Zona Telepon
Salah satu manfaat telepon seluler (ponsel) adalah kita dapat menghubungi dan dihubungi orang lain kapan saja, di mana saja, dan hampir tidak terbatas. Alhasil, banyak orang menelepon atau menulis pesan pendek selagi mengemudi, dan perbuatan itu mengakibatkan terjadinya sejumlah kecelakaan mobil yang mengerikan. Guna menghindari musibah tersebut, banyak tempat di dunia telah melarang penggunaan ponsel saat mengemudi. Di Amerika Serikat, rambu-rambu lalu lintas dipasang di mana-mana untuk mengingatkan para pengemudi tentang zona khusus ponsel. Keberadaan zona itu memungkinkan para pengemudi untuk menepi dan melakukan panggilan telepon atau menulis pesan sebebasnya.
Merasa Aman
“Kapten telah menyalakan tanda sabuk pengaman. Kita sedang memasuki area turbulensi. Silakan kembali ke kursi Anda dengan segera dan kenakan kembali sabuk pengaman Anda.” Pramugari memberikan peringatan tersebut manakala diperlukan, karena di saat melintasi area turbulensi, penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman dapat terluka. Ketika mereka duduk dengan aman di kursi, mereka dapat melintasi masa-masa turbulensi dengan aman pula.
Mengenal dan Mengasihi
“Jesus loves me, this I know, for the Bible tells me so” (Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku)” adalah pesan dari salah satu lagu rohani yang paling diingat orang, terutama oleh anak-anak. Ditulis oleh Anna B. Warner pada tahun 1800-an, lirik itu secara lembut menegaskan hubungan kita dengan Yesus—yaitu bahwa kita disayang dan dikasihi-Nya.
Allah Lebih Besar dari Apa Pun
Ketika kami berkendara di kawasan bagian utara Michigan, Marlene, istri saya, berseru, “Dunia ini besar sekali. Benar-benar tak terbayangkan!” Ia mengucapkan komentar itu saat kami melintasi sebuah papan yang menandai garis lintang 45 derajat—titik tengah antara garis khatulistiwa dan Kutub Utara. Kami pun berbicara tentang betapa kecilnya manusia dan betapa besarnya dunia ini. Namun dibandingkan dengan ukuran alam semesta, planet kecil yang kita diami ini hanyalah setitik debu.
Sukacita dan Keadilan
Pada suatu pelayanan di Asia, saya terlibat dalam dua percakapan yang sungguh membuka wawasan saya dalam rentang beberapa jam. Pertama, seorang pendeta menuturkan bagaimana selama sebelas tahun ia dipenjara, sebelum akhirnya dibebaskan, karena kasus pembunuhan yang tidak dilakukannya. Lalu, sekelompok keluarga menceritakan bagaimana mereka telah menghabiskan banyak uang untuk meloloskan diri dari penganiayaan di tanah air mereka. Namun, mereka justru dikhianati oleh orang yang mereka andalkan. Dan sekarang, setelah bertahun-tahun tinggal di pengungsian, mereka pun bertanya-tanya kapan mereka akan mendapatkan tempat tinggal yang tetap.
Kasih untuk Anak-Anak
Thomas Barnado belajar di sekolah medis Rumah Sakit London pada tahun 1865. Ia berangan-angan menjadi misionaris medis di Tiongkok. Barnado segera menyadari adanya kebutuhan mendesak di depan rumahnya sendiri—banyak anak tunawisma yang hidup dan mati di jalanan London. Barnado bertekad melakukan sesuatu untuk mengatasi keadaan yang mengenaskan itu. Dengan membangun perumahan bagi anak-anak miskin di ujung timur London, Barnado menyelamatkan 60.000 anak dari kemiskinan dan kematian. Teolog dan pendeta John Stott berkata, “Sekarang kita dapat menyebut Barnado sebagai santa pelindung anak-anak jalanan.”
Dihidupkan Kembali
Semasa muda, ayah saya pernah bepergian bersama sekelompok teman ke sebuah acara olahraga di luar kota. Tiba-tiba saja roda-roda mobil mereka tergelincir di jalanan yang basah terguyur hujan. Mereka mengalami kecelakaan yang mengenaskan. Salah seorang temannya lumpuh dan seorang teman lainnya tewas. Ayah saya sempat dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke kamar jenazah. Orangtuanya begitu terpukul mendengar kabar itu, dan mereka datang untuk mengenali jenazahnya. Namun, pada saat itu, ayah saya hidup kembali dari koma yang panjang. Perkabungan mereka pun berubah menjadi sukacita.
Sepercik Api
Pada suatu Minggu malam di bulan September, ketika sebagian besar orang sedang tidur, sepercik api tersulut di toko roti milik Thomas Farriner di Pudding Lane. Api dengan cepat merambat dari satu rumah ke rumah lain, dan London pun dilanda kebakaran besar pada tahun 1666. Lebih dari 70.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran yang memusnahkan 80 persen wilayah kota itu. Begitu dahsyat kehancuran yang berasal dari sepercik api!
Melukis Potret
Galeri Potret Nasional di London, Inggris, menyimpan lukisan-lukisan bernilai tinggi dari naabad lampau, termasuk 166 gambar wajah Winston Churchill, 94 gambar William Shakespeare, dan 20 gambar George Washington. Saat melihat potret-potret kuno itu, kita mungkin bertanya-tanya: Apakah orang-orang tersebut memang mirip dengan gambar di lukisannya?