Pilihan yang Tersedia
Agama-agama di seluruh dunia biasanya memiliki kesamaan: mencari jawaban “melampaui” kehidupan yang ada di dunia. Namun, ini tidak ada gunanya jika jawaban yang diperoleh tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari. Sebagai contoh, sejumlah gereja di Amerika percaya bahwa memegang ular berbisa dapat memberikan perlindungan dari roh jahat. Akan tetapi, dalam praktiknya, ratusan orang telah meninggal akibat gigitan ular dalam ritual ini.…
Dari Rongsokan Menjadi Keindahan
Istri saya, Miska, mempunyai seuntai kalung dan sepasang anting-anting bundar dari Etiopia. Kesederhanaan rancangannya yang elegan menunjukkan gaya seni yang autentik. Namun, yang paling mencengangkan dari aksesori tersebut adalah kisah di baliknya. Akibat berlangsungnya konflik yang ganas dan perang saudara yang berkecamuk selama puluhan tahun, tanah Etiopia dipenuhi selongsong bekas peluru dan proyektil di mana-mana. Dalam tindakan yang melambangkan harapan, orang-orang Etiopia menelusuri tanah yang telah gosong dan membersihkan rongsokan sisa perang. Lalu, para seniman membuat kerajinan berupa perhiasan dari sisa-sisa selongsong peluru tadi.
Kompilasi 4 STI - Mengenal Dia yang Kupercaya
Kompilasi 4 STI - Mengenal Dia yang Kupercaya
Fokus yang Benar
Sudah satu tahun lebih kami mengenal Kha. Ia anggota kelompok kecil kami di gereja, dan kami bertemu setiap minggu untuk mendiskusikan hal-hal yang sudah kami pelajari tentang Allah. Dalam salah satu pertemuan mingguan kami, sekilas ia menyebutkan pengalamannya berkompetisi di Olimpiade. Cara berceritanya sangat santai sehingga saya nyaris melewatkannya. Nyaris. Ternyata, saya baru sadar bahwa saya mengenal seorang atlet yang hampir medali perunggu Olimpiade! Saya tidak mengerti mengapa ia tidak pernah menyebutkan hal itu sebelumnya. Meski prestasi olahraga itu adalah sesuatu yang istimewa dalam perjalanan hidup Kha, baginya ada hal-hal lebih penting lainnya yang menjadi pusat identitasnya: keluarganya, komunitasnya, dan imannya.
Tetes demi Tetes
“Dalam segala hal / kita mencari cara-cara yang menyenangkan untuk melayani Allah,” tulis Teresa dari Avila, seorang percaya di abad ke-16. Dengan sangat mendalam ia merenungkan bagaimana manusia mencari banyak cara yang lebih mudah atau lebih “menyenangkan”, supaya kita tetap memegang kendali daripada berserah penuh kepada Allah. Kita cenderung melangkah perlahan dan ragu-ragu, bahkan agak enggan untuk bertumbuh semakin mempercayai Dia dengan segenap diri kita. Teresa mengakui, “Bahkan saat kami melepaskan hidup kami bagi-Mu / sedikit demi sedikit, / kami harus puas / menerima karunia-Mu tetes demi tetes, / sampai kami menyerahkan hidup kami sepenuhnya kepada-Mu.”