“Aku Suka Sekali—Sampai Segini”
Jenna, keponakan saya yang berusia 3 tahun, memiliki kebiasaan yang selalu berhasil meluluhkan hati saya. Bila menyukai sesuatu (sangat menyukainya), apakah itu pai krim pisang, loncat-loncatan di trampolin, atau bermain frisbee, ia akan berseru, “Aku suka sekali—sampai segini!” (“sampai segini” itu selalu dengan kedua tangan yang dibentangkannya lebar-lebar).
Jangan Pernah Menyerah
Ketika seorang teman didiagnosis menderita kanker, dokter menyarankan agar ia bersiap-siap dan membereskan segala urusan yang tersisa. Sambil terisak-isak, ia menelepon saya, mengkhawatirkan suami dan anak-anaknya yang masih kecil. Saya pun meminta teman-teman dekat kami untuk mendoakannya. Kami gembira saat dokter lain menguatkannya untuk tidak putus asa dan menegaskan bahwa ia dan timnya akan berusaha keras meringankan penderitaannya. Meski hari-hari yang dilaluinya terkadang sangat berat, teman saya tetap fokus kepada Allah dan bukan pada masalahnya. Ia tidak pernah menyerah.
Lakukan Segera
Kapan terakhir kali Anda merasakan terdorong untuk menolong seseorang, tetapi Anda membiarkan dorongan itu berlalu begitu saja tanpa menanggapinya? Dalam buku The 10-Second Rule (Aturan 10 Detik), Clare De Graaf berpendapat bahwa dorongan batin yang kita terima sehari-hari dapat menjadi salah satu cara yang digunakan Allah untuk membangun kerohanian yang lebih kuat, yaitu kehidupan dalam ketaatan yang didasarkan oleh kasih kita kepada-Nya. Aturan 10 detik cukup sederhana, yaitu: “Lakukan segera ketika Anda secara sadar yakin Tuhan Yesus ingin Anda melakukannya,” dan lakukan itu “sebelum Anda berubah pikiran.”
Tidak Takut Lagi
Seorang gadis kecil berusia dua belas tahun telah diculik, dibawa ke hutan, dan dianiaya oleh tujuh laki-laki di Etiopia. Ketika polisi menemukannya seminggu kemudian, tiga ekor singa bersurai hitam mengelilingi dan menjaganya, seolah-olah ia adalah bagian dari kawanan mereka. Rupanya, ketika gadis itu berteriak minta tolong, sekawanan kecil singa mendengar teriakannya dan datang mengusir kawanan penculik itu. “[Singa-singa itu] berjaga mengelilingi gadis itu. Ketika kami datang, mereka meninggalkannya begitu saja seperti memberi kami hadiah, dan masuk kembali ke dalam hutan,” cerita Sersan Wondimu saat diwawancara.