Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Xochitl Dixon

Di Mana Pun Kita Menyembah

Rasa sakit kepala hebat yang tidak tertahankan membuat saya, lagi-lagi, tidak bisa beribadah di gereja. Saya lalu mengikuti ibadah secara daring, sambil menyesali hilangnya kesempatan beribadah bersama jemaat lainnya. Awalnya, saya banyak mengeluh. Kualitas suara dan gambar yang buruk membuat saya terganggu. Namun, kemudian terdengar suara dari video itu menyanyikan himne yang sudah akrab di telinga. Air mata saya mengalir sembari menyanyikan: “Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku; asal Kau ada, yang lain tak perlu. Siang dan malam Engkau kukenang; di hadirat-Mu jiwaku tenang!” (Kidung Jemaat No. 405). Dengan berfokus pada kehadiran Allah yang setia, saya pun menyembah Dia sambil duduk di ruang tamu rumah saya.

Allah Mengerti Perasaan Kita

Hati teman saya, Sierra, terasa pilu saat memikirkan anak lelakinya yang berjuang melawan kecanduan. “Aku merasa begitu kacau,” katanya. “Apakah menurut Tuhan aku tidak beriman karena aku tidak bisa berhenti menangis saat berdoa?”

Akhir yang Sangat Indah

Suatu hari, suami dan anak saya memindah-mindahkan saluran televisi untuk mencari dan menonton film kesukaan mereka. Sayangnya, mereka menemukan ternyata film-film tersebut sudah mulai. Karena mereka menikmati kisah akhir dari sebuah film, pencarian tersebut menjadi semacam permainan bagi mereka. Mereka pun menemukan delapan film yang kisah akhirnya ingin mereka lihat. Karena geregetan, saya bertanya mengapa mereka tidak memilih saja satu film untuk ditonton dari awal. Sambil tertawa, suami saya menjawab, “Semua orang suka akhir cerita yang indah, bukan?”

Tersedia bagi Semua Orang

Dari jembatan buatan manusia di Eleuthera, sebuah pulau kecil di Karibia, para pelancong dapat mengagumi perbedaan tajam antara perairan berombak berwarna biru tua dari Samudra Atlantik dan air tenang berwarna biru kehijauan dari Laut Karibia. Seiring berjalannya waktu, badai mengikis habis sebidang tanah asli yang pernah menjadi tempat bagi sebuah lengkungan batu alami. Jembatan yang sekarang menjadi daya tarik bagi wisatawan di Eleuthera itu dikenal sebagai “tempat tersempit di bumi”.

Hidup yang Tak Ternilai dalam Kristus

Sambil berlinang air mata dan dikuasai rasa panik, saya mencari-cari cincin kawin dan cincin ulang tahun pernikahan saya. Setelah satu jam mencari di antara bantal-bantal sofa dan menyisir setiap sudut dalam rumah kami, Alan berkata, “Aku ikut menyesal. Sudahlah, nanti kita beli lagi cincin yang baru.” 

Kebohongan dan Kebenaran

Saya meletakkan Alkitab saya di atas mimbar sambil menatap wajah-wajah yang menantikan saya berbicara. Saya sudah berdoa dan mempersiapkan diri dengan baik. Namun, mengapa lidah saya terasa kelu?

Warisan Kebaikan

Martha bekerja sebagai asisten guru di sebuah sekolah dasar selama lebih dari tiga puluh tahun. Setiap tahun, ia menabung agar dapat membeli mantel, syal, dan sarung tangan baru untuk siswa-siswinya yang membutuhkan. Setelah Martha meninggal dunia karena sakit leukemia, kami menyelenggarakan acara untuk mengenang pengabdiannya. Sebagai pengganti bunga, orang-orang menyumbangkan ratusan mantel musim dingin baru untuk para siswa yang ia cintai dan layani selama beberapa dekade. Banyak orang menceritakan cara-cara yang ditempuh Martha untuk menyemangati sesama lewat kata-katanya yang menguatkan maupun perbuatan baiknya. Rekan-rekan sesama guru mengenangnya dengan cara menyelenggarakan aksi amal mengumpulkan mantel bekas yang masih layak pakai selama tiga tahun semenjak kepergiannya. Warisan kebaikannya terus mengilhami orang-orang untuk bermurah hati melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Menanti dalam Pengharapan

Rogelio melayani kami di sepanjang masa liburan keluarga kami. Suatu kali ia bercerita bagaimana ia sangat bersyukur kepada Allah karena menganugerahkan seorang istri yang beriman teguh seperti Kaly. Setelah anak pertama mereka lahir, Allah memberi mereka kesempatan untuk membantu merawat keponakan mereka yang berkebutuhan khusus. Tak lama kemudian, ibu mertua Rogelio juga membutuhkan perawatan total di rumah.

Pemberi Rahasia

Bagi Christopher, seorang veteran penyandang disabilitas, melakukan kegiatan sehari-hari terasa semakin sulit, mengambil waktu lebih lama untuk diselesaikan, dan membuatnya semakin kesakitan. Meski demikian, ia berusaha sebaik mungkin melayani istri dan anaknya. Setiap minggu ia masih memotong rumput dengan mesin pemotong manual.