Terhilang di Masa Lalu
Raja Korea Yeongjo (1694–1776) merasa kecewa dengan korupsi dan pemborosan yang merajalela di kerajaannya, dan memutuskan untuk melakukan perubahan yang radikal. Ia menghapus seni tradisional menyulam dengan benang emas yang dianggap terlalu mewah. Dalam waktu singkat, pengetahuan tentang proses menyulam yang rumit itu pun lenyap.
Menantang Bintang
Pada awal abad ke-20, penyair asal Italia F. T. Marinetti meluncurkan Futurisme, suatu aliran seni yang menolak masa lalu, mengejek pandangan tradisional tentang keindahan, dan sebaliknya memuja industri mesin. Marinetti menulis Manifesto Futurisme pada tahun 1909, dan di dalamnya ia menyatakan kebenciannya terhadap kaum perempuan, memuja kekerasan fisik, dan mengagung-agungkan perang. Manifesto itu ditutup dengan ungkapan: “Dengan berdiri di puncak dunia, dengan nekat sekali lagi kami menantang bintang-bintang!”
Mendapatkan yang Kita Inginkan
Aaron Burr dengan cemas menantikan hasil keputusan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS. Dalam kedudukannya yang sama kuat dengan Thomas Jefferson dalam pemilihan presiden tahun 1800, Burr meyakini bahwa DPR akan mengumumkan kemenangannya. Namun, ternyata ia kalah, dan kepahitan menggerogoti jiwanya. Burr memupuk kebencian terhadap Alexander Hamilton karena tidak mendukung pencalonannya, dan perasaan itu mendorongnya membunuh Hamilton dalam duel senjata kurang dari empat tahun kemudian. Karena marah terhadap pembunuhan itu, rakyat AS menolak Burr dan akhirnya ia meninggal sebagai orang tua yang getir.
Kembali ke Dasar
Tampaknya resolusi memang dibuat untuk dilanggar. Sejumlah orang mengolok-olok fakta ini dengan mengusulkan resolusi Tahun Baru yang, bisa dibilang, mudah dicapai. Berikut ini beberapa usul dari media sosial:
Generasi Zaman Sekarang
“Jangan pernah mempercayai siapa pun yang berusia lebih dari tiga puluh tahun,” kata aktivis lingkungan Jack Weinberg pada tahun 1964. Komentarnya menjadi stereotip seluruh generasi; sesuatu yang akhirnya disesali Weinberg. Saat mengingatnya lagi, Weinberg berkata, “Perkataan yang saya lontarkan tanpa berpikir itu . . . akhirnya dibelokkan dan disalahpahami.”
Menjangkau Sesama bagi Yesus
Satu dekade lalu, suku Banwaon belum mengenal nama Yesus. Hidup tersembunyi di pelosok pegunungan Mindanao di Filipina membuat mereka nyaris tidak pernah memiliki kontak dengan dunia luar. Untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari, mereka harus menempuh perjalanan selama dua hari dengan naik-turun melintasi medan yang berat. Dunia tidak mempedulikan mereka.
Memaknai Musim
Leisa ingin memaknai musim gugur dengan caranya sendiri. Kebanyakan dekorasi musim gugur yang dilihatnya seolah-olah merayakan kematian, terkadang dengan cara-cara yang menakutkan dan mengerikan.
Kata-kata yang Kekal
Di awal abad ke-19, Thomas Carlyle memberikan sebuah naskah kepada filsuf John Stuart Mill untuk ditinjau olehnya. Entah bagaimana, sengaja atau tidak, naskah itu terlempar ke dalam api. Padahal, itulah satu-satunya salinan yang dibuat Carlyle. Dengan gigih, ia menulis ulang teks yang terhilang tadi. Api tidak dapat memusnahkan kisah yang tetap tersimpan utuh dalam benaknya. Dari kehilangan yang luar biasa itu, Carlyle justru menghasilkan karya monumentalnya, The French Revolution (Revolusi Prancis).
Pelarian Ikabod
Dalam cerpen berjudul Legenda di Sleepy Hollow, penulis Washington Irving bercerita tentang Ichabod Crane, seorang guru sekolah yang ingin menikahi seorang gadis cantik bernama Katrina. Kisahnya dipusatkan pada kehadiran seorang penunggang kuda tanpa kepala yang menghantui desa koloni itu. Suatu malam, Ichabod melihat penampakan mirip hantu dari penunggang kuda itu. Saking ketakutannya, ia pun melarikan diri dari daerah itu. Para pembaca tahu bahwa “penunggang kuda” itu sebenarnya adalah seorang pesaing dalam merebut hati Katrina, dan yang kemudian menikahinya.