
Keramah-tamahan Sejati
“Kumain ka na ba?” (Sudah makan?)
Antara Aku, Fleksing, dan Kesombongan
Apa sih fleksing itu? Mengapa istilah ini menjadi populer? Bagaimana kita memandang fenomena ini melalui perspektif Kitab Suci?

Pertengkaran di Lapangan Parkir
Pertengkaran di lapangan parkir itu tidak hanya konyol tetapi juga tragis. Dua pengemudi mobil beradu mulut gara-gara mobil yang satu menghalangi mobil yang lain. Kata-kata kasar disemburkan di antara keduanya.
Hati yang Tangguh
Disiplin tanpa kasih akan membuat anak mengalami kepahitan, sedangkan kasih tanpa disiplin akan membuat anak manja. Orangtua harus bagaimana?
Antara Aku, Fleksing, dan Kesombongan
Hari-hari ini masyarakat kita mengenal istilah baru: “fleksing” (flexing). Sederhananya, fleksing berarti pamer. Orang yang gemar fleksing biasanya mempertontonkan barang mewah, isi saldo di rekeningnya, uang bertumpuk-tumpuk, pakaian mahal, makanan kelas bintang lima, jet pribadi, liburan ke luar negeri, tas mewah, mobil mewah, dan sederet barang mahal lainnya.

Pekerjaan yang Baik
Saat remaja, Charles Spurgeon pernah bergumul dengan Allah. Ia rajin ke gereja, tetapi merasa apa yang dikhotbahkan hambar dan tidak berarti. Ia sulit untuk percaya kepada Allah, dan menurut Spurgeon, dirinya “membangkang dan memberontak”. Pada suatu malam yang dilanda badai salju, Spurgeon yang berusia enam belas tahun terpaksa berlindung di sebuah gereja Methodis kecil. Ia pun mendengar khotbah pendeta di sana dan merasa pesannya ditujukan khusus untuk dirinya. Di saat itulah, Allah menaklukkan keraguan Spurgeon, dan ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus.