Pertemuan Kudus
Pada suatu akhir minggu yang panjang, saya mengikuti reuni bersama beberapa teman di tepi sebuah danau yang indah. Hari-hari itu diisi keseruan dengan bermain air dan makan bersama, tetapi yang paling saya nikmati adalah obrolan santai di malam hari. Di saat hari mulai gelap, kami pun mencurahkan isi hati masing-masing untuk membicarakan berbagai hal dengan terus terang dan cukup mendalam, seperti kepedihan dari pernikahan yang retak dan trauma yang dialami oleh sebagian anak-anak kami. Tanpa menutup-nutupi kenyataan hidup yang tidak ideal, kami berusaha mengingatkan satu sama lain akan Allah dan kasih setia-Nya yang telah membawa kami melewati berbagai kesulitan hidup tersebut. Saya sangat mensyukuri malam-malam kebersamaan yang kami lalui itu.
Dipilih untuk Mengampuni
Sebagai seorang pelajar sekolah menengah, Patrick Ireland pernah merasa Allah telah memilihnya untuk tujuan tertentu. Namun, ia tidak yakin apa tujuan yang dimaksud. Kemudian terjadilah peristiwa penembakan massal di SMA Columbine (Colorado, Amerika Serikat). Tiga belas orang tewas dan dua puluh empat orang terluka termasuk Patrick. Setelah peristiwa yang mengerikan itu, ia mulai mengerti jawabannya.
Butuh Tuntunan Allah
Paman Zaki lebih dari sekadar teman bagi Kenneth Bailey, seorang ahli Alkitab; ia juga pemandu kepercayaan Bailey dalam perjalanan melintasi Gurun Sahara yang sangat luas dan menantang. Bailey berkata bahwa ia dan timnya menunjukkan kepercayaan penuh kepada Paman Zaki dengan cara mengikuti panduannya. Intinya, mereka menegaskan kepada Zaki, “Kami tidak tahu jalan, dan seandainya engkau tersesat kami pun akan tersesat dan mati. Kami percaya penuh kepada kepemimpinanmu.”