Kubur yang terbuka melambangkan hancurnya semua aral rintangan menuju kebangkitan akhir yang mulia, sebab dalam peristiwa itu, disingkirkan hambatan yang menghalangi keluarnya tubuh orang kudus dari tempat orang mati. Namun, kubur termeterai, bahkan yang ditutup dengan batu besar, hanya rintangan sepele dibandingkan dengan sukarnya jalan menuju kebangkitan akhir yang mulia.

Jadi, mukjizat itu menunjukkan bahwa kebangkitan yang lebih baik sedang berlangsung. Orang percaya memiliki tubuh jasmani yang tercemar dosa dan tidak dapat masuk dalam kekekalan. Namun, penghalang itu kini sudah dimusnahkan; kita dapat melihatnya lewat lambang kubur yang terbuka.

Kebangkitan tubuh menandakan bahwa manusia pada hakikatnya adalah roh. Jadi, roh-roh orang kudus yang telah mati pada masa Perjanjian Lama dan kini tidak bertubuh juga pasti akan keluar dari Hades dan menerima tubuh kebangkitan mulia. Segala penghalangnya telah disingkirkan dengan lambang kubur yang terbuka.

Hades adalah istilah Alkitab yang mengacu pada tempat kediaman orang mati sementara menantikan kebangkitan Kristus. Kata Yunani ini muncul sebelas kali dalam Perjanjian Baru. Bahasa Indonesia menerjemahkannya sebagai “neraka”, tetapi kata ini tak pernah dipakai untuk menggambarkan tempat penghukuman terakhir.

Jadi, terbukanya Hades adalah padanan dari terbukanya kubur. Artinya, hakikat kematian—yakni terpisahnya roh dan tubuh sekaligus pembusukan jasad—sesungguhnya sudah dihapuskan bagi orang kudus.

Dengan demikian, semua orang kudus di Hades bisa keluar dari sana dan diberi tubuh baru yang mulia dan takkan binasa. Tiada lagi penghalang. Kita hanya perlu menunggu waktu yang sudah Allah tetapkan.

Bagaimana dengan Hades?
Karena kemenangan telah diperoleh, maka orang percaya yang mati setelah Kristus tak lagi memasuki Hades, tempat yang dahulu Allah sediakan bagi para orang kudus di Perjanjian Lama meski kebebasan mereka terbatas di sana. Sejak kebangkitan dan kenaikan Kristus, mereka telah naik ke hadapan-Nya, jauh tinggi melampaui semua langit.

Yesus sendirilah yang mengeluarkan semua orang kudus Perjanjian Lama itu bersama-Nya ketika Dia kembali dari sana. Dia membawa mereka ke surga. Pintu Hades tidak mampu merintangi umat-Nya. Betapa indahnya lambang itu, kubur-kubur terbuka oleh gempa bumi! Dengan kata lain, lewat kematian-Nya, Sang Juruselamat telah menang atas “rahim bumi” (MATIUS 12:40) dan meluluhlantakkan gerbang yang menghalangi jalan mereka.

Kemenangan di “rahim bumi” itu merambat hingga ke permukaan. Bumi yang berguncang dan bukit batu yang terbelah merupakan tanda pembaharuan penuh sukacita yang terjadi bagi orang kudus Perjanjian Lama di dalam Hades. Jadi, tampak bahwa berkat rohani—dilambangkan dengan kubur terbuka—sudah dialami oleh mereka yang mati dalam Kristus.

Sementara itu, berkat badani (tubuh kemuliaan)—yang juga dilambangkan dengan kubur terbuka—sedang dinantikan oleh segenap umat Allah. Karya Kristus ini telah selesai dan sangat nyata meskipun sekarang belum kita rasakan. Semua yang menghalangi kebangkitan jiwa dan tubuh kemuliaan sudah dimusnahkan, orang percaya hanya tinggal menantikan waktu penggenapannya. Kematian Yesus Kristuslah yang menggenapi kemenangan luar biasa bagi umat manusia.

Kapan kubur-kubur itu terbuka? Seketika setelah Dia mati. Saat itu diberi penekanan khusus karena tubuh jasmani tidak dihidupkan sebelum Yesus bangkit pada hari ketiga. Kubur sudah dibuka meski orang-orang yang mati belum dihidupkan saat itu. Artinya, ada kaitan langsung antara kematian Kristus dan terbukanya kubur.