Tali yang Terlalu Pendek
Kebiasaan berhemat Bibi Margaret sangatlah legendaris. Setelah beliau meninggal dunia, keponakan-keponakannya mulai memilah barang-barang miliknya sambil mengenang sang bibi. Mereka menemukan dalam sebuah laci, tersusun rapi dalam kantong plastik kecil, aneka ragam potongan tali kecil yang diberi label “Tali yang terlalu pendek untuk digunakan”.
Terus Menanjak
Christina Rossetti, seorang penyair dan penulis renungan, telah menjalani kehidupan yang sulit. Sepanjang hidupnya, ia pernah mengidap depresi dan berbagai penyakit, bahkan beberapa kali pertunangannya kandas. Akhirnya, ia meninggal dunia karena kanker.
Allah Memiliki Rencana Lain
Tidak ada yang tahu berapa usia mereka sebenarnya. Yang satu ditemukan di tangga sebuah gereja; yang seorang lagi hanya tahu bahwa ia dibesarkan oleh para biarawati. Lahir di Polandia semasa Perang Dunia II, selama hampir delapan puluh tahun baik Halina maupun Krystyna tidak mengetahui keberadaan satu sama lain. Lalu, hasil tes DNA mengungkapkan bahwa mereka kakak dan adik. Mereka pun dipertemukan dalam reuni yang penuh sukacita. Tes itu juga mengungkapkan fakta bahwa mereka berdarah Yahudi, dan hal itu menjelaskan mengapa mereka dibuang. Mereka sudah ditandai untuk dibunuh hanya karena identitas mereka.
Juri Nomor 8
“Satu nyawa melayang. Satu nyawa lagi sedang dipertaruhkan,” ujar hakim dengan nada muram dalam film klasik produksi tahun 1957 berjudul 12 Angry Men. Bukti-bukti yang memberatkan terdakwa yang masih muda itu terlihat sangat meyakinkan. Namun, saat bermusyawarah, muncul perbedaan pendapat dalam tubuh dewan juri yang beranggotakan dua belas orang. Salah seorang juri, yaitu juri nomor 8, memilih keputusan “tidak bersalah”. Terjadi perdebatan sengit, dan juri tadi dicemooh ketika ia mencoba menunjukkan adanya ketidakcocokan dalam kesaksian yang diberikan. Emosi pun meningkat, sampai terlihat jelas adanya sikap berat sebelah dan prasangka dari para anggota juri itu sendiri. Akhirnya, satu demi satu anggota juri mengubah keputusan mereka menjadi “tidak bersalah”.
Persoalan Hati
“Coba Anda lihat, Saudara Tim.” Teman saya, Sam, seorang pendeta di Ghana, mengarahkan senternya ke benda berukir yang disandarkan pada sebuah pondok yang dindingnya terbuat dari lumpur. Ia berbisik, “Inilah berhala desa ini.” Setiap Selasa sore, Sam mengunjungi desa terpencil itu untuk membagikan firman Tuhan.
Kartu Natal yang Sempurna
Video ucapan Natal milik keluarga Barker dibuat dengan sangat sempurna. Tiga gembala berjubah (diperankan anak-anak laki-laki yang masih kecil) duduk mengelilingi api unggun di lapangan berumput. Tiba-tiba seorang malaikat turun dari puncak bukit—kakak perempuan mereka, yang tampak anggun, meski memakai sepatu kets merah jambu. Di tengah alunan lagu pengiring yang semakin keras, para gembala itu menengadah ke langit dengan takjub. Sebuah jalan setapak membawa mereka kepada seorang bayi sungguhan—adik laki-laki mereka yang masih bayi—di dalam sebuah lumbung modern. Kakak perempuan mereka tadi sekarang berperan sebagai Maria.
Bukan Kutukan
Cak Lontong adalah pelawak yang dikenal luas karena guyonan khasnya yang tidak hanya dianggap kocak tetapi juga cerdas. Dengan pembawaan yang santai, pernyataan-pernyataan dari pelawak asal Jawa Timur itu sering membuat orang berpikir, tergelitik, atau bahkan tersindir secara halus. Contohnya, “Bila Anda jelek, jangan takut mencintai, karena yang seharusnya takut adalah yang Anda cintai.” Yang lain lagi, “Salah kalau banyak yang bilang hidup itu cuma satu kali. Yang benar, hidup itu setiap hari, dan mati hanya sekali.”
Sumbernya
Pada tahun 1854, ribuan orang di London mati karena sesuatu. Mungkin karena kondisi udara yang buruk, pikir orang-orang. Ketika udara panas yang tidak lazim memanggang air Sungai Thames yang tercemar, bau yang menguar di udara begitu menyengat, sampai-sampai peristiwa itu dikenal sebagai “The Great Stink” (Bau Hebat).
Allah yang Begitu Terperinci
Kevin dan Kimberley telah menjalani minggu yang berat. Penyakit kejang yang diderita Kevin tiba-tiba memburuk sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Di tengah pandemi, keempat anak mereka—kakak-beradik yang mereka adopsi dari panti asuhan—merasa sangat bosan dan kesal karena terkurung di dalam rumah. Bukan itu saja, Kimberley merasa tidak memiliki bahan makanan yang layak dimakan. Anehnya, saat itu ia ingin sekali makan wortel.