Takaran yang Baik
Pada suatu hari di pompa bensin, Staci bertemu dengan seorang wanita yang lupa membawa kartu debitnya. Karena kehabisan bensin dan terdampar di sana dengan anaknya yang masih bayi, wanita itu meminta bantuan kepada orang-orang yang lewat. Meski saat itu Staci masih belum mendapatkan pekerjaan, ia rela membantu orang asing itu dengan membayari bensin seharga $15. Beberapa hari kemudian, ketika pulang, Staci menemukan sekeranjang hadiah berisi mainan anak dan hadiah-hadiah lain untuknya di depan pintu rumah. Rupanya, teman-teman dari wanita asing yang tidak dikenalnya itu berinisiatif membalas kebaikan Staci dengan mengganti $15 tadi menjadi hadiah Natal yang berkesan bagi Staci sekeluarga.
Panggilan Pengorbanan
Pembahasan ini ditujukan bagi para tenaga medis atau mereka yang sedang merawat anggota keluarganya agar mereka tetap dikuatkan oleh Allah, Sang sumber kekuatan sejati.
Mengapa Saya?
Buku berjudul The Book of Odds berisi kumpulan berbagai kejadian langka yang menimpa satu dari sekian banyak orang. Catatan menyatakan bahwa satu di antara sejuta orang pernah disambar petir. Satu dari 25.000 orang mengalami gangguan kesehatan yang disebut “sindrom patah hati” yang diakibatkan oleh peristiwa guncangan atau kehilangan yang besar. Pengalaman-pengalaman tidak masuk akal yang dicatat dalam buku itu menyimpan pertanyaan yang tidak terjawab: Bagaimana jika kita menjadi salah satu yang mengalaminya?
Jagalah Minyakmu!
Jika ingatan saya tidak keliru, jemaat kecil kami mengadakan kebaktian secara daring (e-worship) mulai tanggal 22 Maret. Ketika itu, sesuai keputusan sidang para penatua, seluruh kebaktian gereja dialihkan ke format online untuk dua minggu berturut-turut.
Menemukan Kedamaian Tuhan di Tengah Kesusahan
Dalam menggumuli masa sulit, ada satu kitab yang dapat menolong kita untuk melihat penderitaan dari sudut pandang yang lain.
Lebih Manis dari Madu
Topik yang dibawakannya adalah tentang ketegangan antarras. Namun, pembicaranya tetap tenang dan sanggup menguasai diri. Berdiri di atas panggung di hadapan banyak orang, ia berbicara dengan berani—tetapi dengan kata-kata yang menunjukkan kasih, kerendahan hati, kebaikan, bahkan humor. Tidak butuh waktu lama untuk membuat hadirin yang tegang menjadi rileks, bahkan ikut tertawa bersama si pembicara tentang dilema yang mereka semua hadapi: bagaimana menyelesaikan isu panas dengan kepala dingin melalui perasaan dan perkataan yang menyejukkan. Dengan kata lain, bagaimana menghadapi topik yang panas dengan kasih yang mendinginkan.