Pesan Para Nabi
Sebelum berlangsungnya kejuaraan bisbol Seri Dunia tahun 1906, penulis kolom olahraga Hugh Fullerton membuat prediksi yang jeli. Ia menyatakan bahwa Chicago Cubs, yang diperkirakan akan juara, justru akan kalah pada pertandingan pertama dan ketiga, tetapi memenangi pertandingan kedua. Selain itu, hujan akan turun pada pertandingan keempat. Semua prediksinya itu tepat. Kemudian, pada tahun 1919, dari kemampuan analitisnya ia tahu bahwa beberapa pemain dengan sengaja mengalah dalam sejumlah pertandingan Seri Dunia. Fullerton menduga mereka telah disuap oleh para penjudi. Ia sempat dicemooh banyak orang. Namun, sekali lagi, Fullerton benar.
Kehilangan Segalanya
Waktunya sungguh tidak tepat. Setelah mendapatkan sedikit keuntungan dari bisnis membangun jembatan, monumen, dan sejumlah bangunan besar, Cesar mempunyai impian untuk memulai suatu usaha baru. Maka ia pun menjual bisnis pertamanya dan menyimpan uangnya di bank, dengan rencana untuk segera menginvestasikannya kembali. Namun, dalam kurun waktu yang singkat itu, pemerintah menyita seluruh aset yang disimpan dalam rekening-rekening bank swasta. Hanya dalam sekejap, seluruh uang tabungan Cesar menguap.
Para Saksi
Dalam puisi “The Witnesses” (Para Saksi), Henry Wadsworth Longfellow (1807–1882) menggambarkan sebuah kapal budak yang karam. “Kerangka yang terbelenggu,” demikian Longfellow meratapi para korban, yakni budak-budak tanpa nama yang tak terhitung jumlahnya. Bait penutup puisi itu berbunyi demikian, “Itulah duka para Budak, / Mereka membelalak dari jurang yang dalam; / Berseru dari makam tak dikenal, / Kami adalah para Saksi!”
Pergumulan Panjang
Ketika di negara Tun terjadi kudeta, pemerintah militer yang berkuasa mulai meneror umat Kristen dan membantai ternak mereka. Keluarga Tun kehilangan mata pencaharian dan tercerai-berai ke berbagai negara. Sembilan tahun lamanya Tun hidup di kamp pengungsian, jauh dari sanak keluarga. Tun tahu Allah senantiasa menyertainya, tetapi ia mulai merasa putus asa, karena selama hidup terpisah itu, dua anggota keluarganya meninggal dunia.
Melakukan yang Benar
Saya dan istri terkejut menerima sepucuk surat dari “Jason”, seorang narapidana. Kami telah mengasuh anak-anak anjing hingga menjadi anjing terlatih untuk membantu para penyandang disabilitas. Anak anjing yang berhasil lolos akan mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh para narapidana yang telah diajari untuk melatih anjing. Dalam suratnya, Jason mengutarakan penyesalan atas masa lalunya, tetapi ia berkata, ”Snickers adalah anjing ketujuh belas yang pernah saya latih, dan juga yang terbaik. Saat melihat Snickers menatap saya, saya merasa akhirnya saya melakukan sesuatu yang benar.”
Uang Cepat
Pada akhir tahun 1700-an, seorang pemuda menemukan sebuah depresi (bagian tanah yang mengalami kemerosotan) yang misterius di Pulau Oak, Nova Scotia. Ia menduga bahwa para bajak laut—mungkin saja Kapten Kidd yang legendaris—telah mengubur harta karun mereka di sana, jadi ia dan beberapa rekannya memulai penggalian. Mereka tidak pernah menemukan harta karun apa pun di sana, tetapi kabar angin sudah telanjur menyebar. Selama berabad-abad, orang-orang menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menggali tempat itu. Akibatnya, kini lubang tersebut memiliki kedalaman lebih dari tiga puluh meter.
Dewa-Dewa yang Dicuri
Seorang wanita bernama Ekuwa melaporkan benda miliknya yang hilang—sebuah patung pahatan dari kayu yang disembah keluarganya sebagai dewa. Karena yakin telah menemukan benda tersebut, petugas polisi mengundang Ekuwa untuk mengidentifikasinya. “Apakah ini dewa Anda?” tanya mereka. Ekuwa berkata sedih, “Bukan, dewaku jauh lebih besar dan lebih indah daripada itu.”
Tali yang Terlalu Pendek
Kebiasaan berhemat Bibi Margaret sangatlah legendaris. Setelah beliau meninggal dunia, keponakan-keponakannya mulai memilah barang-barang miliknya sambil mengenang sang bibi. Mereka menemukan dalam sebuah laci, tersusun rapi dalam kantong plastik kecil, aneka ragam potongan tali kecil yang diberi label “Tali yang terlalu pendek untuk digunakan”.
Terus Menanjak
Christina Rossetti, seorang penyair dan penulis renungan, telah menjalani kehidupan yang sulit. Sepanjang hidupnya, ia pernah mengidap depresi dan berbagai penyakit, bahkan beberapa kali pertunangannya kandas. Akhirnya, ia meninggal dunia karena kanker.