing seorang teman untuk mendalami Alkitab, ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Salah satu hal yang menarik Seth kepada Allah adalah keindahan dan keteraturan yang dilihatnya dalam alam semesta. Ia berkata, “Aku . . . melihat hal-hal yang begitu indah. Saya pikir, pasti ada yang menciptakan semua ini.”

Kuasa Allah yang Lebih Besar

Pada bulan Maret 1945, “Ghost Army” (Pasukan Hantu) telah membantu pasukan Amerika Serikat menyeberangi Sungai Rhein sehingga pasukan Sekutu memperoleh tempat strategis sebagai pangkalan Front Barat pada Perang Dunia II. Para tentara Pasukan Hantu itu adalah manusia sungguhan, bukan makhluk halus, dan merupakan bagian dari Pasukan Khusus Markas Besar ke-23. Dalam peristiwa tadi, regu berisi 1.100 tentara itu melakukan berbagai upaya agar terkesan berjumlah 30.000 orang, dengan menggunakan balon tank-tank tiruan, efek suara ledakan dan bunyi kendaraan yang dikumandangkan melalui pelantang, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, Pasukan Hantu yang jumlahnya sedikit berhasil menggentarkan musuh yang mengira kekuatan mereka jauh lebih besar daripada yang sebenarnya.

Tidur Lelap

Kenangan buruk dan pesan-pesan penuh tuduhan membanjiri pikiran Sal. Rasa takut memenuhi hatinya, tubuhnya bersimbah keringat, dan ia tidak dapat memejamkan mata. Keesokan harinya ia akan dibaptis, dan malam itu ia tidak dapat menghentikan pikiran-pikiran buruk yang menyerangnya. Sal telah menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus dan tahu bahwa dosa-dosanya sudah diampuni. Namun, peperangan rohaninya terus berlanjut. Pada saat itulah sang istri meraih tangannya dan berdoa untuknya. Sesaat kemudian, damai sejahtera mengenyahkan ketakutan dari hati Sal. Ia lalu bangkit dari tempat tidur untuk menuliskan kata-kata kesaksian yang akan ia bagikan sebelum pembaptisan—sesuatu yang tadinya tidak dapat ia lakukan. Selesai menulis, ia pun tidur lelap.

Tempat-Tempat Asing

Allah, mengapa ini terjadi? Benarkah ini rencana-Mu bagi kami?

Runtuh Tembok, Timbul Kesatuan

Sejak dibangun pada tahun 1961, Tembok Berlin telah memisahkan banyak keluarga dan sahabat. Tembok yang didirikan pemerintah Jerman Timur tersebut bertujuan untuk mencegah warganya melarikan diri ke Jerman Barat. Dari tahun 1949 hingga saat tembok itu dibangun, diperkirakan lebih dari 2,5 juta warga Jerman Timur telah melarikan diri ke Barat. Pada tahun 1987, Presiden AS Ronald Reagan berdiri di depan tembok itu dan mengatakan ucapannya yang terkenal, “Runtuhkan tembok ini.” Perkataannya mencerminkan gelombang besar perubahan yang akhirnya berpuncak dengan diruntuhkannya tembok tersebut pada tahun 1989—dan membawa kepada penyatuan kembali negara Jerman yang membawa kebahagiaan bagi seluruh warga.