Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Leslie Koh

Setiap Napas

Ketika Tee Unn terserang penyakit autoimun langka yang melemahkan seluruh otot tubuhnya dan nyaris merenggut nyawanya, ia menyadari bahwa masih bisa bernapas adalah anugerah. Selama lebih dari seminggu, sebuah mesin harus memompa udara ke dalam paru-parunya beberapa detik sekali, dan itulah bagian menyakitkan dari perawatan yang harus dijalaninya.

Jam Tangan yang Berdetak

Suatu waktu, sekelompok orang sedang bekerja memotong bongkahan es dari sebuah danau yang membeku lalu menyimpannya dalam gudang es. Tiba-tiba salah seorang dari mereka menyadari bahwa jam tangannya hilang di dalam bangunan yang tidak berjendela itu. Ia dan teman-temannya berusaha mencari tetapi sia-sia. 

Jalan Panjang

Ketika rekan kerjanya satu per satu mendapat kenaikan jabatan, Benjamin merasa sedikit iri. “Mengapa kamu belum jadi manajer? Padahal kamu sudah pantas, lho,” kata teman-temannya kepada Benjamin. Namun, Ben memutuskan untuk menyerahkan kariernya kepada Allah. “Jika ini memang rencana-Nya bagiku, aku akan melakukan pekerjaanku dengan baik,” katanya kepada mereka.

Jalan Menyimpang

Buang-buang waktu saja, pikir Harley. Agen asuransinya terus memaksa agar mereka bertemu lagi. Harley tahu pertemuan tersebut akan kembali menjadi ajang promosi yang membosankan, tetapi ia memutuskan untuk memanfaatkan sebaik mungkin pertemuan tersebut sebagai kesempatan untuk berbicara tentang imannya.

Bersatu dalam Perpisahan

Ketika ditugaskan menangani sebuah proyek bersama rekan sekantornya, Tim, Alvin sangat bergumul. Hal itu karena masing-masing dari mereka memiliki ide yang sangat berbeda tentang cara mengerjakan proyek tersebut. Meski menghargai pendapat satu sama lain, gaya kerja mereka sangat berbeda sehingga konflik tampaknya takkan terhindarkan. Namun, sebelum konflik pecah, keduanya sepakat mendiskusikan perbedaan tersebut dengan atasan mereka, lalu mereka pun ditempatkan di tim kerja yang berbeda. Sungguh keputusan yang bijaksana. Hikmah yang diterima Alvin dari pengalaman tersebut adalah bahwa bersatu tidak selalu berarti melakukan sesuatu bersama-sama. 

Apakah Tuhan Menyertai?

Lela sedang berada di ambang kematian karena penyakit kanker, dan suaminya, Timothy, tidak mengerti mengapa Allah yang penuh kasih membiarkan istrinya menderita. Istrinya sudah lama melayani Tuhan sebagai guru Alkitab dan pembimbing bagi banyak orang. “Mengapa Engkau membiarkan hal ini terjadi?” serunya. Meski demikian, Timothy tetap setia beriman kepada Allah.

Rencana yang Dibelokkan

Rencana Jane menjadi ahli terapi wicara batal karena saat menjalani kerja magang, ia baru menyadari ternyata pekerjaan itu memberinya tekanan emosional yang terlalu berat. Namun, ia mendapat kesempatan menulis untuk sebuah majalah. Meski sama sekali tidak pernah membayangkan akan menjadi penulis, bertahun-tahun kemudian ia senang dapat melayani keluarga-keluarga miskin dengan membela kepentingan mereka lewat tulisan-tulisannya. “Saat melihat ke belakang, aku bisa mengerti mengapa Allah membelokkan rencana saya,” katanya. “Dia mempunyai rencana yang lebih besar bagiku.”

Berbeda Pendapat dengan Kasih

Ketika perdebatan sengit pecah menyusul diberlakukannya suatu undang-undang yang kontroversial di Singapura, umat Tuhan pun terbelah dua. Pihak yang satu menyebut pihak lawannya “berpikiran sempit” atau sebaliknya, mengkompromikan iman.

Indah di Mata Allah

Ketika Denise mulai berpacaran, ia mencoba mempertahankan tubuh langsingnya dan tampil modis, karena yakin dengan demikian ia akan terlihat lebih menarik bagi pacarnya. Lagipula, itulah nasihat yang diterimanya dari sejumlah majalah gaya hidup wanita. Ternyata, di kemudian hari, Denise baru mengetahui pendapat sang pacar yang sebenarnya. Ia berkata, “Aku tetap menyukaimu bahkan ketika kamu lebih gemuk dan tidak repot memikirkan baju apa yang akan kamu pakai.”