Kamar 5020
Jay Bufton menjadikan kamar perawatannya sebagai saluran berkat. Pria berusia 52 tahun yang bekerja sebagai guru SMA sekaligus pelatih olahraga itu sedang menderita kanker. Namun, ia menjadikan Kamar 5020 tempatnya dirawat sebagai saluran pengharapan bagi para sahabat, kerabat, dan pekerja di rumah sakit. Karena sikapnya yang ceria dan imannya yang tangguh, para perawat pun senang melayaninya. Beberapa dari mereka bahkan mengunjunginya di luar jam kerja.
Diperbarui Lahir Batin
Beberapa tahun lalu, sebuah penerbit melakukan kesalahan besar. Sebuah buku yang telah berada di pasaran selama beberapa tahun diputuskan untuk diperbarui. Penulisnya menulis kembali buku itu agar tidak ketinggalan zaman. Namun masalah terjadi ketika revisi itu diterbitkan. Penerbit mencetak ulang buku itu dengan sampul baru yang menarik, tetapi isi bukunya masih versi yang lama.
Kepentingan Orang Lain
Teman saya, Jamie, bekerja di perusahaan raksasa internasional. Di awal masa kerjanya, seseorang menghampiri meja kerjanya, memulai percakapan, dan bertanya kepada Jamie tentang pekerjaan yang dilakukannya. Setelah menjelaskan pekerjaannya kepada orang itu, Jamie menanyakan identitas orang itu. “Nama saya Rich,” jawabnya.
Manusia Baru
Saat sekelompok remaja mengunjungi panti wreda di Montego Bay, Jamaika, seorang remaja putri memperhatikan seorang pria yang terlihat kesepian di ujung ruangan. Pria itu tidak dapat turun dari tempat tidur karena keterbatasan fisiknya.
“Aku Sangat Takut . . .”
“Aku sangat takut.” Pesan memilukan itu dikirim seorang remaja kepada teman-temannya di Facebook, ketika ia bercerita kepada mereka tentang sejumlah tes kesehatan yang akan dijalaninya. Kemungkinan besar ia harus dirawat dan menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit yang berada di suatu kota yang berjarak tiga jam dari rumahnya. Dengan cemas ia menunggu kabar dari para dokter yang masih mencari tahu sumber dari sejumlah gangguan kesehatan serius yang sedang dialaminya.
Datang untuk Melayani
Tiba saatnya bagi gereja kami untuk mengangkat sejumlah pemimpin baru. Untuk melambangkan peran mereka sebagai pemimpin yang melayani, para penatua gereja berpartisipasi dalam pencucian kaki, sebuah upacara yang meninggalkan kesan mendalam. Tiap pemimpin—termasuk gembala gereja kami—mencuci kaki satu sama lain di hadapan jemaat yang menyaksikannya.
Kembaran
Konon ada yang mengatakan bahwa masing-masing dari kita memiliki satu kembaran. Maksudnya adalah seseorang yang tidak berhubungan darah dengan kita, tetapi wajahnya sangat mirip dengan kita.
Bernyanyi Bersama Violet
Seorang wanita lanjut usia bernama Violet sedang duduk di atas ranjang rumah sakitnya di Jamaika. Ia tersenyum saat sejumlah remaja datang menjenguknya. Udara tengah hari yang panas dan lembab membuat ruangan itu semakin sesak, tetapi Violet tidak mengeluh. Sebaliknya, ia mulai memikir-mikirkan sebuah lagu untuk dinyanyikannya. Akhirnya, sambil tersenyum lebar, ia pun bernyanyi, “Aku berlari, meloncat, melompat, memuji Tuhan!” Saat bernyanyi, ia mengayunkan lengannya ke depan dan ke belakang seolah-olah sedang berlari. Air mata pun membanjiri wajah orang-orang yang mengelilinginya, karena Violet tidak lagi mempunyai kaki. Violet berkata bahwa ia bernyanyi karena, “Yesus sayang padaku—dan di surga aku akan punya kaki untuk berlari.”
Belajar Bahasa
Saya berdiri di hadapan jemaat suatu gereja kecil di Jamaika dan menyapa mereka dengan dialek lokal, “Wah Gwan, Jamaika?” Reaksi yang saya terima lebih baik daripada yang saya harapkan—mereka semua tersenyum dan bertepuk tangan menyambut saya.