Kemenangan Sejati
Berisi 5 renungan yang berkaitan dengan olahraga—mulai dari sentilan menarik tentang ‘kesamaan’ olahraga dan agama hingga kebugaran rohani. Siapa sangka, kehidupan lapangan ternyata kaya akan pelajaran surgawi.
Eulogi Anda
Hati saya sangat terkesan oleh pemakaman seorang wanita yang teguh beriman kepada Allah. Kehidupannya tidaklah spektakuler. Ia tidak banyak dikenal di luar lingkungan gereja, tetangga, dan teman-temannya. Namun, ia mengasihi Yesus, ketujuh anaknya, dan kedua puluh lima cucunya. Ia penuh kegembiraan, melayani dengan murah hati, dan masih kuat bermain softball.
Membakar yang Tak Berguna
Pada Februari 1497, seorang biarawan bernama Girolama Savonarola menyalakan api unggun. Sejak berbulan-bulan sebelumnya, Savonarola dan para pengikutnya telah mengumpulkan benda-benda yang mereka anggap bisa menarik orang jatuh ke dalam dosa atau melalaikan kewajiban agama mereka—termasuk karya seni, kosmetik, alat musik, dan pakaian. Di hari yang telah ditentukan, ribuan barang “sia-sia” dikumpulkan di alun-alun kota Firenze, Italia, dan dibakar dengan api. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Api Unggun Pembakar Kesia-siaan.
Bermain dengan Sukacita
Salah seorang putra kami, Brian, adalah pelatih bola basket di sebuah SMA. Suatu kali, saat timnya sedang berjuang dalam Turnamen Bola Basket Negara Bagian Washington, orang-orang yang mendukung mereka mengajukan pertanyaan, “Apakah kalian akan menjuarai turnamen tahun ini?” Pertanyaan itu membuat para pemain maupun pelatih merasa sangat terbebani, maka Brian kemudian menyemangati timnya dengan semboyan: “Bermain dengan sukacita!”
Tuhan Bersukacita
Belum lama ini, Nenek mengirimi saya sebuah album tua penuh dengan foto-foto lama, dan ketika saya membolak-baliknya, ada satu foto yang menarik perhatian saya. Foto itu menampilkan saya saat berusia dua tahun, duduk di depan perapian di salah satu sisi. Di sisi lain, tampak Ayah yang merangkul pundak Ibu. Keduanya menatap saya dengan ekspresi penuh cinta dan kegembiraan.