Senang Membaca
Tsundoku. Kata yang pas untuk saya! Istilah dalam bahasa Jepang tersebut berarti tumpukan buku di meja samping tempat tidur yang menunggu untuk dibaca. Buku memang berpotensi memberikan pengetahuan atau pelarian diri ke waktu atau tempat yang berbeda, dan saya merindukan kesenangan dan wawasan yang dapat ditemukan di dalam halaman-halamannya. Karena itulah saya menyimpan setumpuk buku di sisi tempat tidur saya.
Sukacita Menantikan Hukuman Mati
Pada tahun 1985, Anthony Ray Hinton didakwa membunuh dua orang manajer restoran. Ia sebenarnya dijebak, karena ketika pembunuhan itu terjadi ia sedang berada di tempat yang sangat jauh dari TKP. Namun, Ray tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Dalam persidangan, Ray mengampuni orang-orang yang memfitnahnya, dan mengatakan bahwa ia tetap memiliki sukacita meski diperlakukan tidak adil. “Setelah mati, saya akan pergi ke surga,” katanya. “Kalian sendiri akan pergi ke mana?”
Bahkan Sebelum Engkau Meminta
Teman saya Robert dan Colleen sudah menikah selama puluhan tahun dan menikmati pernikahan yang bahagia. Saya senang melihat cara mereka berinteraksi. Saat makan malam, yang satu akan mengulurkan mentega kepada pasangannya sebelum diminta. Lalu, yang lain mengisi ulang gelas minuman di saat yang tepat. Saat menceritakan kisah hidup mereka, keduanya saling menimpali dengan lancar. Terkadang mereka seperti bisa membaca pikiran satu sama lain.
Khawatir pada virus Corona?
Apakah Anda khawatir jatuh sakit? Apakah Anda merasa berat memikirkan biaya dokter dan harga obat yang terus bertambah mahal? Apakah…
Keterampilan Luar Biasa
Pemimpin kelompok paduan suara di kampus kami dapat mengarahkan sekaligus mengiringi nyanyian kami dengan permainan piano. Ia sangat piawai menyeimbangkan kedua tanggung jawab itu. Di akhir suatu konser, ia terlihat sangat lelah, maka saya pun bertanya kepadanya apakah semua baik-baik saja. Ia menjawab, “Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya.” Lalu ia menjelaskan, “Nada piano yang kumainkan tadi begitu sumbang sampai-sampai di sepanjang konser aku harus memainkan dua kunci berbeda dengan masing-masing tanganku!” Saya sangat terkejut melihat keterampilannya yang luar biasa itu, sekaligus kagum kepada Tuhan yang menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal tersebut.