Meniru Yesus
Ada hewan penyamar lihai yang hidup di perairan Indonesia dan kawasan Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef). Seperti jenis gurita lainnya, gurita peniru ini dapat mengubah warna kulitnya agar dapat melebur dengan sekitarnya. Namun, makhluk cerdas tersebut juga bisa mengubah bentuk, pola gerak, dan perilakunya saat terancam dengan menirukan hewan-hewan lain seperti ikan lepu dan ular laut yang berbisa.
Langkah demi Langkah
Dua belas tim, masing-masing beranggotakan tiga orang yang bersisian, tengah bersiap-siap menempuh lomba “empat kaki”. Lutut dan tungkai anggota yang berada di tengah diikat menjadi satu dengan kaki rekan-rekan setimnya di kiri dan kanan menggunakan kain warna-warni. Kemudian, ketiganya akan memusatkan perhatian mereka kepada garis finis. Ketika peluit dibunyikan, sejumlah tim langsung melangkah maju. Banyak dari mereka yang jatuh dan sulit untuk bangkit kembali. Sebagian kecil tim memutuskan untuk melompat daripada berjalan. Sebagian lagi memilih untuk menyerah. Namun, ada satu tim yang tidak terburu-buru melangkah. Mereka memastikan lagi strategi yang akan ditempuh, dan terus berkomunikasi sepanjang lomba. Mereka sempat tersandung, tetapi bangkit lagi bersama-sama, hingga akhirnya mengalahkan semua tim yang lain. Kemauan mereka untuk bekerja sama, langkah demi langkah, memampukan mereka melewati garis akhir bersama-sama.
Dalam Jangkauan Allah
Setelah seorang petugas menggeledah saya, saya pun masuk ke dalam gedung penjara, menandatangani daftar pengunjung, dan duduk di lobi yang ramai. Saya berdoa dalam hati, sambil memperhatikan orang-orang dewasa yang gelisah dan anak-anak yang mengeluh karena harus menunggu. Satu jam lebih kemudian, seorang penjaga penjara memanggil sejumlah nama termasuk nama saya. Ia membawa kami ke dalam sebuah ruangan dan menyuruh kami duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian putra tiri saya duduk di depan saya, di balik jendela kaca tebal yang memisahkan kami, lalu mengangkat gagang telepon. Ketika itu, perasaan tak berdaya pun menguasai saya. Namun, saat saya menangis, Allah meyakinkan saya bahwa putra tiri saya masih berada dalam jangkauan-Nya.
Allah Melihat, Mengerti, dan Peduli
Adakalanya menjalani hidup dengan sakit dan kelelahan yang kronis membuat saya terisolasi di rumah dan merasa sendirian. Saya sering merasa tidak terlihat oleh Allah dan sesama. Suatu pagi buta, saya bergumul dengan perasaan itu ketika sedang berdoa sambil berjalan-jalan bersama anjing saya. Kemudian saya melihat sebuah balon udara di kejauhan. Orang-orang di dalam keranjang balon itu dapat menikmati pemandangan lingkungan kami yang tenang dari atas, tetapi mereka tidak bisa melihat saya. Sambil terus berjalan melewati rumah-rumah tetangga, saya menghela napas sambil berpikir, Di balik pintu-pintu rumah ini, berapa banyak orang yang merasa tidak terlihat dan tidak penting? Selesai berjalan pagi, saya meminta Allah memberi saya kesempatan untuk mengungkapkan kepada para tetangga bahwa saya—dan Allah—melihat serta mempedulikan mereka.
Mengasihi Seperti Yesus
Seorang pria muda yang mengenakan celana bahan dan kemeja rapi duduk di sebuah bangku stasiun sembari menunggu kereta di Atlanta, Georgia. Melihat pria itu kesulitan memasang dasi, seorang wanita tua mendorong sang suami untuk membantunya. Saat lelaki tua itu membungkuk dan mengajari si pemuda mengikat dasinya, seorang asing mengambil foto ketiganya. Ketika foto tersebut menjadi viral, banyak yang meninggalkan komentar positif tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama.
Air Mata Syukur
Bertahun-tahun lalu, saya pernah merawat ibu saya yang dirawat secara paliatif. Saya bersyukur atas empat bulan yang Allah berikan kepada saya untuk dapat merawat beliau. Saya juga meminta-Nya untuk menolong saya melewati masa duka. Sering kali saya bergumul untuk dapat memuji Allah di tengah gejolak emosi yang saya rasakan. Namun, saat ibu saya mengembuskan napas terakhir dan saya menangis tak terkendali, saya bisa membisikkan “Haleluya.” Saya sempat merasa bersalah karena bersyukur kepada Allah dalam momen duka itu, tetapi bertahun-tahun kemudian, pemahaman saya berubah setelah saya merenungkan Mazmur 30 dengan lebih dalam.
Mengenali Suara Allah
Setelah bertahun-tahun meneliti, para ilmuwan meyakini bahwa kawanan serigala mengeluarkan suara yang berbeda-beda untuk membantu mereka saling berkomunikasi. Dengan menggunakan kode analisis suara yang spesifik, seorang ilmuwan menemukan bahwa volume dan nada yang berbeda-beda dalam lolongan serigala memampukannya untuk mengenali kawanan serigala tertentu dengan ketepatan 100 persen.
Menyiangi Dosa
Meski sempat melihat sejenis perdu bertunas di sebelah selang untuk menyiram tanaman dekat beranda rumah kami, saya mengabaikan tanaman yang tampak tidak berbahaya itu. Saya pikir, mana mungkin rumput liar sekecil itu merusak halaman kami? Namun, minggu demi minggu berlalu, dan rumput liar itu pun tumbuh hingga seukuran semak kecil dan mulai menguasai pekarangan kami. Cabang-cabangnya yang liar menutupi sebagian jalan masuk rumah dan bertunas di bagian-bagian lain. Setelah menyadari keberadaannya yang merusak, saya meminta suami saya untuk mencabut rerumputan liar itu, lalu melindungi halaman kami dengan pembasmi gulma.
Kartu-Kartu Doa
Dalam suatu lokakarya penulisan tempat saya melayani sebagai salah satu pengajar, Tamy memberi saya kartu pos berisi doa dengan tulisan tangan di belakangnya. Ia menjelaskan bahwa setelah membaca biografi para pengajar, ia menuliskan doa khusus pada setiap kartu, lalu mendoakannya sembari memberikan kartu-kartu tersebut kepada kami. Saya sangat terkesan membaca pesan pribadi yang ia tuliskan untuk saya, dan berterima kasih kepada Allah yang menguatkan saya melalui apa yang Tamy lakukan. Saya pun balas mendoakannya. Setiap kali saya merasa sakit dan kelelahan selama lokakarya itu, saya mengeluarkan kartu pos tersebut, dan semangat saya disegarkan kembali saat membaca pesan dari Tamy.