Pastinya, hanya kubur orang-orang kudus, anak-anak Allah, yang terbuka. Orang mati yang jiwanya tidak mendapat bagian dalam berkat kematian Kristus tentu tidak turut terbuka, sebab mukjizat tersebut adalah jawaban terhadap karya penebusan Yesus.

Betapa indahnya gambaran itu. Di mata Allah, semua kuburan anak-anak-Nya, yang masing-masing dipilih secara khusus dengan penuh kasih, adalah tempat terpenting di dunia!

Meski kubur-kubur itu terbuka tak lama setelah kematian Kristus, tubuh mereka belum hidup dan keluar dari sana hingga Yesus sendiri bangkit pada hari ketiga.

“Sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur . . .” (MATIUS 27:53). Ayat tersebut menyatakan jelas bahwa mereka tidak dibangkitkan sebelum Dia. Saat ini kita tidak akan membahas perihal kebangkitan itu, hanya kubur yang terbuka. Terbukanya kuburan memiliki makna penting di samping sekadar cara untuk membuat orang yang bangkit bisa keluar dari dalamnya. Kuburan yang terbuka bukan semata kebutuhan ragawi untuk membangkitkan orang mati, bukan pula sekadar dampak gempa bumi yang sifatnya jasmaniah.

Sesungguhnya, hal itu merupakan persiapan luar biasa yang harus terjadi persis pada saat kematian Kristus dan ditentukan untuk terjadi ketika Juruselamat kita memasuki dunia orang mati. Terbukanya kubur tak bisa ditunda hingga Dia kembali dari dunia orang mati, meskipun apa yang harus Dia kerjakan di tengah mereka yang akan dibangkitkan memang ditunda hingga tiba waktunya kelak. Melihat semua itu, jelaslah betapa dahsyatnya mukjizat yang terjadi! Kita sepenuhnya yakin bahwa campur tangan Allah di sini adalah salah satu kesaksian Bapa yang paling jelas dan berkuasa mengenai kematian Yesus Kristus. Fakta-fakta yang nyata meneguhkan bahwa apa yang diwahyukan kepada kita ini adalah sesuatu yang sangat berharga. Kuburan-kuburan tadi terbuka tepat saat kematian Yesus, tetapi kebangkitan tidak terjadi hingga tiga hari setelahnya. Hal itu memperlihatkan bahwa kubur yang terbuka dimaksudkan sebagai pameran karya Allah.

Seandainya kuburan batu yang terbuka oleh gempa bumi hanya bertujuan agar tubuh yang bangkit bisa keluar, maka gempa bumi seharusnya terjadi pada saat kebangkitan mereka. Namun, semua kubur itu terbuka dari Jumat siang hingga Minggu pagi dan dapat disaksikan oleh banyak orang. Selama hari Sabat, tak ada yang berusaha menutupnya kembali, tentu karena hukum Yahudi tidak membolehkan orang bekerja pada hari Sabat. Jadi, bukankah jelas bahwa Allah membuka kubur-kubur itu untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu disampaikan?