Month: Juli 2022

Seisi Rumah

Dengan mengenakan seragam napi, James berjalan melintasi sasana olahraga di penjaranya dan melangkah masuk ke kolam renang portabel tempat ia dibaptis oleh pembina rohaninya di sana. Kebahagiaan James berlipat ganda ketika ia mendengar bahwa putrinya Brittany—juga seorang narapidana—telah dibaptis pada hari yang sama . . . di kolam yang sama! Para petugas penjara pun terharu saat menyadari hal tersebut. “Semua orang menangis,” cerita sang hamba Tuhan. Selama bertahun-tahun, Britanny dan ayahnya keluar-masuk penjara, dan kini sama-sama menginginkan pengampunan dari Allah. Kini, secara bersamaan, Allah memberi mereka hidup yang baru.

Warisan Iman

Orangtua yang bijak meninggalkan harta warisan yang tak ternilai harganya: bukan harta kekayaan, atau barang fana lainnya, melainkan warisan iman yang membentuk sang anak menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan.

Melenturkan Otot-Otot Iman

Di kebun binatang, saya duduk untuk beristirahat dekat kandang kungkang. Hewan itu sedang bergelantung terbalik, dan terlihat sangat nyaman dalam posisi diam sama sekali. Saya menghela napas. Karena masalah kesehatan, tidak mudah bagi saya untuk tetap diam. Saya ingin terus bergerak dan berbuat sesuatu. Saya jengkel pada keterbatasan saya dan ingin berhenti merasa begitu lemah. Namun, setelah memperhatikan si kungkang, saya melihat bagaimana ia mengulurkan satu tangan, mencengkeram dahan lain, lalu terdiam lagi. Sikap diam membutuhkan kekuatan. Untuk dapat merasa tabah dengan gerak lambat atau bahkan sepenuhnya diam seperti kungkang tadi, saya tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan otot yang luar biasa. Untuk mempercayai Allah dalam setiap musim kehidupan saya yang sulit, saya butuh kekuatan supernatural.

Siapakah Yesus?

Siapakah Yesus menurut kebanyakan orang? Ada yang mengatakan Dia guru yang hebat, tetapi hanya manusia biasa. C. S. Lewis menulis, “Entah Orang ini dahulu, dan sekarang, memang Anak Allah, atau Dia orang gila atau bahkan lebih buruk dari itu. Anda bisa membungkam-Nya dan menyebut-Nya bodoh, Anda bisa meludahi-Nya dan membunuh-Nya sebagai setan, atau sebaliknya, Anda dapat tersungkur di kaki-Nya dan menyebut Dia Tuhan dan Allah, tetapi janganlah kita merendahkan Dia dengan omong kosong yang mengatakan Dia adalah guru manusiawi yang agung.” Perkataan terkenal dari buku Mere Christianity itu mengemukakan pandangan bahwa Yesus tidak mungkin menjadi nabi besar, jika Dia berpura-pura mengaku sebagai Allah. Hal tersebut benar-benar sesat.

Hati yang Rela Diajar

Sayang sekali, pada masa sekarang, menyerang pendapat yang berbeda sekaligus individu yang melontarkan pendapat tersebut dianggap sudah “normal”. Kenyataan itu juga dapat terjadi di kalangan akademis. Karena itu, saya tercengang ketika akademisi dan teolog Richard B. Hays menulis makalah yang justru mematahkan dalil-dalil yang ia tulis sendiri bertahun-tahun sebelumnya! Dalam bukunya, Reading with the Grain of Scripture, Hays menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dengan mengoreksi pemikirannya sendiri di masa lalu. Pemikirannya yang berkembang itu selaras dengan komitmennya untuk terus belajar seumur hidup.