Melakukan yang Benar
Saya dan istri terkejut menerima sepucuk surat dari “Jason”, seorang narapidana. Kami telah mengasuh anak-anak anjing hingga menjadi anjing terlatih untuk membantu para penyandang disabilitas. Anak anjing yang berhasil lolos akan mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh para narapidana yang telah diajari untuk melatih anjing. Dalam suratnya, Jason mengutarakan penyesalan atas masa lalunya, tetapi ia berkata, ”Snickers adalah anjing ketujuh belas yang pernah saya latih, dan juga yang terbaik. Saat melihat Snickers menatap saya, saya merasa akhirnya saya melakukan sesuatu yang benar.”
Uang Cepat
Pada akhir tahun 1700-an, seorang pemuda menemukan sebuah depresi (bagian tanah yang mengalami kemerosotan) yang misterius di Pulau Oak, Nova Scotia. Ia menduga bahwa para bajak laut—mungkin saja Kapten Kidd yang legendaris—telah mengubur harta karun mereka di sana, jadi ia dan beberapa rekannya memulai penggalian. Mereka tidak pernah menemukan harta karun apa pun di sana, tetapi kabar angin sudah telanjur menyebar. Selama berabad-abad, orang-orang menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menggali tempat itu. Akibatnya, kini lubang tersebut memiliki kedalaman lebih dari tiga puluh meter.
Dewa-Dewa yang Dicuri
Seorang wanita bernama Ekuwa melaporkan benda miliknya yang hilang—sebuah patung pahatan dari kayu yang disembah keluarganya sebagai dewa. Karena yakin telah menemukan benda tersebut, petugas polisi mengundang Ekuwa untuk mengidentifikasinya. “Apakah ini dewa Anda?” tanya mereka. Ekuwa berkata sedih, “Bukan, dewaku jauh lebih besar dan lebih indah daripada itu.”
Tali yang Terlalu Pendek
Kebiasaan berhemat Bibi Margaret sangatlah legendaris. Setelah beliau meninggal dunia, keponakan-keponakannya mulai memilah barang-barang miliknya sambil mengenang sang bibi. Mereka menemukan dalam sebuah laci, tersusun rapi dalam kantong plastik kecil, aneka ragam potongan tali kecil yang diberi label “Tali yang terlalu pendek untuk digunakan”.
Terus Menanjak
Christina Rossetti, seorang penyair dan penulis renungan, telah menjalani kehidupan yang sulit. Sepanjang hidupnya, ia pernah mengidap depresi dan berbagai penyakit, bahkan beberapa kali pertunangannya kandas. Akhirnya, ia meninggal dunia karena kanker.
Allah Memiliki Rencana Lain
Tidak ada yang tahu berapa usia mereka sebenarnya. Yang satu ditemukan di tangga sebuah gereja; yang seorang lagi hanya tahu bahwa ia dibesarkan oleh para biarawati. Lahir di Polandia semasa Perang Dunia II, selama hampir delapan puluh tahun baik Halina maupun Krystyna tidak mengetahui keberadaan satu sama lain. Lalu, hasil tes DNA mengungkapkan bahwa mereka kakak dan adik. Mereka pun dipertemukan dalam reuni yang penuh sukacita. Tes itu juga mengungkapkan fakta bahwa mereka berdarah Yahudi, dan hal itu menjelaskan mengapa mereka dibuang. Mereka sudah ditandai untuk dibunuh hanya karena identitas mereka.
Juri Nomor 8
“Satu nyawa melayang. Satu nyawa lagi sedang dipertaruhkan,” ujar hakim dengan nada muram dalam film klasik produksi tahun 1957 berjudul 12 Angry Men. Bukti-bukti yang memberatkan terdakwa yang masih muda itu terlihat sangat meyakinkan. Namun, saat bermusyawarah, muncul perbedaan pendapat dalam tubuh dewan juri yang beranggotakan dua belas orang. Salah seorang juri, yaitu juri nomor 8, memilih keputusan “tidak bersalah”. Terjadi perdebatan sengit, dan juri tadi dicemooh ketika ia mencoba menunjukkan adanya ketidakcocokan dalam kesaksian yang diberikan. Emosi pun meningkat, sampai terlihat jelas adanya sikap berat sebelah dan prasangka dari para anggota juri itu sendiri. Akhirnya, satu demi satu anggota juri mengubah keputusan mereka menjadi “tidak bersalah”.
Persoalan Hati
“Coba Anda lihat, Saudara Tim.” Teman saya, Sam, seorang pendeta di Ghana, mengarahkan senternya ke benda berukir yang disandarkan pada sebuah pondok yang dindingnya terbuat dari lumpur. Ia berbisik, “Inilah berhala desa ini.” Setiap Selasa sore, Sam mengunjungi desa terpencil itu untuk membagikan firman Tuhan.
Kartu Natal yang Sempurna
Video ucapan Natal milik keluarga Barker dibuat dengan sangat sempurna. Tiga gembala berjubah (diperankan anak-anak laki-laki yang masih kecil) duduk mengelilingi api unggun di lapangan berumput. Tiba-tiba seorang malaikat turun dari puncak bukit—kakak perempuan mereka, yang tampak anggun, meski memakai sepatu kets merah jambu. Di tengah alunan lagu pengiring yang semakin keras, para gembala itu menengadah ke langit dengan takjub. Sebuah jalan setapak membawa mereka kepada seorang bayi sungguhan—adik laki-laki mereka yang masih bayi—di dalam sebuah lumbung modern. Kakak perempuan mereka tadi sekarang berperan sebagai Maria.