Tak Perlu Minta Maaf
“Maafkan aku,” ucap Karen karena terus menangis. Setelah kematian suaminya, ia sangat sibuk mengurus anak-anaknya yang berusia remaja. Ketika sejumlah jemaat mengadakan perkemahan akhir pekan untuk menghibur mereka sekaligus memberikan kesempatan bagi Karen untuk beristirahat, ia menangis penuh haru dan syukur, sambil berkali-kali memohon maaf atas air matanya.
Doa-doa yang Belum Dijawab
Sudah sampai, belum?/ Belum./ Sudah sampai?/ Belum. Demikianlah “permainan” kami sepanjang perjalanan mudik pertama (dan pasti bukan yang terakhir) selama enam belas jam dari Colorado ke Arkansas saat anak-anak kami masih kecil. Dua anak terbesar kami terus-menerus “memainkannya”, dan kalau ada hadiah satu dolar untuk setiap kali mereka bertanya, saya pasti sudah kaya raya. Pertanyaan itu menjadi obsesi anak-anak saya, tetapi sebenarnya saya yang mengemudikan mobil juga terobsesi dengan pertanyaan, Sudah sampai, belum? Dan jawabannya, Belum, sebentar lagi.
Sempurna Seperti Kristus
“Perfeksionisme adalah salah satu kata paling menakutkan,” tulis Kathleen Norris, saat membandingkan perfeksionisme era modern dengan “kesempurnaan” yang dimaksudkan dalam Injil Matius. Ia menggambarkan perfeksionisme era modern sebagai “penyakit psikologis serius yang membuat orang kelewat takut mengambil risiko yang diperlukan.” Namun, kata yang diterjemahkan sebagai “sempurna” dalam Injil Matius, sebenarnya berarti dewasa, lengkap, atau utuh. Norris pun menyimpulkan, “Menjadi sempurna . . . berarti memberi ruang bagi pertumbuhan [dan menjadi] cukup dewasa untuk mempersembahkan diri kita kepada sesama.”
Mengandalkan Allah
Seharusnya sang bayi baru akan lahir enam minggu lagi, tetapi dokter mendiagnosis Whitney menderita kolestasis, penyakit hati yang umum terjadi pada kehamilan. Dengan emosi campur aduk, Whitney dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Di sana ia diberi tahu bayinya akan diinduksi 24 jam mendatang! Di bagian lain rumah sakit itu, ventilator dan peralatan lain yang dibutuhkan oleh para penderita COVID-19 sedang disiapkan. Akibatnya, Whitney harus dipulangkan. Ia pun memutuskan untuk bersandar kepada Allah dan rencana-Nya, dan syukurlah, akhirnya ia melahirkan bayi yang sehat beberapa hari kemudian.
Hidup di Dalam Kasih
Apa yang dibutuhkan untuk sungguh-sungguh mengasihi sesama? Bagaimana kita juga dapat memastikan bahwa interaksi kita di dunia maya berkenan kepada Juruselamat kita?