Month: Februari 2022

Kita adalah Satu

Dalam komunitas pertanian yang kecil, suatu kabar dapat menyebar dengan cepat. Beberapa tahun setelah bank menjual tanah pertanian yang telah dimiliki keluarganya berpuluh-puluh tahun, David mendengar properti itu akan dijual kembali. Setelah banyak berkorban dan menabung, David tiba di pelelangan dan bergabung dengan orang banyak yang terdiri dari hampir dua ratus petani setempat. Apakah penawaran David yang kecil akan cukup? Ia mengajukan penawaran pertama, lalu menantikan dengan cemas saat juru lelang meminta penawaran lebih tinggi. Namun, para petani lainnya tetap diam sampai juru lelang mengetuk palu. Mereka telah menempatkan kebutuhan David dan keluarganya di atas keuntungan finansial mereka sendiri.

Mengasihi, Walaupun...

Mengasihi orang lain bisa terasa sulit. Ada orang-orang yang kita rasa mudah untuk dikasihi, tetapi ada juga yang cukup sulit untuk dikasihi. Apa artinya, dan bagaimana caranya? Mari renungkan bersama.

Mengasihi, Walaupun...

“It’s my dream, . . . not hers!” Anda mungkin pernah mendengar ucapan viral tersebut dari sebuah tayangan film Indonesia yang terkenal baru-baru ini.

Kekuatan Cinta

Dua lansia berusia delapan puluhan, satu dari Jerman dan satu lagi dari Denmark, adalah pasangan yang unik. Sebelum menjadi janda dan duda, masing-masing dari mereka pernah menikmati enam puluh tahun masa pernikahan. Meski hanya terpisah jarak lima belas menit, rumah mereka berada di negara yang berbeda. Namun demikian, mereka jatuh cinta dan sering memasak serta menghabiskan waktu bersama. Sayangnya, pada tahun 2020, karena COVID-19, pemerintah Denmark menutup perbatasan negara. Namun, mereka tidak menyerah. Setiap hari pukul 15.00, mereka bertemu di perbatasan, pada suatu jalan pedesaan yang sunyi, dan duduk di sisi negara masing-masing untuk melakukan piknik bersama. “Kami di sini karena cinta,” si pria menjelaskan. Cinta mereka lebih kuat daripada perbatasan, lebih teguh daripada pandemi. 

Tidak Dilupakan

Ketika berpikir tentang misionaris perintis yang bersejarah, nama George Liele (1750–1820) mungkin tidak terlintas di benak kita. Lahir dalam kondisi perbudakan, Liele percaya kepada Kristus di Georgia dan memperoleh kebebasannya sebelum Perang Revolusi Amerika. Ia membawa kabar baik tentang Kristus ke Jamaika, melayani para budak perkebunan di sana, dan menjadi gembala pendiri dua gereja Afrika-Amerika di Savannah, Georgia. Salah satu gereja tersebut dikenal sebagai “induk gereja Baptis kulit hitam”.

Hidup Berdasarkan Percaya

Gary mengalami masalah keseimbangan ketika berjalan, jadi dokter menyarankan fisioterapi untuk meningkatkan keseimbangannya. Dalam satu sesi, fisioterapis berkata, “Anda terlalu mempercayai apa yang dapat Anda lihat, meski itu salah! Anda kurang bergantung pada sistem indrawi Anda yang lain—apa yang Anda rasakan pada telapak kaki, juga sinyal yang diberikan dalam telinga Anda. Padahal, semua itu membantu Anda tetap seimbang.”