Ayah, Sang Penakluk Monster
Bersama Tuhan mempersiapkan generasi yang tangguh menghadapi monster-monster kehidupan.
Autentik dan Terbuka
“Hai, Poh Fang!” tulis seorang teman gereja dalam pesan singkat. “Untuk persekutuan kelompok kita bulan ini, ayo kita ajak semua orang untuk menerapkan Yakobus 5:16. Kita coba menciptakan lingkungan yang saling percaya dan dapat menjaga rahasia, supaya kita bisa terbuka untuk menceritakan dan saling mendoakan pergumulan hidup kita.”
Sesama Warga
Saya tidak menghadiri kebaktian pemakaman Pamela karena peraturan semasa pandemi membatasi jumlah pengunjung hanya tiga puluh orang.
Sesama Warga
Kitab Suci menyebutkan orang percaya dalam Tuhan Yesus adalah anak-anak dari Bapa kita di surga. Bagaimana kenyataan tersebut membentuk identitas kita, dan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah dan satu sama lain?
Yang Kuat dan Yang Lemah
Di Universitas Iowa berlangsung tradisi pertandingan football perguruan tinggi yang sangat mengharukan. Di sebelah Stadion Kinnick terdapat Rumah Sakit Stead Family Children, dan lantai teratas rumah sakit itu mempunyai jendela-jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit dengan pemandangan ke arah lapangan. Pada hari-hari berlangsungnya pertandingan, para pasien anak-anak dan keluarga mereka memenuhi lantai tersebut untuk menyaksikan keseruan pertandingan di bawah mereka. Kemudian, pada akhir kuarter pertama, para pelatih, atlet, dan ribuan penonton di stadion akan mengarahkan pandangan dan melambaikan tangan mereka ke arah rumah sakit itu. Untuk beberapa saat lamanya, mata para pasien anak-anak itu berbinar-binar. Sungguh luar biasa melihat para atlet tersebut, di hadapan penonton yang memenuhi stadion dan ribuan lainnya yang menonton di TV, mau berhenti sejenak dan menunjukkan kepedulian mereka.
Iman Seorang Anak
Nenek angkat kami sempat terbaring di rumah sakit setelah beberapa kali terserang stroke. Para dokter tidak tahu pasti seberapa luas kerusakan otak yang dialaminya. Mereka harus menunggu sampai kondisi nenek kami sedikit membaik untuk menguji fungsi otaknya. Wanita berusia delapan puluh enam tahun itu hanya bisa mengucapkan beberapa kata, itu pun sedikit sekali yang dapat dimengerti. Namun, ketika nenek yang pernah mengasuh putri saya selama dua belas tahun itu melihat saya, beliau langsung membuka mulut dan bertanya: “Bagaimana Kayla?” Kata-kata pertama yang dilontarkannya kepada saya adalah tentang putri saya yang sangat ia sayangi.