Membagikan Penghiburan
Seorang teman mengirimkan sejumlah keramik buatannya kepada saya. Saat membuka kotaknya, saya mendapati barang-barang berharga itu rusak dalam perjalanan. Salah satu cangkir pecah menjadi kepingan besar, kepingan kecil, dan serbuk. Setelah suami saya merekatkan kepingan-kepingan itu kembali, saya memajang cangkir retak yang tetap indah itu di rak.
Tidak Ada yang Sia-Sia
Sudah tiga tahun saya bergumul dengan perasaan putus asa dan depresi karena penyakit kronis yang membatasi gerak-gerik saya. Saya pun mencurahkan isi hati saya kepada seorang teman, “Tubuhku sangat rapuh, dan aku merasa tidak lagi punya sesuatu yang berharga untuk kuberikan kepada Allah atau kepada siapa pun.”
Belas Kasihan
Ketika saya mengeluhkan keputusan seorang teman yang membawanya semakin jatuh ke dalam dosa dan dampak dari perbuatannya itu terhadap saya, seorang wanita yang setiap minggu berdoa bersama saya meletakkan tangannya di atas tangan saya. Ia berkata, “Mari berdoa untuk kita semua.”
Bunga yang Tak Layu
Ketika masih balita, putra saya Xavier suka memberi saya bunga. Saya menghargai setiap rumput segar yang dipetiknya atau bunga mekar yang dibelinya dari toko bunga bersama ayahnya. Saya menikmati setiap pemberiannya sampai bunga-bunga itu menjadi layu dan harus dibuang.
Haruskah Saya Mengampuni?
Saya tiba di gereja lebih awal untuk menyiapkan sebuah acara. Di ujung ruang kebaktian, ada seorang wanita berdiri sambil menangis. Saya ingat, dahulu ia pernah membenci dan menggosipkan saya. Saya pun mengabaikan tangisannya dan menyalakan alat penyedot debu yang saya pakai. Mengapa saya harus peduli kepada orang yang tidak menyukai saya?
Ketika Ya Berarti Tidak
Saya bersyukur kepada Allah karena diberi kesempatan istimewa untuk merawat ibu saya dalam perjuangannya menghadapi penyakit leukemia. Ketika obat-obatan justru menambah rasa sakitnya, ibu memutuskan untuk menghentikan pengobatan. “Aku tak mau menderita lagi,” katanya. “Aku ingin menikmati hari-hari terakhirku bersama keluarga. Tuhan tahu aku sudah siap untuk pulang.”